Mohon tunggu...
Dhiya Fauzia Fahrudini
Dhiya Fauzia Fahrudini Mohon Tunggu... Penulis - We are what we think!

Perbaiki diri dan lakukan yang terbaik! Mari belajar dan bertumbuh bersama!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agar Zona Nyaman Tak Melenakan

16 Juni 2022   10:17 Diperbarui: 16 Juni 2022   10:47 1392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kita merasa belum berkembang, hidup flat-flat saja, mengalir dengan monoton, mungkin kita terlalu nyaman. Kenyamanan diri memang sebuah kebutuhan, namun di satu titik akan terjadi kenyamanan yang melenakan. Nyaman sih boleh, kalau sampai terlenakan dengan kenyamanan, itu yang berbahaya. Ingat, hidup kita sekali, jangan sampai sia-sia.

Kenyamanan seperti apa yang melenakan itu? Tentu yang dimaksud dengan kenyamanan itu adalah kondisi ketika kita tidak mau berkembang, tidak ingin meningkat, tidak mau berusaha lebih keras, tidak mau melakukan hal-hal baru, dan keinginan yang serba instan. Sehingga, kita tidak mau berubah menjadi pribadi yang lebih baik, kuat, dan tangguh.

Ketika merasa terlalu nyaman dengan kehidupan yang kita jalani saat ini, mungkin ini saatnya kita Out of The Box. Keluar dari zona nyaman menuju zona yang penuh tantangan. 

Cak Nun pernah berkata, "Beranilah keluar dari zona nyaman, beranilah melakukan apapun yang tidak kamu sukai asalkan itu untuk kebaikan, karena itulah yang akan membangun karaktermu, akalmu, dan hatimu."

Imam Syafi'I berkata, "Aku melihat air menjadi rusak karena tertahan. Jika ia mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang."

Jadi, zona nyaman itu adalah zona dimana kita nyaman dengan apa yang kita lakukan dan tidak peduli apakah perbuatan kita membawa kebaikan, bermanfaat, sukses atau tidak. Keluar dari zona nyaman adalah kunci sukses. 

Ketika kita keluar dari zona nyaman, akan ada banyak hal yang tidak kita temukan di zona nyaman kita. Ketika kita berada di zona itu, kita akan terpacu untuk menyelesaikan berbagai persoalan, menempa diri untuk bertahan, berjuang dengan lebih keras, dan menikmati proses yang penuh dengan perngorbanan. Ada banyak tantangan yang akan kita selesaikan untuk menjadikan kita pribadi yang lebih tangguh, lebih kuat, dan lebih percaya diri.

Langkah apa saja yang harus kita lakukan untuk keluar dari zona nyaman?

Langkah pertama adalah keputusan. Ambil keputusan bahwa kita ingin lebih sukses, lebih kuat, lebih baik dari diri kita sebelumnya. Libatkan Allah dalam setiap keputusan. Niatkan selalu karena Allah, insya Allah akan dimudahkan.

Herry Nurdi dalam bukunya The Secret of Heaven berkata, "Apa yang terjadi dan kita alami hari ini, sesungguhnya adalah hasil dari rentetan keputusan dan peristiwa yang terjadi pada masa sebelumnya. Ketika hari ini mengalami kemalangan, hal itu tidak serta merta terjadi pada hari yang sama."

Langkah kedua adalah keridhaan menjalani semua proses tersebut. Kita tahu bahwa kita akan beralih dari zona nyaman, maka tentu kita akan menjalani proses yang penuh perjuangan. Bisa jadi yang kita rasakan adalah ketidaknyamanan. Namun, segala sesuatu ada harganya, perjuangan kita adalah untuk kesuksesan kita. 

Kita harus menjalani proses hidup ini dengan ridha, ikhlas, dan penuh semangat. Kenikmatan sebuah pengorbanan akan sebanding dengan besarnya pengorbanan menunda kenikmatan.

Langkah selanjutnya adalah saatnya atur strategi dan bergerak. Apapun yang bisa kita lakukan, lakukanlah! Selama kita berada dalam kebaikan. 

Apapun yang mengantarkan kita pada kesuksesan, perjuangkan! Susun perencanaan, kuatkan amunisi untuk menyelesaikan semua tantangan di luar zona nyaman. Tunjukkan pada diri kita sendiri, bahwa kita bisa, kita kuat, kita hebat. Selalu libatkan Allah dalam setiap aktifitas.

Terakhir, jangan lupa meminta pertolongan pada Allah yang Maha Berkehendak. Sehebat apapun kehendak kita, tak akan berjalan jika tanpa kehendak-Nya. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (Q.S. Ar-Ra'd : 11)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun