Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Perawat - Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Nostalgia Bermain Pesawat Kertas

11 Maret 2021   14:52 Diperbarui: 28 Maret 2021   14:22 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menerbangkan pesawat kertas merupakan salah satu permainan yang paling murah dan mudah bahkan cenderung gratis. Pesawat ini juga bisa dibilang sebagai seni melipat kertas atau origami yang paling banyak dikuasai oleh anak-anak pada zamannya.

Untuk memainkan permainan ini yang dibutuhkan hanyalah selembar kertas dan kemampuan melipat kertas. Tidak perlu kuota internet, charger, powerbank atau sinyal peranggitan gratisan.

Memainkan pesawat ini cukup mudah dan tergolong mengasyikkan, kita tinggal melepaskan pesawat ke udara dengan kemiringan 20 sampai 45 derajat, maka pesawat kertas tersebut akan terbang dan bermanuver tanpa memerlukan itung-itungan aerodinamis.

Terkadang pesawat kertas tersebut dapat terbang meninggi lalu melandai, terkadang berputar spiral sampai menyentuh bumi dan yang paling mengasyikkan adalah ketika pesawat kertas tersebut mampu menghasilkan manuver backflip selayaknya manuver pesawat tempur.

Jika ingin mendapatkan trick backflip, cara yang bisa dilakukan adalah melengkungkan kertas pada bagian ujung belakang sayap pesawat. Jika trick ini berhasil, rasa bahagianya setara dengan mendapatkan uang pecahan Rp. 1.000,00 pada ciki merk Aries.

Untuk mendapatkan sensasi lebih greget, terkadang anak-anak pada masa itu perlu menaiki tempat yang lebih tinggi untuk kemudian melemparkan pesawat kertasnya dengan penuh antusias. Semakin lama pesawat berada di udara, maka semakin bertambah pula kepuasan bathin sang pemilik pesawat kertas.

Kala itu juga ada mitos, jika pesawat kertas tersebut ditiup pada bagian ujungnya, maka pesawat tersebut akan memiliki durasi terbang cukup lama. Hingga kini mitos tersebut belum bisa terpecahkan, bahkan oleh Almarhum BJ Habibie sekalipun.

Selain itu ada juga trik seperti menumpuk 2 pesawat menjadi 1 bagian, lalu diterbangkan dengan teknik yang sama, sehingga akan menghasilkan 2 pesawat yang terbang dengan 2 arah berbeda.

Salah satu keberhasilan dari memainkan pesawat kertas ini adalah ketika pesawat hendak landing, jika pesawat landing secara menukik dengan ujung pesawat yang membentur tanah terlebih dahulu, maka pesawat tersebut dianggap gagal sehingga pesawat perlu dimodifikasi agar pesawat dapat landing secara halus.

Beranjak remaja permainan pesawat kertas ini juga masih berlanjut, terkadang pesawat ini juga dipakai oleh para remaja tanggung untuk menuliskan pesan ejekan misalnya "yang membaca tulisan ini jelek". Padahal kita tidak tahu di bangku mana pesawat akan landing akan menjadi masalah serius jika pesawat bertuliskan cacian tersebut mendarat di meja guru.

Pembelajaran yang bisa dipetik dari permainan pesawat kertas

Keikhlasan Dari permainan pesawat kertas, kita belajar tentang apa makna keikhlasan yang sesungguhnya, dimana mainan tersebut memang tidak dapat bertahan lama, bahkan bahannya mudah sobek dan tidak bisa dimainkan jika pesawat tersebut tersangkut di ranting pohon atau atap rumah yang tidak bisa dijangkau oleh tangan anak-anak.

Jika hal tersebut terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah mengambil secarik kertas dan mulai melipat-lipat kertas untuk menjadi pesawat kertas yang baru.

Usaha tidak mengkhianati hasil, Permainan pesawat kertas juga mengajarkan kepada saya tentang usaha yang tidak mengkhianati hasil, dimana kita perlu mendaki ke tempat yang lebih tinggi untuk bisa menerbangkan pesawat dengan durasi yang lebih lama.

Kini, permainan pesawat kertas seakan punah dari kehidupan sekolah, kepunahan ini didukung pula oleh kebijakan pembelajaran secara daring. Sehingga tidak ada lagi sisa-sisa puing pesawat kertas yang ada di genteng sekolah.              

Selain itu, pesawat kertas juga mengajarkan kita untuk berani berkreasi agar menghasilkan trick yang lain daripada yang lain. Kita memiliki otoritas untuk mengatur bentuk sayap agar pesawat tersebut dapat bermanuver secara epic sebelum akhirnya landing.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun