Mohon tunggu...
Dhira Fauzan Indramala
Dhira Fauzan Indramala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya Dhira Fauzan, saya adalah mahasiswa unikom jurusan ilmu komunikasi semester 5

Saya menyukai beberapa bidang seperti, olahraga terutama sepak bola. Lalu saya juga senang dengan teknologi & gadget, sosial media

Selanjutnya

Tutup

Horor

Dendam Lewat Ilmu Hitam

10 Januari 2024   11:29 Diperbarui: 10 Januari 2024   11:35 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ilmu Hitam, Sumber : Teras Bandung.

Pada perjalanan pulang, rasa penasaran menghantui Dasin. Dia menoleh ke belakang dan melihat bahwa gubuk yang baru saja ia tinggalkan telah menghilang. Bulu kuduknya berdiri, tetapi kini tak ada jalan kembali. Dia berinisiatif, tidak akan menjalankan motornya. Tapi dia menuntun motor nya, agar selamat sampai tujuan. Namun, ditengah jalan dia bertemu seorang perempuan tua itu lagi. "Sudah saya bilang jangan menoleh kebelakang, kamu tetap ngeyel". Ujar perempuan tua itu. "Itu jalan keluar kamu kesana". Perempuan tua tersebut sambil menunjuk ke satu arah..

Dan pada akhirnya, Dasin bisa keluar dari hutan dengan selamat. Pulang ke dunia nyata, kabar datang bahwa dendam Dasin terbalaskan. Orang-orang yang pernah merendahkannya tewas dalam keadaan mengerikan. Terlebih Pak Buyo, yang tewas tertabrak truk tronton. Dasin puas mendapat kabar tersebut, dia senang karena dendam dan kebencian nya pada banyak orang sudah terbalaskan. Namun ada Dasin yang tidak ketahui bahwa karma dan sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya suatu saat.

Hari-hari berlalu, dan karma semakin mendekatinya. Teror mimpi buruk, kehancuran sekitarnya, dan peristiwa aneh menjadi bagian dari kehidupan Dasin. Sebuah entitas tak terlihat merencanakan pembalasan atas penggunaan ilmu hitamnya.

Dalam pertemuan dengan guru spiritual, Dasin diberikan pengertian bahwa konsekuensi dari perbuatannya tak dapat dihindari. Keputusasaan merasuki Dasin, dan dia menyadari bahwa karma telah menelusup ke dalam hidupnya sendiri. Kini, dia tak lagi bisa menghindar dan harus menghadapi balasan atas tindakannya.

Akhirnya, Dasin menyadari bahwa dendam dan kebencian hanya membawa malapetaka. Kesadaran ini mengubah pandangannya, meskipun terlambat. Hidupnya berubah menjadi perjalanan penebusan diri untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dia lakukan.

Cerita ini menjadi cerminan bahwa dendam yang berasal dari kebencian hanya akan membawa malapetaka pada diri sendiri. Karma, seperti bayangan yang tak terlihat, selalu memastikan bahwa setiap tindakan tidak akan lepas dari konsekuensinya. Meski terkadang kita merasa puas dengan balasan dendam, namun kebenaran sejati adalah ketika kita mampu memaafkan dan memulai langkah menuju perubahan positif.

Dalam perjalanan pemulihan, Dasin mulai memahami arti sejati dari kekuatan maaf. Ia merenung tentang bagaimana dendamnya menciptakan lingkaran setan yang tak berujung. Penerimaan atas konsekuensi tindakannya menjadi katalisator perubahan batinnya. Dasin menyadari bahwa kebenaran dan keadilan bukanlah hasil dari kebencian, melainkan dari kemampuan untuk melihat dan memperbaiki diri sendiri.

Ketika Dasin mulai membuka hatinya untuk belajar, ia menemukan dukungan dari sumber-sumber yang tak terduga. Teman-teman lama yang dulu menjauhinya mulai memahami perubahan positif yang tengah ia jalani. Dalam prosesnya, Dasin menemukan kekuatan untuk membantu orang-orang di sekitarnya, memberikan inspirasi bahwa kehidupan bisa diubah walaupun dari jalur yang gelap sekalipun.

Melalui perjalanan panjang ini, Dasin menyadari bahwa ketika kita memilih jalan kebaikan, kehidupan juga memberikan kemungkinan untuk memperbaiki diri. Dengan penuh kesadaran, Dasin berjanji untuk menjalani sisa hidupnya dengan integritas dan kebaikan, menunjukkan bahwa setiap orang bisa menemukan cahaya di tengah kegelapan yang pernah melanda. Meskipun kisahnya penuh liku-liku, ia membuktikan bahwa kebaikan dan perdamaian selalu mungkin ditemukan, bahkan setelah kesalahan terbesar sekalipun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun