REVIEW SKRIPSI DAMPAK PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP PSIKIS ANAK (PRESPEKTIF HUKUM ISLAM)
Nama: Dhenys Achmad Fauzy
NIM: 212121118
Kelas: HKI 4D
DAMPAK PERCERAIAN ORANGTUA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI (PRESPEKTIF HUKUM ISLAM). Yang ditulis oleh Riska Jumiyati. (Studi Kasus Mahasiswi Perguruan Tinggi Islam) Skripsi Prodi Hukum Keluarga Universitas Islam Negeri Palopo tahun 2019.
A.PENDAHULUAN
Pernikahan adalah tuhan yang kondisinya tetap. Pernikahan juga dapat membuat kehidupan seseorang menjadi tertib dan damai. tenang dan bahagia. Perkawinan dibentuk oleh ikatan suci antara seorang pria dan seorang wanita, yang dianggap suci karena diatur oleh agama dan kemudian dikukuhkan oleh peraturan pemerintah, adat masyarakat dan lainnya.
Ketika hubungan rumah tangga menjadi tidak berkelanjutan, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah perceraian, yang dipandang sebagai solusi dan mempersingkat jalinan perjalanan keluarga, namun sayangnya, perceraian justru mengobarkan api kemarahan. Media sering menyebarkan permusuhan tentang proses perceraian dan penegakan hukum artis di Indonesia. Tujuan perkawinan adalah untuk memajukan kehidupan seseorang dalam keharmonisan dan kedamaian dan berbahagialah adanya cinta dan kasih sayang antara suami istri, anak dan keluarga lainnya, sehingga dapat terbentuk keluarga yang sejahtera. Anak-anak sangat membutuhkan keharmonisan dan keharmonisan dalam rumah, karena hanya inilah tempat dan lingkungan alam dimana anak dapat diasuh dengan baik dan benar, baik lahir maupun batin, serta menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dalam keluarganya.
Perceraian pada umumnya merupakan keadaan yang tidak diinginkan bagi pasangan suami istri karena perkawinan pada dasarnya merupakan usaha pasangan laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang berarti Sakina, Mawadda, Warohmah.
Ada banyak hal yang dapat dijadikan alasan bagi pasangan suami-istri untuk bercerai, sehingga perceraian menjadi pilihan terakhir dan tidak dapat dihindarkan. Namun perceraian tidak secara otomatis dapat menyelesaikan berbagai masalah dalam perkawinan kadangkala perceraian menimbulkan masalah baru dan membuat keluarga yang terlibat didalamnya tidak nyaman dan bahagia Perceraian dalam sebuah pernikahan tidak dapat dilepaskan dari pengaruhnya terhadap anak. Ditengah kebingungan dan situasi yang sulit bagi pasangan suami dan istri pasca perceraian, orang yang sebenarnya lebih terpukul dan merasa tidak bahagia adalah anak Perceraian selalu berdampak buruk dan terasa amat pahit bagi anak Bagaimanapun pribadi seorang anak sangat dipengaruhi oleh sikap dan kasih sayang yang diberikan orang tuanya. Peran ayah dan ibu di dalam keluarga sangat penting bagi seorang anak, terutama pada masa anak usia dini. Pengalaman masa anak usia dini ini akan mempengaruhi tingkah laku dan sikap-sikap seorang anak dikemudian hari.
B.ALASAN MENGAPA MEMILIH JUDUL SKRIPSI INI
Skripsi ini meembahas tentang tema dampak pesikis bagi anak dalam problrmatika perceraian orangtuanya. Perceraian ataupun problematika anak merupakan salah satu tema yang dimana dalam program studi hukum keluarga islam, maka dari itu alasan saya memilih judul ini dimana terdap banyak keterkaitan antara judul yang saya review dalam skipsi dengan pelajaran yang saya dapat dalam perkuliahan saat ini.
Dan juga banyak sekali problrmatika yang real terjadi di masyarakat saat ini terkhusunya dalam dampak pesikis anak karena perceraian kedua orangtuanya, maka kewajiab kita sebagai mahasiwa kita harus bisa memberi pemahaman melalui sosialisasi lapangan ataupun sosialisasi dalam bentuk tulisan, suapaya orang lain (masyarakat yang membacanya bisa memahami dengan mudah dan yang pastinya sedikit menanggulangi problematika dalam tema skripsi yang saya review saat ini.
Dan dimana skripsi  ini secara siknifikan juga menjelaskan dimana dampak pesikis anak akibat perceraian sangatlah fatal untuk mental maupun akhlak sang anak kedepanya, yang diamana penulis juga menjelaskan secara sudut pandang (paradigma) keagamaan, kesehatan, dan juga moralitas.
C.PEMBAHASAN HASIL REVIEW
Skripsi ini di bentuk salah satunya bertujuan untuk memahamkam dan mengantisipasi masyarakat supaya tidak melakukan problematika ini.Â
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan jenis penelitianya menggunakan penelitian kepustakaan (library researtch). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan dokumentasi dan beberapa karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan subjek penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, Sangat penting bagi kita untuk mengetahui konsep tumbuh kembang anak pasca perceraian, apalagi jika kita mengetahui pengaruh perceraian terhadap perkembangan anak.
Anak merupakan salah satu korban yang paling terluka ketika ayah ibunya memutuskan untuk bercerai. Anak merasakan ketakutan, ketika orangtua bercerai, anak takut tidak akan mendapatkan kasih sayang kedua orangtuanya (ayah/ibunya) yang dimana mereka tidak tinggal satu rumah. Tidak hanya mental saja yang mejadi masalah anak akibat perceraian, akan tetapi moral dan Prestasi anak di sekolahnya akan menurun, dan anak lebih senang menyendiri. Kondisi rumah tangga yang broken home yang dimana sering dari anak-anak mengalami depresi (tekanan mental), sehingga tidak jarang anak-anak yang hidup dalam keluarganya yang demikian cenderung akan mempunyai moral dan psikis yang kurang baik.
 Jadi salah satu penyebab anak-anak yang bermasalah dengan moral dan pendidikannya di sekolah adalah karena faktor broken home keluarga mereka. Pada umumnya keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan ibu meruapakan tokoh panutan pertama bagi anak-anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata sering dijumpai keluarga dimana salah satu orang tuanya tidak ada. Keadaan ini disebut keluarga dengan orang tua tunggal. Orang tua tunggal merupakan orang tua yang secara sendirian membesarkan anakanaknya tanpa kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab pasangannya. Setiap orang tidak pernah berharap menjadi orang tua tunggal, keluarga yang lengkap dan harmonis merupakan salah satu cita-cita yang menjadikannya idaman setiap orang, namun adakalanya nasib berkehendak lain. Pada kenyataannya, kondisi ideal tersebut tidak selamanya dapat dipertahankan atau diwujudkan. Karena banyak dari orang tua yang mengalami kondisi yang kurang baik, yaitu dengan mengasuh, membesarkan dan mendidik anaknya sendiri. Kasus orang tua tunggal karena perceraian maupun kematian pasangan sangat banyak terjadi diseluruh dunia, termasuk Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, penulis memberikan gambaran tentang kerangka kerja yang dapat berujung pada pembahasan yang menentukan. Konsep perkembangan anak setelah perceraian dibahas dan didefinisikan. Dalam Hukum Islam Dan ini menurut pendapat beberapa ahli juga terdapat penjelasan-penjelasan yang mendukung tumbuh kembang anak pasca perceraian berdasarkan pemeriksaan hukum Islam.
D.RENCANA SKRIPSI YANG AKAN SAYA TULIS
Rencana skrisi yang akan saya tulis tentunya mengenai masalah yang berkaitan tentang (Dampak Problematika Psikis Anak Akibat Perceraian Orangtua) yang pastinya berkaitan dengan program studi hukum keluarga islam. Yang dimana judul yang saya ambil kedepanya sangat berkaitan dengan dampak apasaja yang terjadi kepada anak jika sang anak mengalami problematika perceraian yang diakibatkan kedua orangtuanya. Dan bagaimana cara pandang islam menanggulangi semua hal itu, melalui sudut pandang dari akhlak, moral, pskis anak kedepanya yang dimana anak adalahpenerus bagi kedua orang tuanya dimasa yang akan datang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI