Mohon tunggu...
Dhiya UlHaqqi
Dhiya UlHaqqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Ngobrol

Psikologi Industri Organisasi, Psikologi Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tiktok 18: Ekonomi dan Seksualitas

26 Juli 2023   20:48 Diperbarui: 28 Juli 2023   14:54 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam masyarakat, aspek "Ekonomi dan Seksual" sangat relevan dalam dunia yang terus berkembang ini. Ekonomi dan seksualitas merupakan dua hal yang merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Fenomena ini telah menjadi subjek perdebatan dan penelitian yang menarik bagi para ahli di berbagai bidang.

Ekonomi dan seksualitas memiliki peran dalam membentuk bagian penting dari identitas individu maupun kelompok sosial. Ketika dua bidang ini berbenturan atau bersinergi, mereka dapat menciptakan dampak yang sangat beragam dalam berbagai aspek kehidupan. Beberapa hari ini kita juga di kejutkan oleh anak-anak yang mengucapkan istilah-istilah seksual yang mana ini juga menjadi perhatian orang tau dalam mengawasi apa yang patut untuk di lihat, namun artikel ini tidak melebar kesana melainkan mengajak kita semua untuk melihat keterkaitan seksualitas dalam menunjang finansial penggunanya.

Penggunaan daya tarik seksual dalam pemasaran dan iklan juga menjadi strategi umum untuk menarik perhatian konsumen terutama dalam konten Tiktok pada saat sekarang ini.

TikTok adalah platform media sosial yang semakin populer di kalangan anak muda, dengan jumlah pengguna yang terus berkembang secara global. Namun, bersama dengan popularitasnya, platform ini juga menghadapi fenomena yang menimbulkan keprihatinan, yaitu konten seksual yang semakin meluas. Fenomena ini telah menjadi isu yang memicu perdebatan dan perhatian dari berbagai pihak, termasuk orang tua, pengawas konten dan pemerintah.

TikTok menampilkan beragam konten, termasuk tarian, lip-sync, tantangan, dan konten kreatif dan live lainnya. Sayangnya, beberapa pengguna memanfaatkan platform ini untuk memposting konten yang memiliki unsur seksualitas yang eksplisit atau implisit. Ini termasuk tarian sensual, mimik wajah atau gerakan tubuh yang provokatif, dan konten yang berusaha menarik perhatian dengan cara-cara yang menekankan pada daya tarik seksual.  

Salah satu keprihatinan utama terkait konten seksual di TikTok adalah dampaknya pada pengguna usia muda. Banyak remaja dan anak-anak di bawah usia yang diizinkan untuk menggunakan platform ini dapat dengan mudah mengakses konten yang tidak pantas untuk usia mereka. Fenomena ini dapat berdampak negatif pada perkembangan identitas seksual mereka, meningkatkan risiko pendidikan seksual yang tidak sehat, dan mempengaruhi pola perilaku mereka sehingga hal ini menjadi boom waktu untuk generasi bernegara.

Perlu di garis bawahi adalah pihak Tiktok juga berupaya melakukan filter konten negatif dari setiap aktifitas yang beredar dalam platform tersebut dengan memberlakukan kebijakan komunitas yang melarang konten yang berisi kekerasan, kebencian, atau pornografi. Meskipun demikian, mengawasi setiap video yang diunggah oleh jutaan pengguna setiap hari adalah tugas yang sangat menantang. Sebagai akibatnya, beberapa konten seksual dapat tetap tersedia di platform ini, terutama jika pengguna menghindari kata kunci tertentu atau menggunakan cara lain untuk mengelak dari pengawasan.

Umumnya tujuan dari itu semua merupakan upaya untuk mendapatkan gifting dimana hal ini adalah proses pengguna TikTok memberikan hadiah virtual berupa koin atau mata uang digital kepada kreator konten yang mereka sukai. Hadiah tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi atas karya, video, tarian, atau konten kreatif lainnya yang telah dibagikan oleh kreator. Gifting biasanya dapat dibeli oleh pengguna dengan menggunakan uang sungguhan atau melalui fitur pengumpulan koin yang diperoleh dengan menonton iklan atau berpartisipasi dalam acara khusus di platform. Dalam beberapa live di tiktok, pengguna cenderung menyetujui tantangan tertentu jika di berikan "gift" atau hadiah, dalam tantangan tersebut mereka rela melakukan gerakan-gerakan sexual guna mengkonfirmasi keinginan para penonton saat live tersebut.

Pada dasarnya, tujuan dari platform ini merupakan upaya motivasi bagi pengguna untuk mendukung dan memberi penghargaan kepada kreator konten favorit mereka. Dengan memberikan hadiah, pengguna dapat menunjukkan dukungan mereka kepada kreator dan memotivasi mereka untuk terus menciptakan konten berkualitas tinggi. Selain itu, gifting juga dapat membantu kreator untuk menghasilkan pendapatan dari usaha dan kreativitas mereka di platform ini.  

Secara teoritis metode penggunaan  citra seksual dalam konten telah menjadi salah satu strategi pemasaran yang paling kontroversial dan menonjol dalam industri . Banyak perusahaan dan merek menganggap citra seksual sebagai cara yang efektif untuk menarik perhatian konsumen dan menciptakan daya tarik terhadap produk atau layanan yang ditawarkan. Namun, ada berbagai pandangan dan reaksi dari masyarakat terhadap penggunaan seks dalam iklan. Dari hal tersebut, Bukan tidak ada dasar, para penggiat konten sexual ini menerapkan teori tersebut guna meningkatkan viewers, like, followers sehingga mendapatkan akses untuk endorsmen dan sebagainya yang disebut tren "The Gifting Challenge" saat live dan "Gifting Prank Videos" pada konten mereka.

Meskipun strategi ini bisa efektif, penggiat konten dengan citra seksual juga dapat menyebabkan kontroversi dan penolakan dari sebagian pengguna lain bahkan pihak platform itu sendiri. Beberapa orang merasa hal tersebut berlebihan atau tidak pantas, terutama jika citra seksual dianggap menyinggung nilai-nilai moral atau menggambarkan wanita atau pria secara negatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun