Mohon tunggu...
Doni hidayat
Doni hidayat Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Universitas Islam Negeri Shultan Thaha Saifuddin Jambi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Matrealisme Karl Marx

22 Desember 2024   01:11 Diperbarui: 22 Desember 2024   01:15 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjabarkan perkembangan filsafat dari abad 19 tak luput dari teori matrealisme yang dikembangan oleh Karl Marx, Pemikiran Karl Marx juga termasuk perkembangan filosof-filosof sebelumnya yang banyak mengembangan pemikiran dan ilmu pengetahuan,Abad 19 ditandai oleh optimisme besar terhadap datangnya zaman baru yang lebih baik, para sarjana ilmu alam berkeyakinan lahirnya industrialisasi yang dapat menciptakan kemakmuran manusia. Para ilmuan sosial juga mempunyai pandangan yang sama bahwa mereka akan mampu menemukan hukum-hukum sosial yang dapat diterapkan dalam masyarakat. 

BOGRAFI KARL MARX

Karl Marx (1818--1883) adalah seorang filsuf, ekonom, sejarawan, sosiolog, dan revolusioner asal Jerman yang terkenal sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah intelektual dan politik modern. Lahir di Trier, Jerman, Marx menempuh pendidikan filsafat di Universitas Bonn dan Berlin, tempat ia mulai mengembangkan pandangan kritis terhadap masyarakat kapitalis. Bersama Friedrich Engels, Marx menulis Manifesto Komunis (1848), sebuah dokumen yang menyerukan persatuan kaum pekerja untuk melawan ketimpangan sosial dan ekonomi yang diciptakan oleh kapitalisme. Karya utamanya, Das Kapital, menganalisis dinamika ekonomi kapitalis dan menciptakan kerangka teoretis yang menjadi dasar bagi teori Marxisme. Sepanjang hidupnya, Marx mendedikasikan dirinya untuk memahami dan mengubah kondisi kehidupan kelas pekerja, meskipun banyak dari gagasannya baru memperoleh pengakuan luas setelah kematiannya. Pemikiran Marx telah memengaruhi berbagai gerakan politik dan sosial di seluruh dunia, serta melahirkan berbagai interpretasi dan kritik yang terus diperdebatkan hingga hari ini.

TEORI MATREALISME KARL MARX

Karl Marx mengembangkan teori materialisme historis sebagai upaya untuk memahami dinamika sejarah dan perubahan sosial berdasarkan kondisi material dan ekonomi yang mendasarinya. Ia meyakini bahwa sejarah manusia tidak digerakkan oleh ide-ide abstrak semata, seperti yang dikemukakan oleh idealisme Hegelian, tetapi oleh kebutuhan material dan aktivitas produksi. Marx melihat bahwa kehidupan manusia ditentukan oleh cara mereka menghasilkan dan mendistribusikan kebutuhan hidup, serta hubungan sosial yang muncul dari aktivitas ekonomi tersebut. Teori ini lahir dari pengamatannya terhadap ketimpangan sosial yang terjadi selama Revolusi Industri, di mana kapitalisme menciptakan jurang yang tajam antara kelas borjuis, pemilik alat produksi, dan kelas proletar, para pekerja yang dieksploitasi. Bagi Marx, kapitalisme adalah sistem yang penuh kontradiksi, karena keuntungan yang dinikmati segelintir orang bergantung pada penderitaan mayoritas. Dengan merumuskan materialisme historis, Marx tidak hanya berusaha menjelaskan mengapa ketidakadilan ini terjadi, tetapi juga memberikan kerangka teoretis untuk mendorong perubahan sosial yang revolusioner. Ia percaya bahwa transformasi dalam struktur ekonomi akan membawa perubahan besar dalam sistem sosial, politik, dan budaya masyarakat. 

Dalam arti yang sempit, materialisme adalah teori yang mengatakan bahwa semua bentuk dapat diterangkan menurut hukum yang mengatur materi dan gerak. Benda-benda organik atau bentuk-bentuk yang lebih tinggi dalam alam hanya merupakan bentuk yang lebih kompleks daripada bentuk in-organik atau bentuk yang lebih rendah; bentuk yang lebih tinggi tidak mengandung materi atau energi baru dan prinsip sains fisik adalah cukup untuk menerangkan segala yang terjadi atau yang ada. Semua proses alam, baik organik atau in-organik telah dipastikan dan dapat diramalkan jika segala fakta tentang kondisi sebelumnya dapat diketahui.

Dalam materialisme, tidak ada sesuatu selain materi. Pikiran (roh, kesadaran, jiwa) adalah materi yang sedang bergerak. Sebagai teori, materialisme menyangkal kenyataan roh, sedangkan sebagai metode, materialisme membuat abstraksi-abstraksi yang inmaterial berdasarkan kondisi-kondisi materialnya, yang dimaksud dengan 'materi' di sini bukan hanya materi yang menyangkut ruang dan waktu, melainkan juga apa yang lebih rendah dibandingkan dengan apa yang lebih tinggi. Pada sudut ekstrem lainnya, materialisme merupakan keyakinan bahwa pikiran sungguh-sungguh ada tetapi disebabkan oleh perubahan-perubahan material dan sama sekali tergantung pada materi. Pikiran ini tidak memiliki kedayagunaan kausal, juga tidak mutlak perlu untuk berfungsinya alam semesta material. 

Karl Marx (1818-1883) untuk merubah anggapan tentang kebendaan yang selama ini hanya berkisar tentang segala susuatu yang tampak dan kemudian menggeser anggapan tersebut . Penggeseran anggapan ini seiring dengan adanya pemberian defenisi baru tentang materi. Menurutnya, materi tidak hanya sebuah kebendaan di luar manusia melainkan kesadaran manusia beserta pergerakan masyarakat dapat dikategorikan kedalam materi. Pendefenisian ini terjadi dikarenakan Marx menyusun filsafat sejarah dan berkesimpulan bahwa segala gerakan sosial bersumber dari ekonomi Pendefenisian ini tentu dilakukan seiring dengan lahirnya teori Materialisme historis yang dilahirkannya. Pun demikian, faham ini kemudian berkembang dan memberikan pengaruh cukup besar, ini dapat di buktikan dengan lahirnya sebuah teori yang disebut-sebut sebagai pembenaran atas teori materalisme historis, yakni Materialisme-dialektis sebuah sumbangan terbesar bagi Materialisme pada abad ke19 yang di cetuskan oleh Engels (1820-1895). 

Frederick Engels lebih berjasa daripada pemikiran Marx dalam menarik dan membuat orang memeluk Marxisme, yang merupakan gerakan politik paling berpengaruh di zaman modern. Engels bukan hanya Bapak dari materialisme dialektis dan historis tetapi juga menjadi sejarawan, antropolog, filsuf Marxis pertama, dan dia juga menjadi komentator pertama Marx. Materialisme dialektis dan historis itu menjadi filsafat resmi sejarah dan ilmu pengetahuan di banyak negara komunis.

Mengapa teori karl marx banyak di gunakan oleh negara komunis?

Teori Karl Marx diadopsi oleh negara-negara komunis karena ide-idenya memberikan landasan teoretis untuk menciptakan masyarakat tanpa kelas yang berkeadilan sosial dan ekonomi. Marx mengkritik kapitalisme sebagai sistem yang eksploitatif, di mana kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir pemilik modal, sementara mayoritas pekerja hidup dalam kondisi kemiskinan. Pandangan ini sejalan dengan tujuan negara-negara komunis untuk menghapuskan eksploitasi dan ketimpangan sosial. Dalam karyanya, Marx mengusulkan bahwa perubahan revolusioner melalui perjuangan kelas adalah jalan menuju pembentukan masyarakat sosialis, sebagai tahap awal sebelum tercapainya komunisme.

Negara-negara seperti Uni Soviet dan Tiongkok mengadopsi Marxisme karena mereka melihat teori ini sebagai alat untuk membangun struktur masyarakat baru yang lebih egaliter setelah menggulingkan sistem lama yang dianggap menindas. Pemikiran Marx tentang penghapusan kepemilikan pribadi atas alat produksi dan pengelolaan ekonomi secara kolektif dianggap relevan dalam upaya mewujudkan pemerataan kesejahteraan. Selain itu, konsep perjuangan kelas yang diusung Marx memberikan justifikasi ideologis bagi partai-partai komunis untuk memobilisasi rakyat dalam revolusi melawan kaum borjuis.

Meskipun demikian, penerapan teori Marx di berbagai negara sering kali mengalami modifikasi dan interpretasi sesuai dengan konteks politik, sosial, dan budaya setempat. Pemimpin seperti Lenin, Stalin, dan Mao Zedong menambahkan elemen-elemen baru ke dalam Marxisme untuk menyesuaikan teori dengan kebutuhan praktis mereka, menciptakan varian yang dikenal sebagai Marxisme-Leninisme atau Maoisme. Namun, esensi dasar dari ajaran Marx---yaitu cita-cita menciptakan masyarakat tanpa kelas yang adil dan bebas dari eksploitasi---tetap menjadi inti dari ideologi negara-negara komunis.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun