Mohon tunggu...
Dhiya Fahriyyah Maritza
Dhiya Fahriyyah Maritza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Administrasi Publik (UMJ)

Mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aktivis Influencer terhadap Gerakan Sosial

8 Januari 2023   19:53 Diperbarui: 8 Januari 2023   21:09 671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Influencer diartikan sebagai pengaruh, sehingga dikatakan bahwa seseorang yang berpengaruh besar dalam masyarakat melalui bidang yang mereka tekuni serta kreativitas yang menarik perhatian khalayak banyak dalam menggiring suatu opini. Di era globalisasi dan teknologi yang semakin menguasai, diiringi dengan meningkatnya penggunaan media sosial di semua kalangan usia, mereka dapat memanfaatkan sosial media tersebut salah satunya untuk menjadi influencer terutama untuk kelompok generasi millenial.

Sistem Influencer dan kategorinya yang terjalin. 

Influencer tidak hanya sebatas memiliki followers yang tinggi melainkan dari segi kreativitas dan keahliannya dalam suatu bidang untuk menarik perhatian audiens. Dengan ini, bisa kita ketahui bahwa terdapat empat kategori.

  • Pertama, nano influencer (1.000 - 10.000) tingkatan yang memiliki rentan followers yang rendah. Walaupun demikian, engagement pada influencer ini tinggi yang dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap audiensnya dikarenakan interaksi antara keduanya memiliki intensitas yang sering dalam menjangkau semua audiensnya.
  • Kedua, micro influencer ( 10.000 -- 100.000) tingkatan ini memiliki kepercayaan yang cukup tinggi karena biasanya dianggap orang-orang yang ahli seperti pakar kecantikan, Kesehatan dan hal sejenisnya. Isi konten yang mereka bagikan untuk audiensnya cukup berspesifik, sehingga menarik perhatian audiens dengan jangkauan yang mudah.
  • Ketiga, macro influencer (100.000 -- 1000.000) tingkatan ini dapat menjangkau audiens lebih besar dan promosi yang lebih terlihat oleh audiens karena mereka lebih berpengalaman serta profesional dibandingkan tingkatan sebelumnya.
  • Keempat, mega influncer (lebih dari 1000.000) yang memiliki tingkatan paling tinggi dan berpeluang sangat besar, namun mereka cukup selektif dalam memilih produk yang dipromosikannya.

Perubahan pekerjaan yang signifikan dipengaruhi oleh pola kehidupan masyarakat sehingga muncul pekerjaan sebagai influencer terlebih "influencer booming" yang saat ini marak dalam mempengaruhi generasi millenial untuk mengajak dalam mempergunakan platform media sosial sebagai langkah dalam melakukan gerakan sosial dan politik.

Latar Belakang Terjadinya Gerakan Sosial Yang Berkaitan Dengan Influencer

Gerakan sosial merupakan kelompok sosial yang aktivitas sosialnya tidak terlembaga dan terorganisir untuk mencapai tujuan yang sama dengan memfokuskan terkait isu-isu sosial untuk melakukan perubahan sosial tertentu dalam lingkup masyarakat yang luas didasarkan tuntutan dalam kebijakan dari pemerintah yang tidak sesuai bahkan ketidakadilan dengan sikap sewenang-wenang terhadap kehendak masyarakat terkait. Menurut Sydney Tarrow (1998), gerakan sosial adalah tantangan kolektif berdasarkan tujuan bersama rasa solidaritas sosial yang terjadi saat rakyat biasa ikutserta dengan para kelompok masarakat yang berpengaruh besar serta memiliki kekuatan untuk melawan pihak-pihak lawan pemegang otoritas. Demikian, gerakan sosial terjadi tidak dengan sendirinya melainkan adanya dorongan dari pihak-pihak terkait.

Gerakan sosial ini pun terjadi karena adanya perbuatan timbal balik (resiprokal) antara proses framing dan mobilisasi. Framing itu sendiri strategi yang dilakukan untuk melihat pandangan dari segi perilaku maupun dari masyarakat terkait suatu isu tertentu. Hal ini, terkait kondisi sosial yang sedang bermasalah untuk bisa diselesaikan serta memberikan dukungan  motivasi dengan alasan pembenaran bagi gerakan (aksi) kolektif. Terjadinya proses farming upaya untuk mendorong mobilisasi pada saat masyarakat bertindak melakukan sebuah kerentanan sistem serta akses masyarakat yang berpacu dalam struktur mobilisasi dalam kondisi organisasi yang kuat. Hal ini, tidak akan terjadi jika struktur mobilisasi tidak terjalin karena bisa menangkal transmisi framing masyarakat yang diperlukan sebagai acuan aksi kolektif. Terdapat beberapa faktor yang timbul dalam kelompok masyarakat menyebabkan terjadinya gerakan sosial, yaitu stress, mass society (massa), strain (ketegangan), emotion (emosi), alenation (keterasingan), irrasionality (ketidakrasionalan) dan contagion (penularan perasaan).

Dengan ini salah satu contoh dari gerakan sosial, misalkan saja sebagai mahasiswa yang berada di ruang lingkup Universitas Muhammadiyah Jakarta menolak dengan tegas LGBT terjadi di dalam kampus maupun di luar kampus melalui gerakan sosial ini bisa direalisasikan untuk melakukan demonstrasi terkait hal ini. Tidak hanya mahasiswa saja tetapi seluruh warga kampus pun menolak keberadaan LGBT ini. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian yang tinggi terhadap kaum LGBT. Karena ini salah satu bentuk yang menyimpang dalam kehidupan manusia dan norma-norma sosial yang bertentangan dengan ajaran agama. LGBT pun memiliki pandangan sendiri bagi masyarakat maupun influencer di Indonesia, walupun terdapat pro dan kontra terkait hal ini. Tentunya penyimpangan ini akan ditolak secara tegas jika terjadi di Indonesia. Para influencer pun memberikan dukungan terkait hal ini melalui hastag di media sosial sebagai bentuk kepedulian mereka.

Dari analisis terkait influencer dan gerakan sosial yang sudah dibahas sebelumya. Apakah terdapat pengaruh influencer terhadap gerakan sosial dan bagaimana peran mereka secara personal melakukan hal tersebut? Yuk, simak lebih jelasnya.

Pengaruh Influencer Terhadap Gerakan Sosial

Dari pembahasan sebelumnya, dapat kita ketahui bahwa influencer memiliki peranan dan pengaruh besar terhadap masyarakat karena mereka dapat menggiring opini. Platform social media saat ini sebagai waduh menampung aspirasi dan bebas berpendapat terkait masalah sosial,politik serta menyebarkan informasi dengan cepat ke publik. Hal ini, berpeluang besar karena selama ini tidak disediakannya oleh media komunikasi konvensional (media komunikasi massa).  Bukti nyata terkait ini terlihat dari beberapa kasus kampanye di sosial media dengan menggunakan hastag melalui ruang publik seperti LGBT, RUU KUHP, revisi UU KPK, UU Omnibus Law dan semacamnya.

Dengan demikian, keterkaitan antara influencer terhadap gerakan sosial dapat direalisasikannya, seperti hal-nya kasus tersebut. Mengapa influencer berpengaruh? Karena mereka ikutserta mendukung dengan mengkampanyekan hal tersebut untuk menggiring opini masyarakat yang merupakan salah satu bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakat sekitar. Tentunya influencer besar memiliki pengaruh yang kuat dan membantu masyarakat agar aspirasi mereka didengarkan. Terdapat pula gerakan sosial baru (New Social Movement) yang membahas terkait hal-hal yang bersifat nilai, kebudayaan, gaya hidup dan HAM (Hak Asasi Manusia). Terkait ini, banyak dari influencer yang mengkampanyekannya. Walupun tidak menggunakan hastag sebagai acuannya dengan cara lain mereka melakukan itu melalui video pendek, lelucon, sindiran atau bahkan lawakan. Seperti influencer Kiki Syahputri, yang meroasting para pejabat melalui lawakannya dengan mesisihkan aspirasi masyarakat yang tidak di dengar oleh aparatur pemerintahan. Upaya ini salah satu bentuk dari gerakan sosial yaitu, gerakan ekspresif (expressive movement). Dengan aksi-aksi yang kreatif  melalui platform social media, tanpa disadari gerakan ini sebagai kesadaran kolektif dalam menyebarkan informasi ruang publik kepada khalayak banyak.

Nah, melalui analisis tersebut, pengaruh influencer memberikan dampak serta kekuatan yang besar, mereka berperan untuk menjadi partisipasi dalam proses feedback kebijakan pemerintahan sebagai wujud megkespresikan aspirasi masayarakat atas kepuasan atau tidaknya keputusan aparatur politik melalui ruang publik serta sebagai civil society. Pengaruh ini ditimbulkan rasa empati influencer kepada masyarakat yang berkontribusi pada kepentingan masyarakat tidak sebagai kepentingan pribadi sebagai bentuk popularitasnya.

Sebagai seorang mahasiswa tentunya kita bertanya-tanya kepada diri sendiri maupun kepada orang disekitar kita. Apakah kita sebagai mahasiswa dapat ikutserta menjadi seorang influencer dalam  gerakan sosial?ketertarikan itu tentunya pasti tertanam dalam diri sendiri sebagai wujud sifat jiwa sosial. 

Dari pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa, generasi millenial memiliki peran untuk menjadi influencer. Tentunya menjadi influencer bagi mahasiswa dapat memberikan vibrasi positif kepada orang lain serta berpeluang untuk mendapatkan kerja sama. Dengan memulai membuat konten edukasi ataupun yang sejenisnya di platfrom social media serta kreativitas yang dimiliki untuk menarik perhatian audiens yang dapat memberikan interaksi yang aktraktif dan tanggapan yang positif memberikan peluang bahwa konten yang diposting disegani oleh audiens (khalayak banyak).

Dalam partisipasi gerakan sosial mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta melakukan kegiatan bantuan sosial kepada panti asuhan dengan program "RTL LKTD" yang dikerahkan oleh BEM FISIP dengan mengikutsertakan mahasiswa Angkatan 2022 upaya bentuk kepedulian sesama manusia serta sebagai wujud melatih jiwa sosial yang dilakukan dari hal yang ringan. Partisipasi lain dalam gerakan sosial melalui demo mahasiswa serta membuat kampanye dalam memberikan perlawanan terhadap ketidaksetujuan perubahan sosial yang merugikan khalayak banyak. Para mahasiswa bergabung menjadi satu mengeluarkan suara rakyat untuk melakukan perubahan yang tidak sesuai.  Dengan ini memberikan bukti nyata, bahwa mahasiswa dapat merealisasikan dan mengaktualisasikan gerakan sosial secara langsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun