Mohon tunggu...
Dhina Lestari
Dhina Lestari Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

13 september 2003

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mereka Tetaplah Dua Pribadi yang Berbeda

20 November 2020   16:55 Diperbarui: 20 November 2020   16:55 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cerita ini dialami oleh anak kembar bernama Elin dan Elis. Sejak kecil, mereka memiliki banyak kesamaan, dimulai dengan pakaian, keinginan, bahkan tingkah laku. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, perbedaan itu mulai terlihat. Perbedaan di antara saudara kembar itu wajar, karena meskipun kembar, mereka tetaplah dua pribadi yang berbeda.

Mereka sangat cantik dan pintar. Sejak kecil, mereka sudah menjadi pusat perhatian orang yang melihatnya. Mereka juga sangat mirip hingga sulit dibedakan. Tetapi saat Sekolah Menegah Pertama atau SMP, Elis menjadi berubah karena kecelakaannya yang membuat wajah cantiknya tertutupi luka. Kini ia memiliki sifat yang tomboy dan tidak peduli pada penampilannya. Berbeda sekali dengan Elin.

Tahun demi tahun berlalu, kini Elin dan Elis duduk di bangku Sekolah Menengah Atas atau SMA begitu banyak perubahan. Kecantikan serta kepintaran menjadikan idola para lelaki di sekolah, Banyak dari kaum Adam yang berlomba-lomba memenangkan hati Elin. Tidak dengan Elis. Ia selalu menerima komentar negatif karena sifatnya yang tomboy dan penampilannya yang gemuk,kusam, dan rambutnya yang tak pernah rapih.

Sejak saat itu Elis selalu diacuhkan, sementara ayah dan mamah pun selalu memanjakan Elin.

"Allah itu adil, kesabaran dan keyakinan akan merubah segalanya"kata Elis pada dirinya sendiri.

Luka itu memberi banyak hal dan menjadikan Elis wanita yang lebih dekat dengan sang pencipta. Beda dengan Elin kecantikan membuatnya angkuh, hanya kalangan tertentu dapat berteman dengannya. Sifat itu tidak jauh dari Pak Herman dan Ibu Lidya, pasangan Pengusaha ternama, orangtua Elin dan Elis. Sebab itu, Tak banyak tetangga menyukai kepribadian yang terlalu sombong dan angkuh. Tapi tidak dengan Elis, tetangga sangat menyukai Elis yang jauh lebih baik dan terkenal ramah.

Sifat Elis yang tomboy membuat kasih sayang ayah pada Elis berkurang, ayah menginginkan Elis tetap feminim. Namun, apakah kembar harus selalu sama?

"hei... melamun aja, nggak baik tau" ucap kak Aldi membuyarkan semua fikiran Elis

Kak Aldi, ia adalah kakak Elin dan Elis. Ia pun merasakan apa yang Elis rasakan. Entah... kesalahan apa yang membuat Elis dan kak Aldi selalu saja salah di mata ayah. Sedangkan Elin? ia selalu benar.

"kenapa sih kak, ayah berubah gini? Kenapa hanya Elin yang ada di fikiran ayah? Sementara kita? Kita selalu salah dimata ayah" ucap Elis bersandar di tubuh kakak

"entahlah dek, tapi... ya sudahlah, kakak yakin, semua akan indah pada waktunya" ucap kak Aldi.

Selain sifatnya yang angkuh dan sombong kepintaran Elin pun menjadi berkurang. Karena hidupnya hanya terus-terusan berpikir tentang kecantikannya. Berbeda dengan Elis, ia terus-terusan belajar agar mencapai cita - citanya.

Tahun -- tahun lalu sudah dilewati, kini saat nya mereka ujian kelas 12. saat itu Elin kebingungan karena tidak mengerti apa - apa. Dan dengan senang hati Elis pun membantunya dengan mengajak belajar bersama. Tetapi kebaikan Elis tidak pernah diterima oleh Elin.

"Udah kamu urusi aja mukamu dan badanmu itu biar kita jadi kaya dulu yang kembar lagi" ucap Elin pada Elis

"T -- t t t tapi kan aku hanya ingin membantu kamu Elin" jawab Elis

"Gak usah. Aku gak perlu bantuanmu" kata Elin

Elin merasa sekarang perbuatan ayah, ibu dan bahkan kembarannya pun sudah parah. Mereka benar benar tidak menghargai dirinya. Namun Elis masih sabar.

Ujian telah selesai dan kini saatnya pengumuman kelulusan. Elis mendapatkan nilai terbaik di sekolahnya sedangkan Elin justru mendapat peringkat akhir. Elin merasa malu saat itu dan menganggap bahwa itu semua salah Elis yang tidak membantunya.

"Kamu sih !!! tidak bantu aku, jadi gini kan" Ucap Elin pada Elis dengan nada membentak

"Maaf Elin, tapi kan kamu sendiri yang bilang tidak mau dibantu aku." Jawab Elis

" Kamu itu gimana sih lis kok Elin tidak dibantu!!!" Ucap Mamah pada Elis

"Seharusnya kamu itu bantu Elin! Jangan hanya mementingkan dirimu sendiri." Kata Ayah

"Mah, Yah kan tadi Elis sudah bilang bahwa Elin sendiri yang tidak mau dibantu oleh Elis." Jawab Kak Aldi yang membela Elis

"Kamu tidak usah membela Elis ya Di, jelas -- jelas adikmu salah gitu kamu masih belain?" Kata Ayah pada Kak Aldi

"Sudah -- sudah, yasudah maafin Elis ya Yah, Mah, Lis, kak, daripada kita terus bertengkar gini" Jawab Elis

"T -- t t t t tapi kan Lis kamu gak salah, jelas -- jelas ynag salah itu Elin yang menolak ajakan mu untuk belajar bersama." Jawab Kak Aldi

"Tidak apa -- apa kak, aku tidak mau melihat keluarga kita bertengkar seperti ini." Jawab Elis

Semakin lama Elis pun memnjadi sangat tidak dihargai dirumahnya hingga sampai pada saat Elis sudah tidak tahan dan memutuskan untuk meninggalkan rumahnya secara diam -- diam. Dan keluarganya pun sama sekali tidak ada yang peduli tentang hal itu. Hanya Kak Aldi yang mengetahui hal itu dan tau keberadaan Elis.

Beberapa tahun kemudian, Elis kini sudah menjadi pengusaha muda yang sukses. Tak lama setelah Elis meninggalkan rumahnya, ternyata Ayahnya bangkrut dan saat Elis mengetahui hal itu tentu saja Elis membantunya tetapi tidak ia yang datang kesana melaikan pegawainya dengan memberikan sejumlah uang untuk keluarga nya disana. Hingga saat itu keluarganya juga tidak merasakan kehilangan Elis.

Hingga akhirnya kak Aldi bilang kepada ayah

"Yah, apa Ayah tidak merasakan kehilangan Elis?" tanya Kak Aldi pada Ayah

"Kan ada Elin di" jawab ayah dengan singkat

"Tapi Elis juga anak Ayah kan Yah? Kenap Ayah tidak pernah merasa bahwa Elis itu ada?" jawab kak Aldi

"Ya... suruh siapa dia pergi meninggalkan kita semua disini" jawab Ayah

"Ayah sadar gak? Waktu itu ada pegawai yang memberi kita uang? Itu uang dari Elis yah, sekarang ia sudah menjadi pengusaha yang sukses." Jawab kak Aldi

"Hah? ? Yang benar kamu di? I -- i i itu Elis yang memberi kita Elis?" jawab Ayah

"Iyalah siapa lagi yang mau membantu keluarga kita ini, Ayah Mamah dan Elin saja sifatnya sombong dan angkuh gitu, mana ada yang mau membantu selain Elis" jawab Kak Aldi

"Tapi Ayah cuma mau adikmu Elis itu berubah di, ayah mau Dikmu berubah dan berperilaku seperti Elin , tidak tomboy seperti itu, ini juga demi kebaikan Elis." Jawab ayah yang menjelaskan kepada kak aldi tentang sikapnya.

"Yasudah ayah bilang saja sendiri pada Elis." Jawab Kak Aldi

Tetapi yang namanya saudara kembar tentu saja Elin merasa kesepian karena tidak ada ynag menemaninya. Apalagi Mamahnya ynag sudah  melahikannya. Kini mereka semua merasa kehilangan sosok Elis yang amat sangat baik dan rendah hati.

Sebagai kembarannya Elin pun menjelaskan kepada ayah dan mamahya bahwa kembar itu tidak selalu sama, mereka tentu saja memiliki dua kepribadian yang berbeda. Dan kata -- kata Elin pun ternyata menyadarkan ayah dan mamahnya.

"Aldiii, tunggu!!!!!!!!" cegah ayah ketika kak Aldi sedang berjalan menuju kamarnya

"kenapa ayah" jawab kak Aldi singkat

"kamu kan selama ini sangat dekat dengan Elis, jadi... kamu pasti tau dimana keberadaan Elis saat ini" ucap ayah

"iya... Aldi tau, lantas untuk apa ayah menanyakan itu? Jika ayah hanya ingin membuat Elis kembali bersedih dan berharap yang tak pasti, Aldi tak akan memberitahu di mana Elis" ucap kak Aldi.

"Aldiii... ayah tau, ayah salah selama ini, ayah menyesal nak, Elin benar... ia dan Elis adalah dua pribadi yang berbeda. Maka dari itu, ayah ingin memperbaiki semua kesalahan ayah kepada Elis, ayah mohon..." ucap ayah

"Maaf ayah, Aldi nggak bisa kasih tau di mana Elis berada sekarang" ucap kak Aldi dan langsung masuk ke dalam kamarnya

Sekali... dua kali... tiga kali ayah memohon, kak Aldi tetap berpegang teguh untuk tidak memberitahu dimana keberadaan Elis sebenarnya. Hingga... pada akhirnya, Elin angkat bicara, ia berlutut dihadapan kak Aldi dan mulai memohon untuk memberitahunya di mana Elis.

"Elin butuh Elis kak, Elin nggak berarti tanpa Elis di sisi Elin, Elin mohon kak... kasih tau Elin di mana Elis berada, Elin sangat merindukannya" ucap Elin dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.

"huffffttt" kak Aldi pun menghela nafasnya panjang

Selai itu tentu saja mamahnya juga ikut membujuk kak Aldi agar memberi tahu keberadaan Elis.

"baiklah... kakak akan beritahu, Elis tinggal di apartemen teman kakak, dia baik-baik aja, dan kalau kamu, mamah dan ayah benar-benar ingin bertemu Elis, ayo... kebetulan kakak ingin kesana" ucap kak Aldi yang akhirnya luluh

Seketika itu juga, kak Aldi, Elin, Mamah dan ayah meluncur ke apartemen Elis. Sesampainya di apartemen Elis dan setelah ayah telah melihat Elis dengan keadaan baik-baik saja, tanpa kurang apapun,bahkan sekarang ia sudah memjadi Elis yang dahulu kecil dan mirip sekali dengan Elin. Ia pun segera meminta Elis untuk kembali ke rumah, tinggal lagi bersamanya, mamah Elin dan kak Aldi pastinya, ia pun berjanji pada Elis untuk tidak lagi mengulang kesalahannya yaitu membedakan kasih sayang antara Elis dan Elin. namun, tak semudah itu Elis mau kembali ke rumah, Elis pun memberikan syarat pada ayah.

"ayah... Elis mau pulang asalkan ayah mau berjanji satu hal sama Elis, yaitu... kembalilah menyayangi kak Aldi, kak Aldi juga anakmu ayah, beri ia kesempatan untuk kembali merasakan hangatnya kasih sayangmu, kasih sayang dari seorang ayah dan mamah. Itu kan hanya sebuah kecelakaan hingga menyebabka mukaku begini " ucap Elis

"iya Elisss... ayah janji sama kamu, tapi kamu pulang ya nak" ucap ayah dan Elis pun menganggukkkan kepalanya.

Ayah memeluknya dan jugaElin, kak Aldi hanya dapat menahan tangisnya. Sesaat kemudian, ayah melepaskan pelukannya dan beralih menuju kak Aldi. Ayah mendekati kak Aldi dengan langkah pasti, ditatapnya wajah kak Aldi dengan seksama.

"maafkan ayah Aldi, maafkan ayah... tak   seharusnya ayah membencimu" ucap ayah

"Aldi nggak akan mungkin nggak maafin ayah" ucap kak Aldi

Kemudian mereka berdua pun berpelukan, pelukan kasih sayang antara anak dan ayah. Di lihatnya jelas binar-binar kebahagiaan itu terpancar dari wajah kak Aldi. Elis hanya dapat tersenyum bahagia melihatnya.

Sementara itu, Elin mendekati Elis.

"aku rindu" ucapnya kemudian memeluk Elis sang kembarannya dengan erat.

"Elis juga rindu kamu" ucap Elis

'Elis... maafin mamah ya selama ini hanya mementingkan Elin, sebenarnya kita gini itu demi kebaikan kamu juga kan untuk tidak berperilaku tomboy seperti dulu."ucap mamah

"iya mah, maafin Elis juga kini Elis tidak akan bersikap seperti itu lagi, Elis sudah berubah mah, Elis juga capek dengan kata -- kata orang yang selalu menjelek -- jelek an Elis. Elis sudah sadar mah" jawab Elis pada mamahnya

Kembar tak harus selalu sama, yah... karena meskipun kembar, mereka adalah dua pribadi yang berbeda, tak pernah bisa menjadi sama, terkecuali wajah dan fisiknya.

Perlakukan anak kembar seperti apa yang mereka inginkan, karena tak selamanya apa yang mereka inginkan itu sama, ada kalanya mereka menemukan perbedaan di antara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun