Untuk penggunaan di bidang kesehatan akan sangat bagus jika fermentasi dilakukan selama lebih dari 6 bulan. Di bidang kesehatan, Ekoenzim dapat mempercepat penyembuhan luka luar, pemakaiannya juga sederhana yaitu dengan menyemprotkan Ekoenzim ke luka atau borok. Perlu diingat bahwa Ekoenzim hanya dapat digunakan sebagai pengobatan luar tidak untuk dimasukkan secara sengaja ke dalam tubuh.
Ekoenzim tidak dapat diminum ya teman-teman. Karena dalam pembuatannya menggunakan air mentah sehingga beresiko menimbulkan patogen (bakteri jahat). Pembuatan Ekoenzim tidak dirancang untuk dikonsumsi tetapi untuk eco (lingkungan).
Dengan modal yang terbilang sedikit namun memiliki segudang manfaat, maka banyak orang tertarik untuk membuat Ekoenzim ini. Cara pembuatannya pun simpel, gampang dan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat.
Bahan-bahan yang diperlukan yaitu:
- Kulit buah atau sisa sayuran.
- Gula merah.
- Air.
Alat yang diperlukan :
- Botol plastik bekas (1,5 liter).
- Timbangan digital.
Takaran yang diperlukan adalah 3:1:10 yaitu 270gr kulit buah/sisa sayuran, 90gr gula merah, dan 900ml air.
Langkah-langkah pembuatan Ekoenzim adalah sebagai berikut:
- Siapkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan. Pastikan kulit buah/sayuran dan gula merah ditimbang dengan benar sesuai ukuran yang diperlukan.
- Masukkan sampah organik ke dalam botol. Kalian dapat memotong sampah organik menjadi bagian yang lebih kecil agar mudah ketika dimasukkan ke dalam botol.
- Iris gula tipis-tipis lalu campurkan dengan air. Setelah larut, kemudian masukkan kedalam botol berisi sampah organik dan tutup dengan rapat.
- Buka botol setiap hari dalam 1 bulan pertama, karena gas akan dihasilkan dari proses fermentasi.
Dalam waktu 3 bulan, Ekoenzim sudah siap dipanen. Semakin lama fermentasi, maka hasilnya akan semakin baik.Â
Hasil larutan fermentasi memiliki warna coklat tua dan berbau asam-manis kuat khas produk fermentasi. Selamat mencoba!
Dengan pemanfaatan limbah organik (kulit buah dan sisa sayuran) menjadi Ekoenzim yang kaya akan manfaat berarti kita sudah berpartisipasi dalam upaya melestarikan lingkungan. Rawatlah bumi dengan baik, karena bumi adalah tempat tinggal kita. Jika bukan kita yang merawat bumi ini, siapa lagi? dan jika tidak dimulai sekarang, kapan lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H