Hayam Wuruk: "Aku mulai merasakan beratnya mempertahankan persatuan ini, Gajah Mada. Majapahit kini bukan hanya menghadapi ancaman dari luar, tapi juga dari dalam."
Gajah Mada: "Paduka, walau begitu, kita tak boleh menyerah. Selama kita bersatu, Majapahit akan tetap bertahan. Rakyat akan mengingat kita sebagai pemersatu Nusantara."
Hayam Wuruk: "Namun, apakah kekuasaan ini sungguh mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat? Aku khawatir, setelah aku tiada, Majapahit akan mengalami kemunduran."
Gajah Mada: "Paduka, saya akan selalu setia pada Majapahit dan siap menjaga keutuhan kerajaan ini. Demi Majapahit, saya siap berkorban."
Koda
Setelah wafatnya Hayam Wuruk, Majapahit mulai mengalami kemunduran. Konflik internal serta munculnya pengaruh Islam di Jawa memengaruhi kekuasaan Majapahit. Pada abad ke-15, Majapahit akhirnya runtuh dan posisinya digantikan oleh Kerajaan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Walau demikian, pengaruh budaya dan peninggalan Majapahit masih terasa, terutama di Bali, yang tetap mempertahankan tradisi Hindu-Buddha hingga sekarang.
Analisis Unsur Kebahasaan
1. Bahasa Formal dan Baku: Penggunaan bahasa formal memberikan kesan kebesaran dan keseriusan dalam narasi sejarah Majapahit.
2. Kalimat Kompleks dan Panjang: Kalimat kompleks menunjukkan kronologi yang rinci dan memperjelas hubungan antar-peristiwa dalam sejarah.
3. Pilihan Kata: Terdapat diksi-diksi seperti "kejayaan," "menaklukkan," dan "berkorban," yang memberikan kesan dramatis dalam narasi.
4. Makna Denotatif dan Konotatif: Kata-kata seperti "runtuh" dan "persatuan" memiliki makna yang dalam dan simbolis. "Runtuh" menggambarkan akhir dari kejayaan, sedangkan "persatuan" menjadi simbol ambisi Gajah Mada.