Mohon tunggu...
Dhinar Adira R
Dhinar Adira R Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Dhinar

Jawa barat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Mempertahankan Integrasi Bangsa oleh Mohammad Hatta

14 November 2021   19:05 Diperbarui: 14 November 2021   19:07 3748
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hatta didampingi ketua Umum Dekopin R.Iman Pandji Soeroso dan pejabat perkoperasian lainnya Nampak sedang memberikan ceramah dimuka pengurus-pengurus koperasi di Jakarta. Dalam ceramah pada hari koperasi ke-27 itu, Hatta mengangkat bahwa koperasi merupakan satu-satunya jalan paling tepat untuk mengangkat golongan ekonomi yang lemah.

Peran Moh.Hatta dalam mempertahankan Integrasi bangsa, yaitu kita bisa kita bandingkan dengan Soekarno, kalau Soekarno lebih ke menggerakan massa, menyandarkan masyarakat Indonesia untuk bersatu dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebenar-benarnya. Sedang kan Hatta lebih ke diplomasi dengan colonial dan berunding dengan colonial. Mencapai kesepakatan-kesepakatan dalam perundingan hingga tercapainya kemerdekaan seutuhnya secara kontekstual, lepas dari colonial Belanda dan diakui oleh Dunia.

Setelah 10 tahun hidup dalam sepi dan jauh dari hingar bingar politik, dalam kesederhanaan, kesantunan, kesalehan, dan keteguhan hati, Hatta yang telah berulang kali masuk rumah sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta, setelah 11 hari dirawat. berpulang tanggal 14 Maret 1980.  Selama hidupnya, Hatta telah dirawat dirumah sakit sebanyak 6 kali pada tahun 1963, 1967, 1971, 1976, 1979, dan terakhir pada 3 Maret 1980. Sang proklamator tidak bersedia dimakamkan di taman pahlawan, karena ingin dekat dengan rakyatnya. Sesuai pesannya, ia dikubur di TPU Tanah Kusir. Sama seperti mas kawinnya kepada Rahmi Rachim yang hanya berupa buku karangannya sendiri, istri dan ketiga putrinya tidak diwarisi harta yang berarti. Namun, sesungguhnya dua buah warisan yang tidak ternilai; kemerdekaan dan teladan ketulusan yang tanpa pamrih untuk mengabdi bagi kemajuan bangsanya.

Jadi tindakan, pemikiran dan komitmen-komitmen kebangsaan Bung Hatta harus dijelaskan dan disoialisasikan kepada Generasi sekarang, sebagai modal mewujudkan masa depan yang berkemajuan dan beradab. Bung Hatta sudah memberikan berbagai contoh tauladan mulai dari sikap sederhana dan hemat sampai kepada sikap kecintaannya kepada tanah air.

Kesederhanaan Bung Hatta, dapat dirujuk untuk mewujudkan generasi anti kopurpsi diantaranya sikap berhati-hati dalam memergunakan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi atau keluarga. Bung Hatta pernah mengembalikan sisa uang berobat kepada Negara, menolak menerima amplop tebal berisi uang, menolak hadiah monil mewah.

Tidak hanya itu Bung Hatta bahkan pernah menolak permintaan adiknya supaya memberikan katebelece agar memudahkan pemasangan telepon ke rumahnya hingga menolak permintaan keluarga agar menjemput ibu dengan mobil dinas wakil presiden. Bung Hatta juga pernah menasihati kedua putrinya dalam berkirim surat pribadi jangan pergunakan amplop milik Negara, sekalipun itu kecil dan penting.

Kemudian Bung Hatta juga terkenal dengan kehidupan sederhana yang dipertahankan sampai akhir hayatnya, sehingga tokoh proklamator ini memilih jenazahnya berbaring ditengah-tengah rakyatnya, bukan dimakam pahlawan, seperti perintah yang ditulis dalam surat wasiat pada tangga 10 Februari 1975 atau lima tahun sebelum Bung Hatta wafat. Akhirnya ketika Bung Hatta wafat 14 Maret 1980 dimakamkan dipemakaman umum Tanah Kusir Jakarta, bukan di Taman Pahlawan Kali Bata.

Kita juga bisa mencontoh Bung Hatta karena suka membaca sesibuk apapun dan dalam situasi dan kondisi bagaimanapun. Ketika Bung Hatta di asingkan oleh Belanda ke Digul, Banda Naire satu yang tidak ditinggalkan Bung Hatta adalah buku yang dibawanya, berpeti-peti sehingga buku itu menjadi teman abadi. Bung Hatta mengatakan aku rela dipenjara, asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas. Ketika didalam penjara itu pula Bung Hatta menulis buku salah satu diantara buku yang ditulis dipenjara itu adalah Alam Pikiran Yunan, kemudian buku ini menjadi mahar ketika Bung Hatta menikah dengan Rahmi Rachim Pada tanggal 18 November 1945.

Kecintaan Bung Hatta dan kebutuhan membaca itu sudah dimulai Bung Hatta semenjak remaja bahkan ketika belum sekolah sudah terbiasa membaca Koran langganan pamannya, sehingga tidak heran sebelum diterima sekolah dasar dia sudah bisa membaca. Pada masa remaja kebutuhan membaca sudah terpatri dalam dirinya, apalagi setelah hijrah sekolah ke Jakarta, ia mulai membeli buku pelajaran dengan teraturan dan membacanya dengan trik-trik tertentu.

Ketika Bung Hatta di Belanda buku dan membaca itu semakin tidak terpisahkan dalam hidupnya, sehingga ketika dia pulang ke Indonesia buku dibawanya pulang berpeti-peti yang kemudian menjadi koleksi perpustakaan di rumahnya. Buku-buku yang dimiliki oleh Bung Hatta itu nyaris semuanya berbahasa asing, Inggris, Belanda, Jerman dan Perancis semua bahasa itu bahasa yang dikuasai oleh putra kelahiran Bikittinggi 12 Agustus 1902. Buku koleksi Bung Hatta ini melebihi dari 10 ribu judul buku dengan tema bermacam-macam, ekonomi, budaya, politik, fisafat, hukum dan lainnya.
Untuk mendapatkan dan membeli buku yang berharga itu, adakalanya diperoleh dari honor menulis Koran. Semasa di Belanda ia menulis di beberapa media cetak yang kemudian honornya dibelikan ke buku-buku yang dibutuhkan. Komitmen kecintaan Bung Hatta kepada Negara dan bangsa ini tidak diragukan lagi, keluar masuk penjara telah menjadi bagian dari hidupnya demi memperjuangkan Indonesia merdeka.

Kepala Perpustakaan Proklamator Bung Hatta, Hatta Purwanto, menjelaskan perpustakaan Proklamator Bukittinggi, merupakan asset bangsa yang harus dimanfaatkan segenap bangsa ini pula. Banyak literatur-literatur Bung Hatta dikoleksi di sini yang harus digali dan dipelajari oleh anak bangsa, sehingga gagasan, ide, pemikiran, tindakan, dan prilaku Bung Hatta dapat dirujuk untuk kepentingan bangsa kedepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun