Mohon tunggu...
Dhiya Turfa
Dhiya Turfa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa sastra Indonesia, Universitas Pamulang

Membaca novel dan menonton film action, fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Adorasi yang Telah Usai

11 Juni 2023   18:51 Diperbarui: 11 Juni 2023   19:05 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala di tepian nestapa menghentak 

Duka derita pun terasa di ujung tapak

Kau memilih bungkam menyembunyikan sesak

Di balik topeng berisi tangis terisak

Tancapan panah tak di rasa

Tetesan darah tak bermakna

Robekan robekan tak terhitung 

Goresan luka tak berujung

Menjadi sang penyinar di gelap gulita

Menjadi sang penghangat saat dingin tiba

Mempersembahkan bumi dan seisinya

Merelakan hidup mati merenggut nya 

Kini hanya kelabu yang memeluk 

Menyisakan jiwa yang telah ambruk

Terbang jauh bersama sang penakluk

Bintang hati yang tak pernah redup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun