Mohon tunggu...
Dheni Indra Kusuma
Dheni Indra Kusuma Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, Pengamat Ekonomi dan Perencana Keuangan

Seorang pengajar dan praktisi yang akan terus belajar, menulis, berbagi ide dan berkarya demi kehidupan yang lebih positif dan seimbang bagi diri sendiri, sesama dan lingkungan. Email: dni.indra@gmail.com dheni.indra@accountant.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Perencana Keuangan untuk (Si) Apa?

9 Mei 2019   09:08 Diperbarui: 9 Mei 2019   10:20 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melakukan perencanaan keuangan? Memangnya penting? Perencanaan keuangan akan menjadi suatu kebutuhan di era masyarakat bisnis kita sekarang ini. 

Di Eropa dan Amerika, orang sudah terlalu sibuk oleh pekerjaan mereka pada usia produktif guna mendapatkan penghasilan, sehingga tidak memiliki waktu lagi untuk memikirkan serta merencanakan keuangan yang telah mereka kumpulkan dengan bekerja keras. 

Masyarakat Eropa dan Amerika telah semakin menyadari arti pentingnya sebuah perencanaan keuangan sehingga bisa mencapai cita-cita dan tujuan hidup yang sudah ditetapkan. 

Tren ini pun akan sampai ke masyarakat Asia dan khususnya masyarakat Indonesia yang mulai mengalami perkembangan pada sektor bisnisnya. Sampai peristiwa ini terjadi, maka kebutuhan akan tenaga perencana keuangan sudah pasti akan dibutuhkan.

Mengapa Perencana Keuangan?

Perencana keuangan pada dasarnya adalah seorang ahli yang membantu kliennya untuk mencapai tujuan hidup melalui manajemen keuangan secara terencana. 

Misalnya, mengenai manajemen keuangan untuk tujuan dana pendidikan, dana pensiun, investasi, dan lain sebagainya. Tidak ada sesuatu yang pasti selain dari ketidakpastian itu sendiri. 

Peribahasa ini sangatlah tepat untuk dijadikan latar belakang mengapa setiap orang membutuhkan perencanaan keuangan dalam rangka mencapai tujuan hidupnya masing-masing. 

Seperti dokter yang kita butuhkan ketika kita sakit, kita membutuhkan perencana keuangan sebagai dokter saat keadaan keuangan kita sedang memburuk. Karena kita tidak tahu bagaimana caranya mengelola keuangan, maka kita membutuhkan seorang yang ahli di bidang perencana keuangan.

Benarkah perencana keuangan ini menjadi solusi bagi klien untuk permasalahan keuangannya? Jangan pernah terjebak dengan pertanyaan tersebut. Perencana keuangan bukanlah kartu truf yang dapat mengubah keuangan klien menjadi sehat seketika dari keadaan sebelumnya yang mengalami permasalahan financial. 

Layaknya seorang dokter yang memeriksa dan memberikan hasil diagnosis, seorang perencana keuangan hanya memberikan advice sesuai dengan hasil analisis mereka berdasarkan data yang klien berikan dengan prosedur tahapan perencanaan keuangan. Jadi sebenarnya, data klien sendirilah yang berbicara kepada klien tersebut. Apakah klien akan melakukan tindakan seperti yang disarankan oleh dokter atau perencana keuangan? Semua keputusan kembali lagi kepada klien.

Dalam keluarga, ada kalanya menghadapi situasi yang naik turun. Tidak bisa dilepaskan bahwa keuangan juga berperan dalam setiap aspek kehidupan dalam berkeluarga. Bersikap objektif merupakan hal yang harus dilakukan dalam mengelola keuangan. Tidak mudah untuk bersikap objektif ketika kita menghadapi masalah keuangan. 

Banyak kejadian bersifat denial yang akan dihadapi. Misalnya, ketika orangtua memberikan kendaraan mobil atau motor yang berharga tinggi kepada anak sebagai alat transportasinya ke sekolah atau kampus meskipun keadaan keuangan tidak mendukung.

Perencana keuangan dapat memberikan saran yang objektif karena tidak memiliki hubungan emosional dengan kekayaan kita. Perencana keuangan dapat melakukan financial check-up dengan meminta semua data keuangan kita. Dengan prosedur yang mereka miliki, mereka akan mengolah data kita dan menganalisis apakah kita sedang mengalami keuangan yang sehat atau tidak secara objektif, terbuka, serta dengan perhitungan yang jelas.

Advisor untuk Siapa?

Terdapat banyak pemahaman keliru yang telah beredar di masyarakat. Sebuah pernyataan bahwa perencana keuangan hanya wajib digunakan oleh masyarakat golongan atas adalah kekeliruan besar. 

Pada dasarnya, sedikit atau banyaknya aset yang dimiliki bukanlah menjadi suatu halangan bagi kita untuk menggunakan jasa perencana keuangan. Kembali ke tujuan bahwa kita menggunakan jasa perencana keuangan adalah untuk membangun keuangan yang sehat serta guna mencapai tujuan dari hidup kita.

Edukasi mengenai ilmu perencanaan keuangan perlu dimiliki oleh masyarakat kita sekarang ini. Saya tidak harus memiliki komputer terlebih dahulu baru saya bisa menggunakan komputer. 

Saya tidak harus memiliki motor atau mobil terlebih dahulu baru saya dapat mengendarai motor atau mobil. Begitu juga dengan perencanaan keuangan. 

Kita tidak harus memiliki uang banyak terlebih dahulu baru kita melakukan perencanaan keuangan. Justru dengan merencanakan sejak awal, maka kita akan dapat mencapai tujuan hidup kita melalui manajemen keuangan secara terencana. Baik secara mandiri ataupun dengan bantuan seorang perencana keuangan.

Dheni Indra Kusuma SE., M.Si., Ak., CFP.
Dosen STIE YKPN Yogyakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun