“Saya memang mengatakan mau ibadah. Tapi bukan disini, melainkan disana” Jefran menunjuk gereja katedral yang ada di seberang masjid Istiqlal. Jefran berpamitan dan 1qq0⁰langsung berlari menuju gereja katedral. Sedangkan gadis itu langsung masuk kedalam masjid.
Sudah 2 Minggu berlalu. Sejak kejadian dimana ia mengantarkan seorang gadis yang sampai sekarang belum ia ketahui namanya itu, Jefran selalu ingin bertemu dengan gadis itu. Ia selalu berkunjung ketaman bukan tanpa alasan, melainkan ia sengaja menunggu gadis itu. Saat gadis itu sudah terlihat, ia akan menyapanya.
Seperti sekarang, Jefran sudah duduk dibangku yang sama seperti sebelumnya. Ia menolehkan kepalanya kebelakang dan kebetulan gadis itu sudah terlihat dan sudah dekat dengan tempatnya.
“Hai, kebetulan lagi kita bertemu disini” Sapa Jefran, tak lupa senyum manis yang selalu ia tunjukkan untuk gadis itu.
“Benar hanya kebetulan?” Pertanyaan gadis itu mampu membuat Jefran salah tingkah. Pemuda itu hanya menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal.
“mau ke Masjid?” Jefran berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Iya, seperti biasa” Jawab gadis itu.
“kalau begitu ayo, saya juga sekalian mau ibadah” Jefran tersenyum manis, mempersilahkan gadis itu untuk berjalan lebih dulu.
Sesampainya disana, seperti biasa Jefran akan berhenti di depan masjid. Saat gadis itu akan memasuki masjid, Jefran menahannya.
“Tunggu” Ujar Jefran. Gadis itu mengehentikan langkahnya menatap Jefran penuh tanya.
“Selama ini kita belum mengetahui nama satu sama lain, saya Jefran kamu bisa memanggil saya Jeff” Jefran mengulurkan tangannya. Namun, tidak sesuai harapannya, gadis itu justru menangkupkan kedua tangannya di depan dada.