Mohon tunggu...
Dhiviya KaniaUlhak
Dhiviya KaniaUlhak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Aloha, Fellas! Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Merdeka Belajar sebagai Kebijakan atau Inovasi untuk Menghadapi Tantangan bagi Profesional Pendidik

31 Mei 2022   11:34 Diperbarui: 31 Mei 2022   11:45 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Program Merdeka Belajar fokus pada peningkatan kualitas sumber daya manusia, dalam hal ini  pendidik dan peserta didik. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah mengembangkan kebijakan baru, Merdeka Belajar. 

Merdeka Belajar didirikan untuk memperbaiki mekanisme pendidikan di Indonesia. Di Indonesia terlihat monoton karena cukup banyak keluhan orang tua dan keluhan siswa terhadap metode pembelajaran yang dikenakan kepada siswa. 

Konsep merdeka belajar ini adalah untuk mengatasi keluhan-keluhan tersebut dengan mencoba menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Merdeka Belajar adalah kebebasan berpikir bagi siswa dan guru. 

Merdeka Belajar mengedepankan pembentukan karakter spiritual mandiri yang memungkinkan guru dan siswa menggali pengetahuan, sikap dan keterampilan dari lingkungan secara bebas dan menyenangkan. 

Kebebasan belajar dapat mendorong siswa untuk belajar, mengembangkan diri, mengembangkan sikap welas asih terhadap lingkungan tempat mereka belajar, mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuannya, serta mudah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat. 

Merdeka Belajar sangat terkait dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan pendidikan di abad 21, dan pada dasarnya konsep belajar mandiri didasarkan pada penerapan HOTS (High Level Thinking). 

Kemampuan HOTS terbagi menjadi kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan kolaboratif. Pemerintah menginginkan pembelajaran mandiri ini tidak hanya untuk memahami teori, tetapi juga untuk menghasilkan hasil belajar bagi siswa yang berbakat di bidang ini.

Hal ini bertujuan tidak hanya untuk mempersiapkan siswa yang siap untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, tetapi juga untuk menghasilkan siswa yang siap untuk menciptakan lapangan kerja. Menerapkan kebijakan pembelajaran mandiri memperkuat peran guru baik dalam pengembangan kurikulum maupun  proses pembelajaran.

 Selain sebagai  sumber belajar,  guru berperan sebagai pendamping belajar selama pembelajaran mandiri yang didukung oleh keterampilan profesional, pendidikan, kepribadian dan sosial. Kemampuan tersebut memungkinkan guru untuk mencapai tujuan menerapkan dan menerapkan kebijakan pembelajaran mandiri. 

Namun, untuk alasan yang baik, program penelitian ini tidak sempurna. Ada beberapa kendala atau tantangan  yang harus diatasi, diantaranya adalah seperti pendidik atau guru harus keluar dari zona nyaman sistem pembelajaran, pendidik atau guru yang belum memiliki pengalaman program merdeka belajar, dan keterbatasan referensi.

Merdeka belajar merupakan realisasi dari visi dan misi Presiden Joko Widodo untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul. Konsep perencanaan kampus mandiri pada dasarnya hanya membutuhkan perubahan peraturan kementerian. Ada rencana untuk segera menerapkan konsep kampus mandiri untuk kualitas pembelajaran yang lebih tinggi. 

Merdeka Belajar - Tujuan kebijakan Kampus Merdeka adalah program "Hak Belajar Tiga Semester Di Luar Program Studi" yang dirancang untuk meningkatkan soft dan hard skill lulusan agar siap dan relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Kali, latih lulusan untuk menjadi pemimpin nasional yang luar biasa di masa depan. dan kepribadian. 

Program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan dapat membantu siswa mencapai potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya. Tujuan dilaksanakannya kampus mandiri adalah membekali mahasiswa dengan berbagai ilmu yang nantinya berguna di dunia kerja.

Pada program merdeka belajar yang diluncurkan, faktanya belum berjalan secara optimal. Hal ini terlihat dari kesiapan para pendidik yang belum memahami mengenai apa itu program belajar dan pelaksanaannya. Sepanjang berjalannya dunia pendidikan, seorang pendidik dan lembaga satuan pendidik hanya tunduk dan mengikuti aturan yang dibuat oleh pihak pemerintahan, sehingga berpengaruh terhadap kemandirian dan kreativitas guru. 

Hal ini dibuktikan pada era new normal dan era society 5.0  dimana peran pendidik yaitu sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi, dan menjadi pembelajar sejati yang dapat menginspirasi dan memotivasi para peserta didik untuk merdeka belajar. 

Menuju era society 5.0 tentunya memiliki berbagai tantangan yang nantinya akan dihadapi oleh para pendidik, dimana mereka harus lebih lagi memanfaatkan berbagai inovasi yang ada seperti Internet on Things, Artificial Intelligence, Big Data, dan Robot untuk mengembangkan potensi serta kelebihan-kelebihan hidup manusia. Untuk membuat terobosan baru, guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai atau sesuai dengan keberadaan zaman.

Menjadi penggerak dalam dunia pendidikan bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan bagi seorang guru, sehingga memerlukan sebuah kesiapan diri, motivasi, dan bentuk pelatihan yang khusus untuk mendalami kebutuhan zaman sehingga dunia pendidikan dapat mengikuti dengan membentuk berbagai inovasi pembelajaran ataupun metode belajar untuk terus membangkitkan motivasi para peserta didik dalam merdeka belajar. 

Merdeka belajar ini ada untuk mengatasi keluhan yang ada dengan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Selain itu, merdeka belajar merupakan kebebasan berpikir bagi siswa dan guru yang mengedepankan pembentukan karakter spiritual mandiri yang memungkinkan guru dan siswa menggali pengetahuan, sikap dan keterampilan dari lingkungan secara bebas dan menyenangkan. 

Untuk menjalankan merdeka belajar guru perlu memanfaatkan berbagai inovasi seperti Internet on Things, Artificial Intelligence, Big Data, dan Robot yang ada, dan juga guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang memadai atau sesuai dengan keberadaan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun