Pada tanggal 27 April 2018, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyebrangi Zona Demiliterisasi Korea untuk pertama kalinya, bertemu dengan pemimpin Korea Selatan, Moon Jae In, kedua pihak berbicara soal denuklirisasi dan perdamaian yang ditunggu-tunggu. Ini merupakan salah satu momen bersejarah dan juga merupakan peristiwa terbaru dalam konflik yang berlangsung hampir 70 tahun. Inilah ringkasan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Perang Korea.
Terbentuknya Dua Korea
Dari tahun 1910 hingga 1945, Korea berada di bawah kendali Kekaisaran Jepang setelah proses integrasi panjang yang dimulai dengan Perjanjian Jepang-Korea tahun 1876 dan setelah Perang Dunia II, Korea jatuh di bawah kendali Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada Agustus 1945, mereka akhirnya memutuskan untuk membagi semenanjung Korea di sepanjang the 38th Parallel. Uni Soviet menduduki daerah di garis utara dan Amerika Serikat menduduki daerah di selatannya.
Segera setelah itu, pemerintahan utara komunis yang didukung oleh Uni Soviet, yang berbasis di Pyongyang, mendeklarasikan dirinya sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea. Pemimpinnya adalah Kim Il-Sung, yang berjuang bersama pasukan komunis selama perang saudara Tiongkok dan merupakan kakek dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-Un.
Walaupun kedua rezim ini tidak stabil, keduanya sama-sama menolak legitimasi yang lain dan menganggap dirinya sebagai satu-satunya penguasa resmi Korea. Pertikaian perbatasan antara keduanya sudah sering terjadi bahkan sebelum Perang Korea dimulai.
Dimasa-masa awal Perang Dingin, ketegangan antara kedua kubu pemerintahan ini semakin meningkat. Dengan penyebaran paham komunisme yang semakin meningkat dari Uni Soviet, Amerika Serikat percaya bahwa tidak ada pilihan lain selain menujukkan komitmennya pada konsep kebijakan "containment"-nya atau kebijakan yang berupaya untuk menjaga komunisme agar tidak menyebar ke negara-negara lain.
Perang Korea
Pada 25 Juni 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan dan perang sesungguhnya pun dimulai. Korea Utara, yang didukung oleh Uni Soviet dan Tiongkok, datang melewati the 38th Parallel dan terlibat pertempuran dengan pasukan Korea Selatan. Sebagai tanggapan, Dewan Keamanan PBB memberikan bantuan kepada Korea Selatan dan segera mulai mengirimkan pasukannya. Secara keseluruhan, 21 negara berkontribusi terhadap pasukan PBB, tetapi dukungan utama datang dari Amerika Serikat, yang menyediakan sekitar 90% personel militer.
Uni Soviet mendukung Korea Utara pada awal perang, memberinya senjata, tank dan saran strategis. Namun, Tiongkok muncul sebagai pengganti sekutu terpentingnya, mengirim tentara untuk bertempur di Korea sebagai cara untuk menjauhkan konflik dari perbatasan negaranya dan juga sebagai cara pemimpin Tiongkok saat itu, Mao Zedong, berterima kasih kepada Komunis Korea yang berjuang dalam perang saudara Tiongkok sebelumnya.
Secara teknis, Perang Korea tidak pernah berakhir. Namun, pertempuran berhenti ketika Korea Utara, Tiongkok dan Amerika Serikat mencapai gencatan senjata pada tahun 1953.
Pada Juli 1951, Utara dan Selatan memulai pembicaraan damai di Panmunjom, sebuah desa yang terletak hampir persis di the 38th Parallel. Selama dua tahun kedepan, negosiasi terhenti, pertempuran berlanjut di sepanjang garis depan baru di the 38th Parallel, kampanye pemboman terjadi, jet tempur terlibat dalam pertempuran udara-ke-udara untuk pertama kalinya dalam sejarah dan masih tidak ada pihak yang berhasil membuat persetujuan perdamaian.
Wacana Perjanjian Perdamian Resmi
Hingga hari ini, semenanjung Korea masih terbagi seperti tahun 1953. Sudah hampir 70 tahun, tetapi DMZ Korea masih dipatroli oleh pasukan dan dijaga dengan ranjau dan artileri karena memang secara teknis perang belum benar-benar berakhir.
Hasil pertemuannya antara lain:
1. Korea Selatan dan Korea Utara akan meningkatkan hubungan demi kesejahteraan bersama dan bersatu kembali secara mandiri;
a. membentuk kantor komunikasi bersama di Kaesong
b. mengerjakan proyek-proyek yang disepakati dalam Deklarasi 4 Oktober
2. Korea Selatan dan Korea Utara akan bekerja sama mengurangi ketegangan militer;
a. menghentikan semua pertikaian
b. membuat zona damai di Laut Barat dekat dengan Garis Batas Utara
c. mengadakan pertemuan militer
3. Korea Selatan dan Korea Utara akan bekerja sama mewujudkan perdamaian abadi Semenanjung Korea;
a. tidak menggunakan cara-cara militer
b. mengurangi anggara militer
c. mewujudkan perdamaian melalui perlucutan nuklir seutuhnya.
Jika memang semua pihak benar-benar serius untuk merealisasikan perjanjian damai resmi di akhir tahun ini, setelah 70 tahun lamanya akhirnya Perang Korea bisa berakhir pada tahun 2019. Masih banyak yang bisa terjadi sampai dengan akhir tahun karena dalam dunia politik tidak ada yang pasti, kedua belah pihak terutama Korea Selatan dan Korea Utara harus bisa menjaga tensi perdamaian di kedua negara dan tidak boleh terlalu terbawa dengan pihak-pihak ketiga yang sebenarnya tidak terlalu menginginkan perdamaian di semenanjung Korea ini untuk alasan kepentingannya sendiri jika memang perjanjian perdamaian itu ingin benar-benar direalisasikan.
Referensi:
1. https://www.history.com/topics/korean-war/pictures
2. https://lifehacker.com/a-brief-history-of-the-korean-war-1825653259
3. https://www.nytimes.com/2018/01/01/world/asia/korean-war-history.html
4. http://time.com/3915803/korean-war-1950-history/
5. https://www.britannica.com/event/Korean-War
6. https://www.youtube.com/watch?v=FXcFmXGKlfw
7. Koran Kompas edisi Sabtu, 28 April 2018 hal. 8
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H