Mohon tunggu...
Dhimas Raditya Lustiono
Dhimas Raditya Lustiono Mohon Tunggu... Perawat - Senang Belajar Menulis

Perawat di Ruang Gawat Darurat | Gemar Menulis | Kadang Merasa Tidak Memiliki Banyak Bakat

Selanjutnya

Tutup

Diary

Nostalgia Bermain Pesawat Kertas

11 Maret 2021   14:52 Diperbarui: 28 Maret 2021   14:22 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembelajaran yang bisa dipetik dari permainan pesawat kertas

Keikhlasan Dari permainan pesawat kertas, kita belajar tentang apa makna keikhlasan yang sesungguhnya, dimana mainan tersebut memang tidak dapat bertahan lama, bahkan bahannya mudah sobek dan tidak bisa dimainkan jika pesawat tersebut tersangkut di ranting pohon atau atap rumah yang tidak bisa dijangkau oleh tangan anak-anak.

Jika hal tersebut terjadi, maka yang perlu dilakukan adalah mengambil secarik kertas dan mulai melipat-lipat kertas untuk menjadi pesawat kertas yang baru.

Usaha tidak mengkhianati hasil, Permainan pesawat kertas juga mengajarkan kepada saya tentang usaha yang tidak mengkhianati hasil, dimana kita perlu mendaki ke tempat yang lebih tinggi untuk bisa menerbangkan pesawat dengan durasi yang lebih lama.

Kini, permainan pesawat kertas seakan punah dari kehidupan sekolah, kepunahan ini didukung pula oleh kebijakan pembelajaran secara daring. Sehingga tidak ada lagi sisa-sisa puing pesawat kertas yang ada di genteng sekolah.              

Selain itu, pesawat kertas juga mengajarkan kita untuk berani berkreasi agar menghasilkan trick yang lain daripada yang lain. Kita memiliki otoritas untuk mengatur bentuk sayap agar pesawat tersebut dapat bermanuver secara epic sebelum akhirnya landing.     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun