Salah dan Benar adalah dua sisi koin mata uang. Bayangkan kalau kita main tebak-tebakan dengan koin 500an rupiah. Satu sisi bergambar Garuda dan sisi lainya bergambar bunga melati. Kita tebak gambar apa yang akan menghadap kita setelah koin yang dilempar itu jatuh.
Mungkin beberapa kali tebakan kita salah, dan bisa juga tebakan kita benar.
Intinya, kita tidak pernah tahu apakah tebakan kita salah atau benar, jika kita tak pernah melempar koin itu. Melempar koin adalah personifikasi dari aktivitas yang kita lakukan. Kita tidak pernah mendapat jawaban jika tidak melakukanya.
Semua orang takut salah dan itu wajar. Tanpa pernah merasa salah, seseorang tidak akan pernah mendapat kebenaran. Jadi Kesalahan adalah utusan Tuhan yang paling rajin memberi hadiah berupa keberanian. Keberanian untuk melakukan sesuatu. Sehingga mau melakukan sesuatu untuk mendapat kebenaran.
Bila seseorang merasa dirinya selalu benar, maka tanpa disadari ianya sudah terjebak dalam kubangan kesalahan. Hakikatnya kebenaran itu bukan milik kita. Kebenaran adalah milik orang lain yang dititipkan pada diri kita, karena mereka percaya bahwa diri kita mampu membawa amanah kebenaran yang dititipkan. Oleh karena itu jangan lagi ragu melakukan sesuatu karena takut salah. Sejauh yang dilakukan tidak melanggar hukum Allah atau melanggar hak-hak orang lain
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H