Bagaimana Mekanisme Psikologi Kesesatan Dalam Pesta Demokrasi?
Ada 4 poin yang menggambarkan bagaimana mekanisme psikologi kesesatan ini terbentuk
1. Psikologi Kesesatan adalah bidang penelitian yang menguji alasan di balik kesalahan berpikir dan persepsi manusia. Hal ini berkaitan erat dengan kognisi, bias kognitif, dan ketidaktepatan dalam proses pengambilan keputusan.
2. Bias Kognitif adalah salah satu mekanisme utama psikologi kesesatan. Ini mencakup tendensi manusia untuk mengabaikan informasi yang bertentangan dengan keyakinan atau pandangan mereka yang sudah ada sebelumnya. Bias ini juga mencakup konfirmasi kecenderungan, di mana individu mencari dan memilih informasi yang mengonfirmasi keyakinan mereka sendiri.
3. Efek Dunning-Kruger adalah fenomena di mana individu yang memiliki pengetahuan atau keterampilan rendah cenderung merasa lebih percaya diri dan berpengetahuan dari pada yang sebenarnya. Sebaliknya, individu yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang tinggi cenderung merendahkan diri dan meremehkan kemampuan mereka.
4. Pengaruh Kelompok Sosial dimana pentingnya afiliasi dengan kelompok sosial dapat mempengaruhi persepsi dan penilaian individu. Kelompok sosial sering kali memainkan peran penting dalam membentuk keyakinan dan pandangan individu, sehingga mempengaruhi tingkat kesesatan yang mungkin terjadi.
Dari poin di atas, merupakan cara mempengaruhi jalan pikir dari setiap individu, seperti halnya Bias Kognitif secara jelas didefinisikan sebagai penyangkalan terhadap apa yang diyakini dari keyakinan sebelumnya yang mana secara umum dalam instrumen politik kita sebut dengan "Pengikut Taklik Buta" dari pendekung-pendukung politik yang di pengaruhi setiap orasi-orasi dan perbincangan dialog. Disini saya tidak mengklim bahwa yang di bicarakan itu semua sesat dan jauh dari rasio sehat, mungkin saja dalam naskah orasi tersebut 50% misi yang ingin di wujudkan secara moral berdasarkan kemampuan aktornya, dan 50% tersebut di rasa tidak cukup untuk menjaring suara sehingga di tambahkan dengan penjelasan imaji-imaji yang sebenarnya jauh dari relevansi moment yang dirasakan di mana barlandaskan tendensi pendengar sehingga menghasilkan 90% sampai 100% terlihat meyakinkan.
Dilanjutkan dengan karakteristik ketokohan yang di pancarkan sehingga meyakinkan pendengar dengan pembenaran-pembenaran yang ada bahkan logika yang di pakai terlihat tidak bersentuhan dengan kecacatan berpikir yang mana  kita sebut dengan Efek Dunning Kruger, hal ini di dasari dengan berbicara tanpa dasar pengetahuan yang memadai, Banyak politisi atau tokoh politik yang kurang paham atau minim pengetahuan tentang isu-isu politik tertentu  sering kali mengeluarkan pernyataan yang terkesan sombong dan mengesankan, meskipun pernyataan tersebut tidak berdasar atau bahkan salah.Â
Mereka merasa cukup percaya diri untuk berbicara di depan publik tentang topik-topik kompleks tanpa benar-benar memahaminya sehingga di lanjutkan dengan pengambilan keputusan yang buruk yang menyebabkan politisi atau pejabat yang kurang berpengalaman atau berpengetahuan dalam bidang kebijakan publik untuk membuat keputusan yang buruk atau kurang tepat.Â
Ketidaktahuan mereka tentang konsekuensi kebijakan dapat berdampak negatif pada masyarakat dan negara secara keseluruhan, Beberapa politisi yang merasa diri mereka sangat berpengetahuan cenderung mengabaikan saran dari ahli dan berkeras pada pandangan mereka sendiri, meskipun pandangan tersebut salah karena ketidak mampu mengenali kekurangan diri. Secara teoritis ketika seseorang terkena efek Dunning-Kruger, mereka cenderung tidak mampu mengenali keterbatasan atau kekurangan diri mereka. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk belajar, tumbuh, dan memperbaiki kesalahan dalam dunia politik.
Akibat dari efek Dunning Kruger pada masyarakat ialah ketika memegang jabatan penting atau berpengaruh, dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat. Kebijakan yang tidak tepat, pengambilan keputusan yang buruk, dan ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks dapat merugikan masyarakat secara keseluruhan.
Selain itu Pengaruh kelompok sosial dalam dunia politik sangat signifikan dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan politik dan kebijakan publik, Secara umum pengaruh yang sering dirasakan ialah seperti partai politik, kelompok kepentingan/agama, dan basis pemilih, memiliki peran penting dalam mencalonkan kandidat politik dan pemilihan umum. Partai politik biasanya mencalonkan kandidat untuk jabatan publik, dan kelompok kepentingan dapat memberikan logistik, dukungan finansial, dan dukungan lainnya kepada kandidat tertentu. Selain itu, basis pemilih yang terorganisir juga dapat berpengaruh dalam menentukan siapa yang akan dipilih sebagai perwakilan mereka di berbagai tingkatan pemerintahan.
Kelompok sosial yang memiliki kepentingan khusus, seperti perusahaan besar, serikat pekerja, atau organisasi lingkungan, dapat mempengaruhi kebijakan publik melalui lobi dan kampanye advokasi. Mereka dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan dengan membujuk atau mempengaruhi para pembuat kebijakan untuk mendukung kepentingan mereka. Sentimen dan identitas politik kelompok sosial juga dapat menggiring identitas politik individu dan mempengaruhi cara pandang mereka tentang isu-isu politik tertentu.Â
Pengaruh tersebut bisa mencapai Media Sosial dan Opini Publik guna menyebarkan informasi, mempengaruhi narasi, dan membentuk pandangan politik masyarakat. Jika pandangan politik tersebut semakin bulat, instrumen ini bisa mengarah kiblat politik dimasa yag akan datang dan jika kelompok sosial memiliki tujuan jangka panjang yang konsisten dan memperoleh dukungan luas dari masyarakat, mereka dapat membentuk tren politik dalam jangka waktu yang lebih lama.
Apa Yang Menjadi Dampak Psikologi Kesesatan Dalam Pesta Demokrasi?
1. Dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang buruk, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Ketika individu tidak mampu secara obyektif mengevaluasi informasi yang ada, risiko pengambilan keputusan yang buruk meningkat.
2. Konflik Antar Individu dan Kelompok karena ketidaksepakatan dalam pandangan dan penilaian antar individu dan kelompok dapat menyebabkan konflik sosial. Ketika setiap kelompok memegang keyakinan yang kuat tentang kebenaran pandangan mereka sendiri, kesulitan untuk mencapai pemahaman bersama meningkat sehingga menimbulkan perpecahan bangsa.
3. Penyebaran Misinformasi Psikologi kesesatan dapat menyebabkan penyebaran informasi yang salah atau disinformasi. Dalam era media sosial dan internet, disinformasi dapat menyebar dengan cepat dan luas, mempengaruhi persepsi publik dan pandangan politik.
4 Pengambilan Keputusan Politik yang Salah Dampak psikologi kesesatan sangat krusial dalam konteks kebijakan dan politik. Keputusan politik yang didasarkan pada keyakinan yang salah atau bias kognitif dapat berdampak negatif pada masyarakat dan negara secara keseluruhan.
Untuk menjaga kestabilan suatu negara, perhatian khusus tentang isu ini sangat perlu di pertimbangkan, bisa sangat signifikan dan berpengaruh terhadap proses pemilihan umum dan sistem politik secara keseluruhan, Jika tidak di perhatikan secara khusus, pasti akan timbul penyebaran disinformasi. Dalam konteks pesta demokrasi, disinformasi dapat berdampak pada pandangan dan keputusan pemilih, mempengaruhi opini publik tentang calon atau partai politik, serta mengubah dinamika kampanye pemilu.
Dari perspektif pemilih, bisa menghasilkan keputusan yang tidak tepat. Pemilih yang terkena efek Dunning-Kruger atau bias kognitif lainnya mungkin membuat keputusan yang tidak tepat saat memilih calon atau partai politik. Mereka dapat termakan oleh janji-janji yang tidak realistis atau oleh retorika yang manipulatif, jika tanpa melakukan analisis kritis terhadap visi dan program politik. Selanjutnya di tambah lagi dengan timbul nya emosional yang berlebihan dari pemilih tanpa rasional yang dipengaruhi oleh isu-isu sosial atau pandangan politik yang kuat, tanpa mempertimbangkan fakta dan data empiris yang relevan. Dari emosional yang berlebihan tanpa di iringi dengan sikap rasional, bisa menggeserkan isu-isu yang sebenarnya krusial bagi masyarakat atau negara diabaikan, sehingga isu-isu yang tidak relevan atau kurang penting difokuskan, hal ini sering kita sebut dengan pergeseran prioritas politik yang tidak menguntungkan bagi kesejahteraan publik.
Bagaimana Upaya Pemahaman dan Menghadapi Psikologi Kesesatan di Era Pesta Demokrasi?
- Pendidikan dan Kesadaran mengenai psikologi kesesatan dan bias kognitif menjadi langkah awal untuk mengatasi fenomena ini. Dengan meningkatkan kesadaran tentang mekanisme kesesatan saat pesta demokrasi di mulai, individu dapat lebih waspada dalam penilaian dan pengambilan keputusan. Baik dengan Peningkatan literasi informasi menjadi hal yang penting, terutama di era media sosial dan internet.Â
- Masyarakat harus diajarkan bagaimana mengenali sumber informasi yang kredibel, cara memverifikasi fakta, dan menghindari menyebarkan disinformasi. Literasi informasi akan membantu masyarakat menghindari jebakan psikologi kesesatan dan memilih informasi yang akurat. Kemudian di dukung dengan Pengawasan Media Sosial dan Platform Online, karena peran media sosial dan platform online dalam menyebarkan informasi sifatnya sangat krusial. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang ketat terhadap penyebaran disinformasi dan konten yang merugikan masyarakat.Â
- Pihak berwenang, perusahaan teknologi, dan masyarakat harus bekerja sama untuk mengidentifikasi dan melawan konten yang menyesatkan dan berbahaya. Pendidikan dan Kesadaran Kesesatan ini juga harus dilibatkan dengan Ahli dan Penelitian Independen, karena Ahli dan penelitian independen memiliki peran kunci dalam menyediakan analisis yang obyektif dan penelitian yang dapat membantu mengoreksi pandangan yang bias atau salah.Â
- Keterlibatan ahli dalam diskusi politik dan penelitian yang transparan dapat memberikan perspektif yang lebih luas dan mendalam kepada masyarakat.
- Kritis terhadap Sumber Informasi, kemampuan kritis dalam mengevaluasi sumber informasi adalah langkah penting untuk menghindari penyebaran disinformasi. Individu harus belajar untuk memeriksa dan memverifikasi fakta sebelum menyebarkan informasi ke publik.
- Dialog dan Empati Antar Kelompok yang di isi oleh elit yang berkualitas yang mampu mengelola emosi di acara TV atau podcast yang disiarkan untuk mengurangi konflik dan kesesatan antar kelompok sehinga mencapai dialog yang konstruktif dan empati. Mendengarkan pandangan orang lain dengan terbuka dan menghargai perbedaan pendapat dapat membantu mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang perspektif yang berbeda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H