Mohon tunggu...
Rahmadhona
Rahmadhona Mohon Tunggu... Administrasi - International Affairs Graduate

"and one day, a girl with book will the girl writing them.."

Selanjutnya

Tutup

Politik

Senjata Pemusnah Masal; Sejarah dan Perkembangannya

26 Januari 2017   18:45 Diperbarui: 26 Januari 2017   19:27 10002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
A.S. menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki | untoldhistory.com

Senjata pemusnah masal atau senjata nuklir adalah senjata yang mendapat tenaga dari reaksi nuklir dan mempunyai daya pemusnah yang dahsyat. Sebuah bom nuklir mampu memusnahkan sebuah kota. Senjata nuklir telah digunakan hanya dua kali dalam pertempuran; semasa Perang Dunia II oleh Amerika Serikat terhadap kota-kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. 

Pada masa itu daya ledak bom nuklir yg dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki sebesar 20 kilo (ribuan) ton TNT. Sedangkan bom nuklir sekarang yang banyak dikembangkan oleh negara-negara di dunia bisa berdaya ledak lebih dari 70 mega (jutaan) ton TNT. Senjata nuklir kini dapat dilancarkan melalui berbagai cara, seperti melalui pesawat pengebom, peluru kendali, peluru kendali balistik dan peluru kendali balistik jarak benua.

Sebelum dikembangkan menjadi sebuah senjata pemusnah masal, nuklir sebenarnya sudah banyak digunakan untuk keperluan energi pembangkit listrik. Namun pada masa Perang Dunia II, tepatnya pada 1940, pemerintah AS menyetujui dana sebesar 6.000 dolar untuk membiayai pembuatan bom atom itu. Proyek yang disebut sebagai proyek Manhattan adalah proyek riset dan pengembangan pada Perang Dunia II untuk mengembangkan senjata nuklir pertama. 

Proyek ini dipimpin oleh Amerika Serikat dengan bantuan dari Britania Raya dan Kanada. Risetnya diatur oleh fisikawan Amerika Julius Robert Oppenheimer, dan keseluruhan oleh Jenderal Leslie R. Groves setelah menjadi jelas bahwa senjata berdasarkan fisi nuklir dapat dikembangkan dan bahwa Jerman Nazi juga sedang mengembangkan senjata sejenis. Usaha yang mirip juga dijalankan di Uni Soviet yang dikepalai oleh Igor Kurchatov, di Jerman dikepalai oleh Werner Heisenberg dan di Jepang yang dijalankan selama Perang Dunia II.

Pada tahun 1945, bom atom pertama dijatuhkan di bumi tepatnya di kota Nagasaki dan Hiroshima, Jepang. Dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; kurang lebih separuh korban di setiap kota tewas pada hari pertama. Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang yang tewas karena efek luka bakar, penyakit radiasi dan cedera lain disertai sakit dan kekurangan gizi. Di dua kota tersebut, sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil. Besarnya kekuatan atom tersebut yang disertai dengan kehancuran dan kematian yang begitu dahsyat, membuat jepang menyerah kepada sekutu dan mengakhiri Perang Dunia II dengan dimenangi oleh Sekutu.

Bom atom di Nagasaki | http://antiquehistory.ru/
Bom atom di Nagasaki | http://antiquehistory.ru/
xgallery.com/nagasaki-atomic-bomb-name.html
xgallery.com/nagasaki-atomic-bomb-name.html
Semenjak itu, negara-negara Sekutu mulai banyak mengembangkan senjata nuklir dan pucaknya pada era Perang Dingin antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dimana dunia dibayangi oleh perang nuklir yang dapat memusnahkan separuh isi dunia jika kedua negara tersebut memutuskan untuk menembakan senjata nuklirnya. 

Hal ini membuat negara-negara lain merasa terancam dan mulai mencoba mengembangkan juga senjata nuklir. Hingga pada 1 Juli 1968 ditandangani sebuah perjanjian yang diikuti oleh 187 negara berdaulat yaitu Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Perjanjian ini memiliki tiga pokok utama, yaitu nonproliferasi, perlucutan, dan hak untuk menggunakan teknologi nuklir untuk kepentingan damai. Dalam Perjanjian ini terdapat 5 negara yang diperbolehkan oleh NPT untuk memiliki senjata nuklir:

Lima negara pemilik senjata nuklir (Nuclear Weapon States / NWS) ini setuju untuk tidak mentransfer teknologi senjata nuklir maupun hulu ledak nuklir ke negara lain, dan negara-negara non-NWS setuju untuk tidak meneliti atau mengembangkan senjata nuklir. Namun, perjanjian ini nampaknya tidak bisa mencapai tujuannya karena hanya sebagian negara saja yang tetap patuh dengan perjanjian tersebut bahkan beberapa negara memilih keluar agar dapat mengembangkan senjata nuklirnya. 

Terdapat beberapa faktor yang dapat menjelaskan terjadinya penyebaran pengembangan senjata nuklir di dunia salah satunya adalah adanya security dillema karena negara tetangga atau negara di kawasannya sudah memiliki kemampuan atau sedang mengembangkan senjata nuklir, seperti yang terjadi antara Pakistan dan India yang memilih keluar dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir. Kedua, karena kepemilikan nuklir dapat meningkatkan pengaruh negara tersebut dalam politik global, seperti yang terjadi pada Korea Utara dan Tiongkok saat ini. 

Kedua negara ini rutin memarken senjata nuklir terbarunya dan keberhasilan percobaan senjata nuklirnya agar 'disegani' oleh negara lain terutama oleh rival mereka. Korea Utara bahkan saat ini sudah memiliki tiga tipe peluru kendali yang salah satunya berdaya jelajah 8000 kilometer. Dengan Taepodong 2, Pyongyang bisa menghantam Kanada, Eropa dan Amerika Serikat.

Korea Utara sedang menggelar parade militer dan memamerkan rudal nuklirnya | hispantv.com
Korea Utara sedang menggelar parade militer dan memamerkan rudal nuklirnya | hispantv.com
Korea Utara menyatakan telah berhasil mengadakan lima kali uji coba nuklir, tahun 2006, 2009, 2013 dan pada bulan Januari serta September 2016. Sanksi yang diberikan negara-negara besar dan PBB tidak dapat menakuti dan menghentikan Korea Utara dari proyeknya tersebut. Bulan Maret 2013 sesudah perang diplomasi dengan Amerika dan penerapan sanksi baru dari PBB, Pyongyang berjanji menghidupkan kembali fasilitas nuklir di Yongbyon. Tahun 2015, operasi normal di Yongbyon telah berlangsung.

Tiongkok yang sedang berusaha menjadi negara hegemoni menggeser AS juga gemar memamerkan kekuatan nuklirnya. AS dan Rusia bukannya tidak mempunyai senjata nuklir, bahkan 2 negara ini adalah negara dengan senjata nuklir terbesar di dunia.

China pamer rudal nuklir terbaru dalam parade militer besar-besaran di Beijing | CubaSi.com
China pamer rudal nuklir terbaru dalam parade militer besar-besaran di Beijing | CubaSi.com
Bahayanya, senjata nuklir saat ini banyak dikembangkan secara diam-diam oleh negara-negara yang dinilai belum 'mampu' untuk mempunyai senjata pemusnah masal tersebut. Belum mampu disini adalah untuk mengamankan senjata tersebut agar tidak sampai ke tangan yang salah dan belum mampu menahan diri untuk tidak menyerang negara lain dengan senjata tersebut. Seperti kekhawatiran India terhadap senjata nuklir Pakistan, India berdalih bahwa politik Pakistan sendiri belum stabil dan masih banyak teroris yang menguasai negara tersebut, sehingga dikhawatirkan senjata nuklir akan jatuh ke tangan yang teroris. 

Iran juga saat ini dipercayai mempunyai senjata nuklir karena merasa terancam dengan Israel yang dipercayai juga mengembangkan senjata nuklir. 5 negara yang diperbolehkan mengembangkan senjata nuklir pun tidak bisa konsisten dengan perjanjiannya. Tiongkok kini menjadi pemasok dan penasehat bagi pengembangan senjata nuklir Pakistan. AS menjadi 'teman dekat' Israel termasuk dalam pengembangan senjata nuklir Israel yang dipercaya dilakukan secara diam-diam walaupun Israel membantah. AS juga mempunyai perjanjian bilateral dengan India terkait senjata nuklir. Tapi, disatu sisi AS begitu menentang pengembangan senjata nuklir yang dilakukan Pakistan dan Iran. 

Padahal, dalam Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, 5 negara yang boleh mengembangkan senjata nuklir tidak boleh menyebarkan senjata dan sistem senjata ke negara-negara yang sebelumnya tidak memiliki senjata atau sistem senjata tersebut. 5 negara tersebut juga sepakat untuk tidak mengembangkan kembali senjata nuklir yang semakin besar. Nyatanya, perjanjian tersebut tinggalah sejarah. Meskibegitu, beberapa negara seperti negara-negara ASEAN masih patuh akan perjanjian tersebut dan bahkan mengadakan Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ) yang dibuat untuk mengamankan wilayah Asia Tenggara dari senjata nuklir.

Bukan tanpa alasan senjata nuklir ini begitu penting. Selain karena dampak yang ditimbulkannya bukan hanya dari ledakannya tetapi juga dari radiasinya yang mematikan, walaupun bom atom di Hiroshima dan Nagasaki merupakan bom atom pertama dan terakhir yang dijatuhkan di bumi dalam peperangan, tetapi mempunyai senjata nuklir seakan 'mengangkat derajat' suatu negara agar bisa ditakuti oleh negara lain dan dapat memainkan peran lebih dalam politik internasional, jika semua negara di dunia berpikir seperti ini, penduduk dunia akan dibayangi dengan kehancuran yang melebihi Hiroshima dan Nagasaki.

Referensi:

- "Rahasia Kekuatan Militer Korea Utara," DW

- "Parade Militer Akbar Dimulai, China Pamer Rudal Nuklir Baru," Sindonews, 

- "Seberapa Nyata Ancaman Bom Nuklir Korea Utara?," BBC Indonesia.

- https://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Nonproliferasi_Nuklir

- https://id.wikipedia.org/wiki/Senjata_nuklir

- https://id.wikipedia.org/wiki/Proyek_Manhattan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun