Data berikut merupakan energi yang didapatkan dari satu meter persegi lagan/laut yang tersedia. Energi fosil sebesar 500-1000 watt; Nuklir 500-1000 watt; Solar 5-20 watt; Hydropower 5-50 watt; Angin 1-2 watt; dan Biomassa lainnya kurang dari 1 watt.
Dalam data tersebut terlihat bahwa energi solar menghasilkan energi lebih besar dibandingkan angin. Namun, hal tersebut tidak bisa serta merta menyatakan bahwa solar lebih baik dibandingkan energi angin. Data tersebut perlu menjadi perbincangan ketika mempertimbangkan sumber energi yang akan dipilih.
Kelima: Seberapa Besar Biaya yang Dikeluarkan?
Bill Gates menyatakan bahwa pada umumnya energi fosil terlihat lebih murah dibandingkan dengan energi terbarukan. Hal tersebut dikarenakan, energi fosil tidak mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan pada setiap degradasi lingkungan yang terjadi. Oleh karena itu, dalam bukunya, Bill Gates memperkenalkan istilah Green Premium.Â
Sepertinya akan lebih mudah apabila dijelaskan dalam sebuah contoh. Misal, bahan bakar jett di Amerika sebesar $2.22/gallon, kemudian advanced biofuel for jet yang lebih ramah lingkungan seharga dengan $5.35/gallon. Nah, Green Premium itu merupakan selisih kedua biaya tersebut, yaitu sebesar $3.13/gallon.
Apakah Green Premium bisa bernilai negatif? Tentu bisa, sudah ada beberapa contoh kasus yang menjadikan Green Premium tersebut bernilai negatif, atau dalam kata lain, produk yang ramah lingkungan memiliki biaya yang lebih murah dibandingkan dengan yang umum, namun kasus tersebut masih jarang ditemui.Â
Oleh karena itu, Bill Gates menyampaikan pesan bahwa riset inovasi perlu diperkuat ke arah untuk menjadikan Green Premium ini bernilai negatif. Dengan demikian, semua orang, khsusunya di negara-negara berkembang mampu untuk memilih energi yang lebih bersih.
Demikianlah pesan-pesan penting yang disampaikan oleh salah satu innovator dan investor terkaya di dunia. Dalam buku tersebut, terlihat betapa Bill Gates memberikan perhatian yang sangat mendalam terkait isu krisis iklim ini.Â
Dalam memperingati hari buku nasional ini, saya secara personal berharap perbincangan terkait isu krisis iklim menjadi hal yang lumrah dibicarakan oleh berbagai kalangan, sehingga kita semua bisa bergerak serentak untuk memberikan solusi yang terbaik untuk kita saat ini, dan kehidupan bumi dimasa mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI