Hari Minggu dengan langit yang nampak cerah membuat siapapun tak ingin melewatkannya. Sama hal nya dengan seorang pemuda yang tengah duduk seorang diri di sebuah taman, di tangannya sudah ada buku bersampul coklat dengan daun maple sebagai hiasan covernya. Perlahan ia menggoreskan pena, menuangkan setiap bait kata yang ada di dalam pikirannya.
Pemuda itu bernama Jefran. Parasnya yang tampan membuat banyak gadis terpesona padanya. Namun tak satupun dari gadis-gadis itu yang membuat Jefran terpesona.
Angin yang sejuk membuat Jefran nyaman berlama-lama ditaman, tangannya juga tak henti-hentinya menggoreskan kata demi kata yang indah. Senyum manis terlukis dibibirnya kala satu kata terakhir menjadi penutup yang ia tuliskan kali ini.
“Permisi” Suara lembut seorang perempuan menghentikan kegiatan Jefran yang tengah membaca sajak-sajaknya. Jefran pun menutup bukunya dan membalikkan badannya.
“Iya, ada yang bisa saya bantu?” Tanya Jefran. Cantik sekali mata gadis ini. Batinnya. Jefran hanya bisa melihat mata gadis itu, karena gadis itu memakai niqab.
“untuk ke masjid Istiqlal saya harus lewat mana?” Tanya perempuan itu.
“kebetulan hari ini saya juga mau ibadah, bagaimana jika kita kesana bersama?” Ujar Jefran tak lupa dengan senyum ramahnya.
“Ah begitu, boleh” jawab gadis berniqab itu.
Jefran dan gadis itu berjalan bersama karena memang tempat yang menjadi tujuan keduanya tidak jauh. Jefran sesekali merilik gadis di sebelahnya. Ada rasa tersendiri yang timbul dalam benak Jefran. Keduanya mengobrol ringan, menepis rasa canggung. Hingga keduanya pun sampai di depan masjid Istiqlal. Jefran berhenti berjalan, dan gadis itu pun juga menghentikan langkahnya. Gadis cantik itu menatap Jefran heran.
“Kamu bilang mau ibadah juga, kenapa berhenti disini? Ayo masuk” Ujar gadis itu dengan suara lembutnya.
Jefran tersenyum.