Mohon tunggu...
Dhinar S. Kusumadwi
Dhinar S. Kusumadwi Mohon Tunggu... Lainnya - .

Pembaca yang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Babi Haram Apapun Bentuknya(?)

24 Agustus 2020   07:00 Diperbarui: 24 Agustus 2020   07:10 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: suara.com

Nih ya, menurut bombastis.com, ada banyak kegunanaan nonkonsumsi dari babi buat peradaban manusia. Yuk disimak sama-sama.

#1 Campuran bahan bangunan

Mau bangun rumah tangga? Kalau iya, dan bahan bangunannya impor, ada kemungkinan lemak dan tulang babi adalah salah satu komposisinya. Mengingat bahan dari binatang itu sering jadi bahan campuran di luar negeri, karena dianggap lebih kuat dan kokoh ketimbang pakai yang sintesis. Selain itu, bulu dari babi sering juga dipakai sebagai bahan dasar kuas cat, karena lebih awet dan lentur saat digunakan.

#2 Senjata militer

Ternyata babi juga berguna buat perlindungan negara. Gimana nggak? Minyak dan lemak babi digunakan dalam pembuatan peluru. Katanya sih, kalau pakai babi bisa jauh lebih awet ketimbang pakai dari hewan lain.

(Dari poin 1 dan 2, binatang ini terbukti efektif dalam menjaga keawetan. Jadi kalau hubunganmu sama doi nggak awet, mungkin kamu perlu coba lemak babi sebagai perekat hubungan. Siapa tahu kan, ya?)

#3 Obyek percobaan medis

Bukan cuma kodok dan tikus putih alias mencit yang jadi obyek percobaan medis, babi juga. Apalagi, gak tanggung-tanggung, hampir 90% organ milik babi mirip dengan manusia. Hayo, baru tahu ya? Tapi cuma organnya kok, lainnya enggak. (iya, kan?)

Sebenernya sih, babi juga digunakan dalam pembuatan gelatin dan campuran beberapa vaksin. Tapi karena haram dikonsumsi, akhirnya vaksin dan gelatin babi dilarang penggunaannya di Indonesia.

# Sumber energi

Di Chile, masyarakat memanfaatkan gas babi dari peternakan setempat untuk mengaliri listrik di 800 rumah selama satu tahun. Bayangin aja, listrik 800 rumah coy, cuma dari kentut babi. Tapi jelas, peternakan babi nggak eksis di Indonesia, jadi yang ini di-skip aja. (Eh, ada nggak sih?)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun