Mohon tunggu...
Dhita Mutiara Nabella
Dhita Mutiara Nabella Mohon Tunggu... Konsultan - Program Officer Pusat Riset Perubahan Iklim Universitas Indonesia - Pendiri Komunitas Cerita Iklim

I am a dedicated sustainability professional with a Master’s degree in Environment and Sustainable Development from University College London and a background from the Faculty of Mathematics and Natural Sciences at the University of Indonesia. In my current role as Senior Consultant for Net Zero Sustainability Transition at Equatorise, an international advisory firm based in London, I collaborate with institutions and governments to support Indonesian corporates and family offices in exploring opportunities within the UK and EU markets. I also help UK and EU-based entities unlock value and thrive in Indonesia, a growing hub in the Indo-Pacific region. My previous experience includes founding Climate Stories (Cerita Iklim), a youth community focused on climate change awareness, and working at the Research Center for Climate Change at the University of Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menggugat Gagasan Para Calon Pemimpin Jakarta dalam Menghadapi Perubahan Iklim: Realistis atau Janji Manis?

7 Oktober 2024   13:47 Diperbarui: 7 Oktober 2024   14:06 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.antaranews.com

Perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata bagi Jakarta, dengan banjir, polusi udara, dan pengelolaan sampah yang belum memadai. Ketiga pasangan calon gubernur dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 - Ridwan Kamil-Suswono, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan Pramono Anung-Rano Karno - mengajukan berbagai solusi untuk menghadapi masalah lingkungan. Namun, seberapa realistis dan efektifkah gagasan mereka dalam menghadapi perubahan iklim?

Ridwan Kamil-Suswono: Infrastruktur Hijau yang Ambisius, Tantangan Lahan Terbatas

Ridwan Kamil (RK)  yang juga dikenal sebagai mantan Gubernur Jawa Barat, membawa visi berbasis infrastruktur hijau untuk mengatasi perubahan iklim di Jakarta. Salah satu fokus utama RK adalah memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH), mengingat saat ini Jakarta hanya memiliki sekitar 9,8% dari total lahan sebagai RTH, jauh dari target minimal 30% menurut Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. RK berjanji untuk meningkatkan RTH dengan membangun lebih banyak taman kota, hutan kota, dan ruang hijau lainnya.

Namun, tantangan besar terletak pada keterbatasan lahan di Jakarta yang sudah sangat padat. Apakah RK dapat merealisasikan janji ini dengan lahan yang terbatas, atau ini hanya akan menjadi retorika kampanye? Meskipun ruang hijau dapat membantu menyerap polusi udara dan menjadi solusi jangka panjang untuk banjir, solusi ini memerlukan perencanaan yang matang dan kerja sama dengan berbagai pihak.

RK juga mengedepankan pengelolaan sampah berbasis teknologi untuk mengatasi masalah limbah di Jakarta, yang menghasilkan sekitar 7.500 ton sampah setiap harinya. RK berencana untuk meningkatkan sistem daur ulang dan pengolahan limbah melalui teknologi canggih, serta mengajak masyarakat untuk lebih aktif dalam memilah sampah di tingkat rumah tangga. Namun, RK harus menghadapi tantangan dalam meningkatkan kesadaran publik serta memastikan sistem pengelolaan limbah ini dapat diterapkan secara merata di seluruh wilayah Jakarta.

Selain itu, RK berfokus pada program penanggulangan banjir dengan konsep naturalisasi dan normalisasi sungai. Naturaliasi sungai bertujuan untuk mengembalikan ekosistem alami di sekitar sungai, namun implementasinya di lapangan sering kali terhambat oleh masalah teknis dan finansial. RK juga harus memastikan program ini terintegrasi dengan pengelolaan air yang lebih baik, karena tanpa pengelolaan limbah yang tepat, masalah banjir di Jakarta akan tetap berlanjut.

Dharma Pongrekun-Kun Wardana: Regulasi Ketat dan Pemberdayaan Masyarakat

Pasangan independen Dharma Pongrekun dan Kun Wardana mengambil pendekatan yang lebih fokus pada regulasi dan pemberdayaan masyarakat dalam menangani perubahan iklim. Mereka menekankan pentingnya penegakan hukum yang ketat terhadap industri dan kendaraan bermotor, yang menjadi kontributor utama polusi di Jakarta. Data menunjukkan bahwa sektor industri dan transportasi menyumbang sekitar 80% emisi karbon di Jakarta.

Namun, regulasi ketat tidak akan efektif tanpa penegakan hukum yang konsisten. Banyak industri di Jakarta yang masih lolos dari pengawasan terkait polusi, dan sistem regulasi yang ada sering kali lemah dalam implementasi. Pasangan ini harus menunjukkan komitmen yang kuat untuk memperkuat lembaga pengawas dan memberlakukan sanksi tegas terhadap pelanggaran lingkungan.

Di sisi lain, Dharma-Kun menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dalam menjaga lingkungan. Mereka berencana untuk meningkatkan program pengelolaan sampah berbasis komunitas dan pendidikan lingkungan di tingkat sekolah. Meskipun langkah ini sangat penting dalam jangka panjang, implementasi program semacam ini memerlukan dukungan besar dari pemerintah, terutama dalam hal insentif dan kesadaran masyarakat.

Program seperti bank sampah, yang telah ada di beberapa wilayah Jakarta, masih kurang efektif karena rendahnya partisipasi masyarakat. Untuk berhasil, Dharma-Kun harus memastikan bahwa program-program mereka diiringi dengan insentif yang memadai serta edukasi publik yang menyeluruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun