Jakarta - Sejak diresmikan pada tanggal 1 Februari 2004, TransJakarta menjadi transportasi publik yang menghadirkan solusi untuk mobilitas masyarakat dan mengubah wajah transportasi umum terkhusus daerah DKI Jakarta dan sekitarnya. Â Kehadiran TransJakarta juga diharapkan dapat mengatasi kemacetan di daerah ibu kota Jakarta terlebih tarif yang dikenakan pun cukup murah berkisar Rp 3.500.
Menurut laporan dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, penggunaan Transportasi Umum TransJakarta mengalami peningkatan sebesar 20% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Faktor-faktor seperti peningkatan jumlah armada, pengembangan rute, serta penyediaan fasilitas yang lebih nyaman dan ramah lingkungan, dianggap menjadi pendorong utama meningkatnya minat masyarakat.
Salah satu penumpang tetap TransJakarta, Nathania Sofi (17), mengungkapkan bahwa TransJakarta cukup efektif menjadi transportasi untuk berkendara dibanding dengan kendaraan pribadi karena tarif yang dikenakan cukup murah.
"Buat gue sendiri lumayan efektif, karena gue sendiri juga menggunakan layanan TransJakarta untuk berpergian dan TransJakarta itu murah cuma Rp 3.500 aja kita udh bisa sampai ke destinasi yang ingin di tuju termasuk di Jakarta itu sendiri dan tentunya adem," ujar Sofi saat diwawancarai di halte palem semi.
Kemacetan di Jakarta kian hari semakin padat. Salah satu faktor penyebabnya adalah bertambahnya kendaraan bermotor. Data BPS DKI Jakarta menyebutkan, kurun 2018-2022, jumlah kendaraan bermotor di Jakarta tumbuh 4,1 persen per tahun. Pada tahun 2022, terhitung sebanyak 26,4 juta kendaraan bermotor di Jakarta meliputi sepeda motor sebanyak 17,3 juta, mobil penumpang 3,8 juta, dan sisanya sebanyak 5 juta unit terdiri dari bus dan truk.
Upaya pemerintah pun tidak luput dalam mengatasi kemacetan di Jakarta dengan melakukan kebijakan ganjil-genap, pembangunan MRT, penambahan Armada TransJakarta, dan membangun Jalan Layang. Menurut Sofi, TransJakarta merupakan salah satu transportasi umum yang cukup membantu mengurangi kemacetan dan efisiensi waktu.
"Sudah cukup mengurangi kemacetan ya walaupun masih macet juga, karena biasanya penggunaan kendaraan pribadi hanya bisa membawa sedikit penumpang 1-4 tapi kalau menggunakan TransJakarta ini lumayan membantu dan untuk efisiensi waktu itu tergantung di jam-jam tertentu juga, tidak bisa disamakan dengan transportasi pribadi, tapi untuk mengurangi macet sangat terefisensi karena transportasi mobil juga menggunakan tol, sedangkan TransJakarta menggunakan rute dalam kota," ungkapnya.
Di sisi lain, menurut Tsabita Naila (19), yang merupakan non-pengguna TransJakarta ia menjelaskan bahwa TransJakarta sebagai transportasi publik kurang efektif dalam mengatasi kemacetan dan efisiensi waktu terkhusus di daerah Jakarta terlebih disaat ada gangguan keterlambatan estimasi perjalanan.
"Kalau ngebahas kemacetan di Jakarta, menurut aku, TransJakarta masih kurang dalam menanggulangi masalah membuang-buang waktu dan juga adanya keterlambatan atau gangguan di layanan TransJakarta, aku rasa dampak negatifnya ke waktu perjalanan aku jadi lebih signifikan," paparnya.
Segelintir permasalahan dalam transportasi publik TransJakarta meliputi bus mogok, terlambat dikarenakan kemacetan, dan over kapasitas. Hal ini pun turut dirasakan oleh Tsabita terkait over kapasitas di bus TransJakarta.