UMKM tidak hanya menjadi pilar ekonomi Indonesia tetapi juga mendorong inovasi dan solusi lokal ditengah tantangan ekonomi global. Namun, dibalik potensinya, UMKM pastinya memiliki tantangan besar yang harus dihadapi, salah satunya adalah dalam mengelola keuangan secara efisien. Permasalahan seperti alokasi biaya yang tidak tepat, ketidaktahuan tentang analisis keuangan, serta kurangnya strategi berbasis data sering kali menghambat pertumbuhan mereka.
Salah satu solusi yang dapat diandalkan adalah penerapan konsep akuntansi manajemen, khususnya melalui Analisis Biaya-Volume-Laba (BVL). Metode ini membantu UMKM memahami antara biaya, volume penjualan, dan laba, sehingga mereka mampu merencanakan strategi keuangan dengan lebih baik. Dengan analisis Biaya-Volume-Laba (BVL), UMKM dapat memiliki panduan yang jelas dengan menentukan prioritas, mengelola resiko, da mengoptimalkan laba.
Wulan Bakery, sebuah UMKM di Kota Surakarta, memproduksi beragam jenis roti, termasuk Banana Muffin sebagai produk unggulan. Sebagai bisnis yang baru berkembang, Wulan Bakery menghadapi tantangan menentukan jumlah produksi dan penjualan yang ideal untuk mencapai target laba. Artikel ini membahas bagaimana Wulan Bakery menerapkan Analisis Biaya-Volume-Laba untuk mengoptimalkan kinerja bisnis mereka dan memberikan pengetahuan bagi UMKM lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis titik impas (break-even point) dan margin kontribusi, serta memanfaatkan Margin of Safety dalam menghadapi ketidakpastian pasar.
Hal pertama yang dilakukan adalah mengklasifikasikan biaya tetap (seperti biaya penyusutan alat produksi, Wi-Fi, dan sewa outlet) dan biaya variabel (seperti bahan baku, biaya tenaga kerja, dam biaya kemasan). Data ini kemudian digunakan untuk menghitung titik impas, margin kontribusi, dan unit penjualan yang diperlukan untuk mencapai target laba.
Menghitung Titik Impas sebagai Langkah Awal
Data yang diperlukan dalam menghitung titik impas adalah total pendapatan, biaya tetap, dan biaya variabel. Dalam satu bulan Wulan Bakery dapat menjual 500 pcs Banana Muffin dengan harga jual Rp. 6000 per pcs. Sehingga pendapatan dari penjualan Banana Muffn adalah Rp. 3000.000. Untuk biaya tetapnya Wulan Bakery mengeluarkan biaya sebesar Rp. 590.000 dan biaya variabel sebesr Rp. 2.116.000. Sehingga titik impas dapat dihitung menggunakan pendekatan laba operasi dengan rumus :
      Laba Operasi = (Harga Jual x Unit) – (Biaya variabel x Unit) – Biaya Tetap
Dari perhitungan yang dilakukan Wulan Bakery perlu menjual 334 pcs Banana Muffin untuk mencapai titik impas, Dimana total pendapatan sama dengan total biaya. Pada titik ini, perusahaan tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Merencanakan Target Laba yang Realistis
Melalui analisis BVL, Wulan Bakery dapat menentukan jumlah penjualan yang diperlukan untuk mencapai target laba tertentu. Misalnya, untuk meraih laba Rp. 400.000, mereka harus menjual 560 pcs Banana Muffin. Didapat dari perhitungan menggunakan rumus diatas. Analisis ini memberikan dasar strategis untuk mengarahkan usaha pemasaran dan produksi, memastikan setiap Langkah memiliki dampak langsung terhadap profitabilitas.
Mengoptimalkan Margin Kontribusi