Mohon tunggu...
Dhita Arinanda
Dhita Arinanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

I find inspiration from hearing a song 'Time' by 'Chantal Kreviazuk'

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Orang Indonesia Banyak Mengeluhnya

19 April 2014   12:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:29 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari kita akui bahwa Mindset atau cara berfikir orang Indonesia ini mayoritas ada di perkataan seperti ini,

"kapan ya harga beras turun ?.......

jangan sampai deh subsidi BBM dicabut......

dll........

Kenapa tidak kita berfikir bagaimana cara bertahan hidup dari keadaan yang semakin susah tersebut, kalau terus begitu kapan kita bisa menjadi hebat, sedangkan kita selalu memilih lawan yang ringan, dan berusaha menghindari lawan yang kuat. Paradigma seperti inilah yang menyebabkan jumlah pengusaha/orang sukses secara financial di Indonesia sangat sedikit sekali, dan tergolong kaum minoritas, selain kurangnya peran pemerintah dalam mendorong terciptanya jiwa wirausaha di lapisan masyarakat.

Apa sih rahasia yang dipunya orang-orang tersebut di balik kepalanya, sehingga mereka bisa sukses menjalankan sebuah usaha sehingga sukses secara finansial ?

Di awal, kita harus memahami bahwa mereka ini melek terhadap perkembangan ekonomi, mereka ini sadar bahwa keadaan suatu negara itu tidak pernah pasti, kebijakan pemerintah, fluktuatif inflasi,dll, sangat memungkinkan sekali membuat segala pengeluaran itu akan naik menjadi lebih besar dari pemasukanya, karena itulah mereka bergerak untuk mengantisipasi dahulu keadaan itu, bukan dengan cara menabung ataupun memeperketat keuangan, tetapi dengan cara menambah sumber penghasilan. Sehingga ketika inflasi tersebut benar-benar datang, dan semua harga kebutuhan naik, pemasukan dia sudah berkali-kali lipat dari inflasi tersebut.

Orang yang sukses secara finansial itu menyadari bahwa ada yang namanya  Time Value of Money,  jadi uang itu ada umurnya, sudah tentu si empu pemilik uang juga harus memanfaatkan umurnya, fatalnya mayoritas dari kita sendiri belum memahami ini, jadi setiap orang itu tidak mempunyai waktu yang sama dalam 1 hari, ada yang menilai satu hari 15 jam, 24 jam, bahkan ada yang 72 jam. Akhirnya karena perbedaan cara pandang tentang waktu tersebut, uang setiap orang tersebut pun akan berbeda juga nilainya.

Contoh mudahnya begini,

Si A karena menjadi karyawan (satu sumber) maka waktu yang dipunya dalam satu hari (24 jam) adalah, 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk keluarga, dan 8 jam untuk istirahat (tidur). Berarti si A dalam 24 jam/1 hari hanya mempunyai 8 jam nilai kerja.

Si B selain menjadi karyawan dia juga punya 2 kos-kosan (3 sumber penghasilan) dan dua kos-kosan tersebut dia memperkerjakan dua orang untuk menjaga. Maka nilai waktu kerja yang dimiliki Si B menjadi 8 x 3 =24 jam/hari. Begitu seterusnya hingga si B menambah terus jumlah sumbernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun