Sebelum itu kita sepakat bahwa manusia sama halnya dengan hewan, dimana memiiiki suatu insting agresif yang sudah dibawa sejak iahir. Tokoh psikologi moderen atau juga di kenal sebagai pakar psikoanalisis Sigmund Freud mengklaim bahwa manusia mempunyai suatu keinginan akan kematian yang mengarahkan manusia-manusia itu untuk menikmati tindakan melukai dan membunuh orang lain, dan dirinya sendiri.Â
Di samping itu Robert Ardery menambahkan manusia memiliki insting untuk menaklukkan dan mengontrol wilayah, yang sering mengarahkan pada perilaku konflik antar pribadi yang penuh dengan kekerasan.Â
Dalam konotasi positif, agresifitas insting ini merupakan kegunaan dari hakikat manusia untuk survive dalam kehidupan mereka, baik dorongan melindungi diri dan sebagainya, akan tetapi agresifitas tersebut sangat di mungkinkan yang dalam kegunaannya diperuntukkan untuk kekerasan berdasarkan moivasi-motivasi tertentu.
Pertama, teori frustasi-agresif menyatakan bahwa kekerasan sebagai suatu cara untuk mengurangi ketegangan yang dihasiikan dalam situasi frustasi. Teori Ini sangat masuk akal dimana seseorang yang frustasi umunya menjadi terlibat dalam tindakan agresif/kekerasan.Â
Dengan persepsinya orang frustasi sering menyerang sumber frustasinya atau memindahkan frustasinya ke orang lain. Sepertia, seorang remaja (teenager) yang diejek oleh orang lain, mungkin remaja tersebut membalas dendamnya kepada orang yang mengejeknya. Seorang pengangguran yang tidak dapat mendapatkan pekerjaan mungkin saja memukul istri dan anak-anaknya.
Sisi kekurangn pada teori ini tidak menjelaskan mengapa frustasi mengarahkan tindakan kekerasan pada orang yang ia kenal, tidak pada orang Iain. Tentu timbul pertanyaan lainnya tentang apakah seorang pembunuh profesional haruslah frustasi terlebih dahulu agar dapat mendorong dirinya untuk membunuh tanpa sebab?Â
Walaupun teori frustasi-agresi ini sebagian besar dikembangkan oleh para psikolog, beberapa sosiolog telah menguji dan  menerapkan teori ini untuk suatu keiompok besar. Mereka memperhatikan perkampungan yang miskin dan kotor di pusat kota yang dihuni oleh kaum minoritas telah menunjukkan angka kekerasan yang tinggi. Mereka berpendapat bahwa kemiskinan, kekurangan kesempatan,. dan ketidakadilan lainnya di wilayah ini sangat membuat frustasi penduduknya.
Semua penduduk di tempat tersebut sangat menginginkan semua banda yang mereka lihat dan dimiiiki oleh orang kaya yang tidak dapat mereka peroleh. Akibatnya, mereka frustasi dan bemsaha untuk menyerangnya. Teori Ini memberikan pemahamann yang masuk akal terhadap angka kekarasan yang tinggi bagi penduduk minoritas yang miskin dan kumuh tersebut.
Kedua teori kontrol, teori ini menjelaskan bahwa orang-orang yang memiliki hubungan satu sama lain yang tidak sehat dan baik cenderung mudah untuk terpaksa berbuat kekerasan ketika usaha-usahnya untuk berhubungan dengan orang lain menghadapi situasi frustasi. Khusunya teori ini berpegang kepada orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan orang lain secara sehat dan baik cenderung lebih mampu mengontrol dan mengendaiikan perilakunya yang impulsif.
Hal ini diperkuat Travis Hirschi dalam temuannya bahwa remaja putra yang memiliki pengalaman perlakuan perilaku agresif secara fisik cenderung tidak memiliki hubungan yang dekat dengan orang lain. Ia juga menyatakan bahwa pelaku kekerasan merupakan yang paling tinggi di antara para eks narapidana lainnya, pelaku kekerasan ini adalah orang-orang yang terasingkan dari teman-teman dan keluarganya
Di indonesia Angka laporan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan sebagai berikut: