Mohon tunggu...
Dhya Salsabila
Dhya Salsabila Mohon Tunggu... Penulis - Mahsiswi

Orangnya ngangenin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Pendidikan Akhlak di Keluarga

26 Desember 2019   15:11 Diperbarui: 26 Desember 2019   15:18 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
caradirga.blogspot.com


Pentingnya Membangun Pendidikan Akhlak Anak Di Keluarga Sejak Dini

Akhlak sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari dan di masyarakat. Akhlak berasal dari bahasa Arab "Al Khulk" yang berarti tabiat, budi pekerti dan sifat yang ada dalam diri seseorang. Jadi akhlak adalah sifat yang telah melekat pada diri seseorang dan akan tercermin dari perilaku yang menunjukan sifat baik (akhlak yang baik) atau sifat buruk (akhlak yang buruk) orang tersebut.

Pendidikan akhlak seseorang anak harus dimulai dari rumah sebagai lingkungan yang terdekat dan madrasah pertama bagi anak-anak.  Orang tua berperan penting dalam mendidik anak agar melahirkan generasi yang berakhlak mulia. Akhlak pada anak harus ditanamkan sejak dini, karena anak akan terbiasa mengikuti apa yang orang tua ajarkan hingga Ia dewasa nanti.

Pendidikan akhlak di keluarga, dimulai sejak  dalam kandungan. Ibu saya mengatakan bahwa mulai dari kandungan ibu  membacakan ayat -- ayat  Al-Quran, selain melaksanakan shalat wajib, ibu sering melaksanakan shalat sunnah. Sejak saya di lahirkan dan menyusui ibu mengajarkan tersenyum ketika diajak mengobrol. Selain itu, setiap selesai shalat magrib dan subuh  ayah membacakan ayat Al-quran disebelah saya.

Ketika berusia 6 bulan Ibu mulai mengajarkan saya dari hal-hal yang sederhana. Seperti tersenyum dan mencium tangan ketika bertemu dengan orang yang lebih tua. Kegiatan seperti ini memang sederhana, namun anak akan terbiasa bersikap ramah dan memiliki rasa hormat kepada orang-orang yang lebih tua.

Ketika sudah mulai bisa berjalan dan berbicara orang tua  saya mengajarkan dan menanamkan tingkah laku yang baik, seperti berkata jujur, berkata yang baik, suka memberi, suka menolong orang lain dan menyayangi hewan disekitar, contohnya kucing. Dengan begitu tingkah laku positif akan tertanam kepada anak.

Selain itu, orang tua  membiasakan saya mempunyai aturan agar saya terarah dan agar terhindar dari pengaruh buruk lingkungan. Seperti belajar mandi dan makan sendiri, sebelum makan dibiasakan berdoa. Ikut ibu membersihkan rumah dan merapikan mainan ketika sudah bermain. Latihan shalat dengan mengikuti gerakan yang dilakukan orang dewasa.  

Saat saya sudah berusia 5 tahun, orang tua menyekolahkan di TK yang tidak jauh dari rumah, disana lah saya banyak mempelajari hal baru. Mengenal orang -- orang baru dan mulai bersosial di lingkungan luar. Disini saya diajarkan untuk berkata baik dan sopan kepada teman sebaya dan kepada orang yang lebih tua, belajar menghargai dan menghormati hak -- hak orang lain, belajar bersosialisasi, bernyanyi, menggambar, dan mewarnai. Selain itu saya diajakan mengaji setiap hari setelah solat magrib.

Setelah menyelesaikan sekolah di TK, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar yang juga tidak jauh dari rumah, saya pertama kali bersekolah dengan menggunakan sepeda yang di hadiahkan dari orang tua karena saya mendapatkan peringkat di TK, sebelum berangkat saya bersalaman dengan ibu dan ayah, kata ibu, saya harus berani berangkat ke sekolah sendiri tanpa di damping orang tua. Karena sejak TK saya sudah diajarkan untuk berani dan tidak boleh manja. 

Setiap pagi ibu membangunkan untuk shalat subuh, kemudian mandi, dan menyiapkan bekal untuk dibawa ke sekolah. Setiap pulang sekolah ibu atau ayah menanyakan apa saja yang saya lakukan disekolah, belajar tentang apa, dan mengulang kembali pelajaran yang diberikan oleh guru, dan mengerjakan PR jika ada.

Tak hanya itu, orang tua saya mengajarkan doa -- doa, shalat wajib dan shalat sunnah. Sejak saya TK saya sudah diajarkan puasa, selain puasa wajib ibu juga mengajarkan puasa sunnah. Jadi ketika pertama kali puasa saya banyak bertanya kepada ibu  kenapa kita harus berpuasa, kenapa kita tidak boleh makan dan minum. Ibu menjawab dengan tersenyum kemudian menjelaskan dengan baik kenapa kita harus berpuasa. 

Ibu mengatakan kita harus jujur dan tidak boleh mengambil kesempatan makan atau minum jika tidak ada orang karena Allah Swt., akan mengawasi dan melihat perbuatan kita.

Orang tua saya selalu memberi perhatian, kasih sayang  yang tak pernah kurang. Setiap saya berhasil mendapatkan peringkat di kelas atau prestasi lainnya orang tua saya selalu memberikan penghargaan dengan mengajak saya jalan-jalan ke tempat wisata, atau membelikan barang yang bermanfaat.

Setelah menyelesaikan SD, saya mendapatkan hasil yang menurut saya sangat baik dan melanjutkan SMP dengan jalur undangan. Di sanalah saya melihat bahwa orang tua saya bangga telah mendidik saya dengan baik, walaupun masih banyak kekurangan. 

Orang tua saya berpesan, bahwa kita tidak boleh sombong atas hasil yang telah kita dapatkan, atau apa yang kita punya, karena itu hanya titipan dan penghargaan atas usaha yang telah kita lakukan.

Setelah menyelesaikan SMP saya melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi, yaitu SMA. Disinilah banyak dampak positif dan negative yang harus saya hadapi. 

Pergaulan, pengaruh lingkungan dan teman harus saya pilah agar tidak terjerumus ke hal -- hal yang tidak baik. Orang tua berperan sangat penting dalam mengarahkan kedalam lingkungan dan pertemanan yang baik. Kebiasaan -- kebiasaan saya sejak TK sampai SMA tidak banyak yang berubah ketika hendak sekolah, yaitu bersalaman dengan orang tua, meminta restu agar sekolah berjalan dengan lancar dan tidak lupa membawa bekal.

Hingga kini saya sudah memasuki dunia perkuliahan, yang mengharuskan saya jauh dari orang tua. Belajar mandiri, memenejemen waktu dan uang dengan baik. Memilah lingkungan dan teman yang menurut saya mengarahkan ke hal -- hal yang baik, benar dan bermanfaat.
Itulah cerita tentang pendidikan akhlak di keluarga saya, semoga dapat di ambil hikmahnya dan diambil contoh  - contoh yang baik.

Terimakasih :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun