Dendam merajai pikiran Dasin, seorang pemuda biasa yang awalnya skeptis terhadap hal-hal ghoib. Penderitaan yang dia alami karena bully dan perlakuan tidak adil dari teman-temannya membawanya pada ambisi untuk membalas dendam. Apalagi ilmu hitam, dia tidak mempercayai nya sama sekali. Tapi tekanan dari orang-orang terdekatnya membuat ia merasa terpojoki. dia mendapat banyak bully dari teman-teman nya soal penampilan dasin.
Kehidupan Dasin yang dulunya biasa saja berubah menjadi gelap ketika dia terlibat dengan Pak Buyo, seorang pemilik warung bubur yang ternyata memiliki rencana gelap.
Ia dulu pernah bekerja sebagai tukang bubur di tempat nya pak buyo. Dia bekerja dengan satu teman dekatnya sams. Dasin setiap harinya merasa aneh dengan uang hasil penjualan yang tidak sama dengan bubur yang terjual. Misalnya, hari ini dasin merasa hanya melayani pelanggan dengan total 10 bungkus. Tapi, uang di dalam laci gerobak selalu banyak dan penuh. Dasin dan Sams tidak merasa curiga, malah mereka merasa berjualan bubur sangat mudah "enak ya jualan gini, tau-tau uang banyak aja" ujar Dasin.
Bahkan pak buyo berpesan, "kalo kalian berdua ingin jajan atau ingin beli apa. Kalian bisa ambil aja uang dilaci itu, saya ikhlas ko asal jujur aja"Â ujar Pak Buyo. Akhirnya, Sams mengambil uang tersebut untuk jajan dan membeli rokok. Namun, Dasin tidak mengambil sepeser pun meski sudah ditawari untuk nengambil uang tersebut. Akhirnya, Sams terkena jebakan uang tersebut. Pak Buyo selama ini ternyata menggunakan pesugihan, dan menumbalkan Sams sebagai persembahan kepada mahkluk halus yang membantunya. Sebenarnya itu hanyalah sebuah jebakan karena, barangsiapa yang memakan atau menggunakan uang yang ada di laci tersebut akan digunakan sebagai tumbal. Terkecuali Pak Buyo, karena Pak Buyo sendiri yang menggunakan pesugihan tersebut.
Pak Buyo menawarkan uang yang melimpah kepada Dasin dan temannya, Sams. Uang tersebut berasal dari pesugihan yang tidak mereka sadari. Sams, tergoda dengan godaan uang, menjadi korban dalam permainan hitam Pak Buyo. Sams kemudian jatuh sakit, tidak sadarkan diri selama 1 minggu dan badannya menjadi kurus kering seperti tulang dibalut kulit. Akhirnya Sams harus meninggal dunia setelah 2 bulan pasca kejadian.Â
Dasin merasa tertipu, kesal karena dia dan temannya yang memang niat bekerja dengan sungguh-sungguh harus menjadi korban kekejaman Pak Buyo. Dasin memiliki dendam yang sangat mendalam kepada Pak Buyo. Maka dari itulah, Dasin membalas dendam nya kepada pak buyo menggunakan ilmu hitam juga.
Dengan hati penuh amarah, Dasin mencari jalan untuk melampiaskan dendamnya. Ia mendatangi seorang guru spiritual yang memberinya syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan ilmu hitam. Instruksi membawanya ke hutan pedalaman, di mana seorang perempuan tua menuntunnya ke gubuk misterius.
Singkat cerita, dasin langsung menuju ke hutan yang diminta oleh guru spiritual nya. dia berangkat sendiri, dan memakai sendal sebelah kiri nya saja. Jadi, sendal kiri dipakai di kaki kiri, sendal kiri juga dipakai di kaki kanan.
Dengan membawa motor, dia menelusuri di tengah-tengah gelapnya hutan. dan pada akhirnya bertemu dengan seorang perempuan tua, seperti yang dibicarakan oleh guru spiritual nya. perempuan tua tersebut membawa nya ke sebuah gubuk kecil di tengah hutan. Lalu dia berkata, "Cu, ikut saya sini". "Ini yang kamu cari kan cu, ini kan ?". Perempuan tua tersebut sambil menunjukan sebuah kain kafan bekas. Dia berkata, "kamu bawa ini cu, nanti semua dendam kamu akan terbalaskan".
Akhirnya, dasin sambil membawa kain kafan tersebut keluar dari hutan.
Perempuan tua tersebut berpesan, "Nanti saat pulang jangan kau menoleh kebelakang ya cu, kalau kamu ingin selamat keluar dari hutan ini". Dengan rasa penasaran dan ambisi yang membara, Dasin meninggalkan hutan dengan beban dendam di pundaknya.
Pada perjalanan pulang, rasa penasaran menghantui Dasin. Dia menoleh ke belakang dan melihat bahwa gubuk yang baru saja ia tinggalkan telah menghilang. Bulu kuduknya berdiri, tetapi kini tak ada jalan kembali. Dia berinisiatif, tidak akan menjalankan motornya. Tapi dia menuntun motor nya, agar selamat sampai tujuan. Namun, ditengah jalan dia bertemu seorang perempuan tua itu lagi. "Sudah saya bilang jangan menoleh kebelakang, kamu tetap ngeyel". Ujar perempuan tua itu. "Itu jalan keluar kamu kesana". Perempuan tua tersebut sambil menunjuk ke satu arah..
Dan pada akhirnya, Dasin bisa keluar dari hutan dengan selamat. Pulang ke dunia nyata, kabar datang bahwa dendam Dasin terbalaskan. Orang-orang yang pernah merendahkannya tewas dalam keadaan mengerikan. Terlebih Pak Buyo, yang tewas tertabrak truk tronton. Dasin puas mendapat kabar tersebut, dia senang karena dendam dan kebencian nya pada banyak orang sudah terbalaskan. Namun ada Dasin yang tidak ketahui bahwa karma dan sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya suatu saat.
Hari-hari berlalu, dan karma semakin mendekatinya. Teror mimpi buruk, kehancuran sekitarnya, dan peristiwa aneh menjadi bagian dari kehidupan Dasin. Sebuah entitas tak terlihat merencanakan pembalasan atas penggunaan ilmu hitamnya.
Dalam pertemuan dengan guru spiritual, Dasin diberikan pengertian bahwa konsekuensi dari perbuatannya tak dapat dihindari. Keputusasaan merasuki Dasin, dan dia menyadari bahwa karma telah menelusup ke dalam hidupnya sendiri. Kini, dia tak lagi bisa menghindar dan harus menghadapi balasan atas tindakannya.
Akhirnya, Dasin menyadari bahwa dendam dan kebencian hanya membawa malapetaka. Kesadaran ini mengubah pandangannya, meskipun terlambat. Hidupnya berubah menjadi perjalanan penebusan diri untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dia lakukan.
Cerita ini menjadi cerminan bahwa dendam yang berasal dari kebencian hanya akan membawa malapetaka pada diri sendiri. Karma, seperti bayangan yang tak terlihat, selalu memastikan bahwa setiap tindakan tidak akan lepas dari konsekuensinya. Meski terkadang kita merasa puas dengan balasan dendam, namun kebenaran sejati adalah ketika kita mampu memaafkan dan memulai langkah menuju perubahan positif.
Dalam perjalanan pemulihan, Dasin mulai memahami arti sejati dari kekuatan maaf. Ia merenung tentang bagaimana dendamnya menciptakan lingkaran setan yang tak berujung. Penerimaan atas konsekuensi tindakannya menjadi katalisator perubahan batinnya. Dasin menyadari bahwa kebenaran dan keadilan bukanlah hasil dari kebencian, melainkan dari kemampuan untuk melihat dan memperbaiki diri sendiri.
Ketika Dasin mulai membuka hatinya untuk belajar, ia menemukan dukungan dari sumber-sumber yang tak terduga. Teman-teman lama yang dulu menjauhinya mulai memahami perubahan positif yang tengah ia jalani. Dalam prosesnya, Dasin menemukan kekuatan untuk membantu orang-orang di sekitarnya, memberikan inspirasi bahwa kehidupan bisa diubah walaupun dari jalur yang gelap sekalipun.
Melalui perjalanan panjang ini, Dasin menyadari bahwa ketika kita memilih jalan kebaikan, kehidupan juga memberikan kemungkinan untuk memperbaiki diri. Dengan penuh kesadaran, Dasin berjanji untuk menjalani sisa hidupnya dengan integritas dan kebaikan, menunjukkan bahwa setiap orang bisa menemukan cahaya di tengah kegelapan yang pernah melanda. Meskipun kisahnya penuh liku-liku, ia membuktikan bahwa kebaikan dan perdamaian selalu mungkin ditemukan, bahkan setelah kesalahan terbesar sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H