Mohon tunggu...
Rahmadhona
Rahmadhona Mohon Tunggu... Administrasi - International Affairs Graduate

"and one day, a girl with book will the girl writing them.."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sejarah Singkat Perang Korea

3 Mei 2018   19:54 Diperbarui: 4 Mei 2018   11:47 8236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 27 April 2018, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyebrangi Zona Demiliterisasi Korea untuk pertama kalinya, bertemu dengan pemimpin Korea Selatan, Moon Jae In, kedua pihak berbicara soal denuklirisasi dan perdamaian yang ditunggu-tunggu. Ini merupakan salah satu momen bersejarah dan juga merupakan peristiwa terbaru dalam konflik yang berlangsung hampir 70 tahun. Inilah ringkasan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Perang Korea.

Terbentuknya Dua Korea

Dari tahun 1910 hingga 1945, Korea berada di bawah kendali Kekaisaran Jepang setelah proses integrasi panjang yang dimulai dengan Perjanjian Jepang-Korea tahun 1876 dan setelah Perang Dunia II, Korea jatuh di bawah kendali Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada Agustus 1945, mereka akhirnya memutuskan untuk membagi semenanjung Korea di sepanjang the 38th Parallel. Uni Soviet menduduki daerah di garis utara dan Amerika Serikat menduduki daerah di selatannya.

The 38th Parallel
The 38th Parallel
Pada tahun 1948, pemerintahan selatan anti-komunis yang didukung Amerika Serikat, yang berbasis di Seoul, mendeklarasikan dirinya sebagai Republik Korea dan dipimpin oleh Syngman Rhee, yang tinggal di pengasingan di Amerika Serikat selama bertahun-tahun dan ditetapkan sebagai pemimpin Korea Selatan oleh the Office of Strategic Services, pendahulu dari Central Intelligence Agency.

Segera setelah itu, pemerintahan utara komunis yang didukung oleh Uni Soviet, yang berbasis di Pyongyang, mendeklarasikan dirinya sebagai Republik Rakyat Demokratik Korea. Pemimpinnya adalah Kim Il-Sung, yang berjuang bersama pasukan komunis selama perang saudara Tiongkok dan merupakan kakek dari pemimpin Korea Utara saat ini, Kim Jong-Un.

Walaupun kedua rezim ini tidak stabil, keduanya sama-sama menolak legitimasi yang lain dan menganggap dirinya sebagai satu-satunya penguasa resmi Korea. Pertikaian perbatasan antara keduanya sudah sering terjadi bahkan sebelum Perang Korea dimulai.

Dimasa-masa awal Perang Dingin, ketegangan antara kedua kubu pemerintahan ini semakin meningkat. Dengan penyebaran paham komunisme yang semakin meningkat dari Uni Soviet, Amerika Serikat percaya bahwa tidak ada pilihan lain selain menujukkan komitmennya pada konsep kebijakan "containment"-nya atau kebijakan yang berupaya untuk menjaga komunisme agar tidak menyebar ke negara-negara lain.

Perang Korea

Pada 25 Juni 1950, Korea Utara menginvasi Korea Selatan dan perang sesungguhnya pun dimulai. Korea Utara, yang didukung oleh Uni Soviet dan Tiongkok, datang melewati the 38th Parallel dan terlibat pertempuran dengan pasukan Korea Selatan. Sebagai tanggapan, Dewan Keamanan PBB memberikan bantuan kepada Korea Selatan dan segera mulai mengirimkan pasukannya. Secara keseluruhan, 21 negara berkontribusi terhadap pasukan PBB, tetapi dukungan utama datang dari Amerika Serikat, yang menyediakan sekitar 90% personel militer.

The 1st Cavalry in Korea, July 1950. (The LIFE Picture Collection/Getty Images)
The 1st Cavalry in Korea, July 1950. (The LIFE Picture Collection/Getty Images)
Pada awalnya, perang ini merupakan perang defensif bagi Amerika Serikat dan Sekutu untuk mengusir komunis keluar dari Korea Selatan, namun tentara Korea Utara didisiplinkan dengan baik, terlatih dan dilengkapi dengan persenjataan baik. Sedangkan kekuatan Korea Selatan sebaliknya, ketakutan, bingung dan cenderung ingin melarikan diri dari medan perang. Terlebih lagi saat itu adalah salah satu musim panas terparah dan tentara Amerika Serikat terpaksa untuk meminum air dari sawah yang sudah terkontaminasi dengan kotoran manusia sehingga muncul penyakit-penyakit yang menjangkit para tentara. Ini tentunya merupakan kerugian besar bagi Amerika Serikat dan pihak Sekutu.

Uni Soviet mendukung Korea Utara pada awal perang, memberinya senjata, tank dan saran strategis. Namun, Tiongkok muncul sebagai pengganti sekutu terpentingnya, mengirim tentara untuk bertempur di Korea sebagai cara untuk menjauhkan konflik dari perbatasan negaranya dan juga sebagai cara pemimpin Tiongkok saat itu, Mao Zedong, berterima kasih kepada Komunis Korea yang berjuang dalam perang saudara Tiongkok sebelumnya.

Korean Soldiers
Korean Soldiers
Gencatan Senjata

Secara teknis, Perang Korea tidak pernah berakhir. Namun, pertempuran berhenti ketika Korea Utara, Tiongkok dan Amerika Serikat mencapai gencatan senjata pada tahun 1953.

Pada Juli 1951, Utara dan Selatan memulai pembicaraan damai di Panmunjom, sebuah desa yang terletak hampir persis di the 38th Parallel. Selama dua tahun kedepan, negosiasi terhenti, pertempuran berlanjut di sepanjang garis depan baru di the 38th Parallel, kampanye pemboman terjadi, jet tempur terlibat dalam pertempuran udara-ke-udara untuk pertama kalinya dalam sejarah dan masih tidak ada pihak yang berhasil membuat persetujuan perdamaian.

Indentification is worn by U.S. flyer at base. Sign, in Korean, asks help should he be shot down. (The LIFE Picture Collection/Getty Images)
Indentification is worn by U.S. flyer at base. Sign, in Korean, asks help should he be shot down. (The LIFE Picture Collection/Getty Images)
Akhirnya setelah lebih dari dua tahun bernegosiasi, pihak Utara sepakat untuk menandatangani gencatan senjata pada tanggal 27 Juli 1953. Perjanjian itu memungkinkan para tahanan perang untuk tetap di tempat yang mereka sukai (antara Korea Utara dan Korea Selatan), menarik batas baru dekat the 38th Parallel yang memberikan Korea Selatan wilayah seluas lebih dari 1.500 mil persegi dan menciptakan "zona demiliterasi" seluas 2 mil yang masih ada hingga saat ini.

Korean and China POWs
Korean and China POWs
Korea Selatan tidak menyetujui gencatan senjata tersebut. Perjanjian ini hanya ditandatangani oleh pihak Amerika Serikat, perwakilan PBB, Korea Utara dan Tiongkok, karena pihak Korea Selatan percaya bahwa mereka harus terus memperbesar jumlah tentaranya untuk melakukan mars sepanjang jalan menuju Sungai Yalu dan mempersatukan negara Korea secara tuntas. Meskipun gencatan senjata sudah berlangsung lama, tidak ada perjanjian perdamian resmi yang pernah ditandatangani, sehingga perang secara teknis berlanjut sampai hari ini.

Civilians and soldiers stood beneath a banner during a demonstration in Seoul in April 1953 against resumption of the Korean peace talks.
Civilians and soldiers stood beneath a banner during a demonstration in Seoul in April 1953 against resumption of the Korean peace talks.
Korban Perang Korea

Korean War Casualties
Korean War Casualties
Perang Korea relatif singkat tetapi sangat berdarah. Hampir 5 juta orang meninggal. Lebih dari separuhnya adalah warga sipil. 2 juta warga sipil Korea, 1,5 juta pasukan komunis, 400.000 tentara Korea Selatan, 40.000 pasukan Amerika Serikat, ditambah lebih dari 100.000 yang terluka dan masih bvanyak lagi. Tingkat korban sipil ini lebih tinggi daripada Perang Dunia II dan Perang Vietnam.

Wacana Perjanjian Perdamian Resmi

Hingga hari ini, semenanjung Korea masih terbagi seperti tahun 1953. Sudah hampir 70 tahun, tetapi DMZ Korea masih dipatroli oleh pasukan dan dijaga dengan ranjau dan artileri karena memang secara teknis perang belum benar-benar berakhir.

Kim Jong-Un dan Moon Jae-In
Kim Jong-Un dan Moon Jae-In
Tetapi tanggal 27 April 2018 lalu, para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan bertemu dan setuju untuk menandatangani perjanjian perdamaian resmi pada akhir tahun. Kim Jong-Un, pemimpin Korea Utara, menyebrangi DMZ ke Korea Selatan untuk berbicara dengan pemimpin Korea Selatan, Moon Jae-In, dalam KTT yang belum pernah terjadi sebelumnya di Panmunjom. Korea Utara setuju untuk bekerja sama menuju denuklirisasi lengkap selama Amerika Serikat dan Korea Selatan menyetujui perjanjian perdamaian resmi.

Hasil pertemuannya antara lain:

1. Korea Selatan dan Korea Utara akan meningkatkan hubungan demi kesejahteraan bersama dan bersatu kembali secara mandiri;

a. membentuk kantor komunikasi bersama di Kaesong

b. mengerjakan proyek-proyek yang disepakati dalam Deklarasi 4 Oktober

2. Korea Selatan dan Korea Utara akan bekerja sama mengurangi ketegangan militer;

a. menghentikan semua pertikaian

b. membuat zona damai di Laut Barat dekat dengan Garis Batas Utara

c. mengadakan pertemuan militer

3. Korea Selatan dan Korea Utara akan bekerja sama mewujudkan perdamaian abadi Semenanjung Korea;

a. tidak menggunakan cara-cara militer

b. mengurangi anggara militer

c. mewujudkan perdamaian melalui perlucutan nuklir seutuhnya.

Jika memang semua pihak benar-benar serius untuk merealisasikan perjanjian damai resmi di akhir tahun ini, setelah 70 tahun lamanya akhirnya Perang Korea bisa berakhir pada tahun 2019. Masih banyak yang bisa terjadi sampai dengan akhir tahun karena dalam dunia politik tidak ada yang pasti, kedua belah pihak terutama Korea Selatan dan Korea Utara harus bisa menjaga tensi perdamaian di kedua negara dan tidak boleh terlalu terbawa dengan pihak-pihak ketiga yang sebenarnya tidak terlalu menginginkan perdamaian di semenanjung Korea ini untuk alasan kepentingannya sendiri jika memang perjanjian perdamaian itu ingin benar-benar direalisasikan.


Referensi:

1. https://www.history.com/topics/korean-war/pictures

2. https://lifehacker.com/a-brief-history-of-the-korean-war-1825653259

3. https://www.nytimes.com/2018/01/01/world/asia/korean-war-history.html

4. http://time.com/3915803/korean-war-1950-history/

5. https://www.britannica.com/event/Korean-War

6. https://www.youtube.com/watch?v=FXcFmXGKlfw

7. Koran Kompas edisi Sabtu, 28 April 2018 hal. 8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun