Mohon tunggu...
dhiya azka
dhiya azka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Saya adalah individu dengan kepribadian introvert dari lahir :D

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Yuk Kenali Apa Itu Impostor Syndrome

21 Juni 2022   15:09 Diperbarui: 21 Juni 2022   15:16 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Apa Itu Impostor Syndrome

Imposter syndrome atau sindrom penipu adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa tidak pantas meraih kesuksesan yang dicapainya. Saat memperoleh sebuah prestasi atau pencapaian, bukannya merasa senang, orang dengan sindrom ini justru merasa was-was, seolah suatu hari orang-orang akan menganggap dirinya hanyalah seorang penipu yang tidak berhak mengakui segala prestasi atau pencapaiannya. 

Orang dengan sindrom ini cenderung menganggap prestasi atau pencapaiannya berhasil ia raih karena keberuntungan saja daripada karena usaha kerasnya. 

Misalnya, Ani lulus di Fakultas Kedokteran Universitas X namun ia merasa bingung kenapa ia bisa keterima di sana dan merasa sangat tidak layak untuk diterima di sana. 

Contoh lainnya, misal Andi baru saja lulus menjadi sarjana hukum namun ia merasa tidak layak untuk menyandang gelar tersebut dan terjun menjadi profesional karena merasa belum cukup kompeten.

Beberapa gejala dari imposter syndrome ini adalah 

  1. Adanya perasaan tidak mampu dan meragukan diri sendiri

  2. Perfeksionis

  3. Merendahkan diri sendiri

  4. Suka menyabotase kesuksesan atau potensi diri sendiri

Cara melawan Impostor Syndrome

Impostor syndorme tidak termasuk gangguan mental. Namun, meski bukan merupakan jenis gangguan mental, apabila dibiarkan terus menerus, sindrom ini bisa menyebabkan gangguan kecemasan atau bahkan sampai depresi. Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk melawan sindrom ini:

Merefleksikan apa yang sudah Anda jalani untuk mendapatkan pencapaian atau prestasi tersebut. 

Orang dengan Impostor syndrome merasa bahwa ia tidak pantas dengan apa yang sudah diraihnya. Mereka cenderung mengatribusikan apa yang sudah dicapainya dengan faktor-faktor eksternal seperti keberuntungan. 

Oleh karena itu, penting untuk mereka merefleksikan apa saja yang sudah ia lakukan dan jalani untuk meraih pencapaian tersebut sehingga lebih mudah untuk mereka mengakui pencapaiannya sendiri. Mengakui apa yang sudah dicapai adalah salah satu kunci yang paling utama untuk melawan impostor syndrome. 

Bicara dan berbagi perasaan Anda dengan orang lain (orang yang dekat dengan Anda)

Saat Anda berbagi perasaan Anda tentang suatu pencapaian yang Anda raih Anda tidak hanya bisa mengatasi rasa kesepian, Anda juga bisa mendapatkan feedback berupa pandangan orang lain terhadap perasaan Anda tersebut.

Mengatasi/menyingkirkan sifat perfeksionisme

Orang yang perfeksionisme memiliki standar yang terlalu tinggi untuk dirinya dan  mengejar kesempurnaan. Mereka cenderung mengkritik diri sendiri secara berlebihan apabila ia tidak bisa mencapai standar yang sudah ia tetapkan dan jarang merasa puas akan pencapaiannya karena merasa bisa melakukannya dengan lebih baik. Maka dari itu sifat perfeksionis sejalan dengan impostor syndrome. 

Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Daripada terlarut dalam ketidaksempurnaan, kesalahan, atau kekurangan, lebih baik kita menerima hal tersebut dan menjadikannya pembelajaran agar kedepannya bisa menjadi pribadi yang lebih baik.

Memberikan penghargaan pada diri Anda sendiri

Orang dengan impostor syndrome cenderung mengabaikan kesuksesan mereka yang mana nantinya akan semakin memperburuk sindrom  tersebut. Oleh karena itu, apabila suatu saat ada orang yang memuji pencapaian Anda, jangan langsung move on dari hal tersebut, Berilah waktu untuk diri Anda menerima feedback positif tersebut yang nantinya bisa membantu Anda untuk berbicara lebih positif mengenai diri Anda. Hal ini dapat membantu Anda menginternalisasi kesuksesan Anda.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun