Mohon tunggu...
Dhian Trima Wisesa
Dhian Trima Wisesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak Nama : Dhian Trima Wisesa NIM : 43221010032 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi Dan Etik UMB Kampus : Universitas Mercu Buana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sadulur Papat Lima Pancer Sebagai Salah Satu Kearifan Lokal Indonesia

26 Oktober 2022   12:57 Diperbarui: 26 Oktober 2022   13:08 1807
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Syair atau lirik dalam tembangan kidung tersebut konon ditulis oleh sunan kalijaga. Kidung (tembangan) tersebut berjudul kidung marmati. Marmati yang artinya takut mati, yaitu perasaan ibu saat mengandung setiap hari berada dalam kondisi takut mati. Seorang ibu merasa cemas dan khawatir akan kematian saat akan melahirkan seorang anak.

dokumen pibadi
dokumen pibadi

Orang jawa biasanya menjadikan sedulur papat limo pancer sebagai jimat, patokan, aturan, atau pedoman dalam berbagai kehidupan. salah satunya adalah filosofi kiblat papat lima pancer yang didefinisikan sebagai empat arah mata angin, yaitu timur, selatan, barat dan utara, sedangkan lima yang menjadi pancer adalah tengahnya. Bahkan, orang jawa sendiri memasukkannya ke dalam nama-nama hari (weton) yang menentukan jodoh, rezeki, dan kehidupan manusia. Misalnya seperti, pasar legi (timur), pahing (selatan), pon (barat), utara (wage), dan pusatnya (kliwon).

Dalam filosofi jawa, ada empat malaikat yang menjaga dan menemani kita saat dalam kandungan ibu yang disebut dengan sedulur papat. Adapapun penjelasan mengenai sedulur papat atau empat saudara ini adalah sebagai berikut:

  • Kakang kawah atau cairan ketuban

Seperti yang kita ketahui, cairan ketuban lah yang menemani kita saat masih di dalam kandungan  dan melindungi kita dari benturan. Dengan adanya air ketuban maka janin bisa bergerak dengan bebas, karena lingkungan yang aman yang dipenuhi dengan cairan. Air ketuban ini juga yang pertama kali keluar sebelum lahirnya seorang bayi, membuka jalan bagi bayi. Karena air ketuban lahir pertama maka ilmu kejawen menyebut air ketuban dengan sebutan kakak (kakang kawah). Ketika seorang bayi lahir pasti bersamaan dengan kakang kawah dan adhi ari ari. Kakang kawah adalah pecahnya air ketuban, dalam ilmu kejawen kakang kawah tadi pecah jadi air yang akhirnya wujudnya menjadi langit sedangkan adhi ari-ari itu menjadi bumi.

  • Adhi ari-ari atau plasenta

Plasenta bertanggung jawab untuk mengantarkan sari makanan. Ketika seorang ibu makan maka plasenta akan menyalurkan makanan tersebut kepada janin di dalam kandungan. Plasenta lahir setelah kelahiran bayi sehingga dalam istilah kejawen disebut dengan sebutan adik atau saudara muda (adhi ari-ari). Tidak hanya sebagai penyalur makanan untuk makan bayi, adhi ari-ari juga dianggap sebagai penyalur perilaku. Jika ayah dan ibunya melakukan perbuatan baik, terutama ibu maka bayi akan mewarisi perilaku baik itu nantinya.

  • Getih atau darah

Bersamaan dengan air ketuban, darah juga menemani janin siang dan malam di dalam rahim sampai proses kelahiran tiba. Saat proses persalinan darah keluar bersama janin dan darah ini juga ada di dalam tubuh bayi hingga dia dewasa.

  • Puser atau tali pusar

Tali pusar adalah bagian dari plasenta yang tetap melekat pada bayi, menemani bayi tersebut sampai dia berusia sekitar 7 hari. Tali pusar akan mengering dan lepas sendiri secara alami. Proses terlepasnya tali pusar dari tubuh bayi disebut dengan pupak puser. Meskipun tali pusar terlepas dari bayi, namun tetap juga dianggap sebagai saudara bayi.

  • Pancer atau pusat

Maksud dari pancer ini adalah pusatnya yaitu tubuh atau diri kita sendiri. Masyarakat jawa percaya bahwa sebagai manusia, kita harus bisa menyelaraskan kelima hal itu agar menjadi satu kesatuan yang utuh.

Setelah semua proses selesai, maka telah lengkap empat saudara dan yang kelima sebagai pusatnya. Elemen tersebut berwujud tunggal menjadi diri kita sebagai bentuk karya sang pencipta. Pancer atau pusatnya adalah diri kita sendiri. Oleh karena itu, dalam budaya jawa orang tua harus berdoa kepada yang maha kuasa saat bayi yang masih dalam kandungan, agar setelah lahir menjadi manusia yang dapat menjadi insan kamil.

Setelah lahir ke dunia kita telah berpindah dari alam misal ke alam ajsam. Tugas kakang kawah, adhi ari-ari, darah, dan pusar sudah selesai. Tetapi pada hakikatnya mereka tidak hilang, karena sudah menjadi wujud diri kita. Sedulur papat atau empat saudara itu tetap terlibat dalam kehidupan kita. Jika jalan kita benar, maka kita dapat menjadi manusia yang sempurna atau insan kamil. Ketika lahir ke dunia, sebenarnya semua janin lahir dalam kondisi baik dan tidak melakukan kesalahan (suci). Namun karena antara manusia yang satu dengan yang lainnya memiliki perilaku yang berbeda setelah dilahirkan, maka ada yang jadi baik dan ada yang buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun