Mohon tunggu...
Dhena Aldhalia
Dhena Aldhalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan 2019 Universitas Lambung Mangkurat

TMI: MBTI aku INTJ, tidak terlalu suka keramaian, dan suka baca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

A Day In The Life as Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Inbound Universitas Jember: Belajar Membatik di Batik Karimata Jember

20 Oktober 2022   13:51 Diperbarui: 21 Oktober 2022   16:13 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pola Batik di atas kerta roti (Dokpri)

Jember, Sabtu, 15 Oktober 2022

A day in the life as Mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Inbound Universitas Jember kali ini Modul Nusantara kami Kelompok 7 akan berkunjung ke tempat pembuatan batik tulis yang ada di Kabupaten Jember, yakni Batik Karimata. Kunjungan kali ini merupakan agenda Refleksi 3.  

Batik Karimata merupakan salah satu rumah produksi batik tulis khas yang ada di Kabupaten Jember. Beralamat di Jl. Karimata, Gumuk Kerang, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember, kami berangkat dari pukul 8 pagi agar waktu untuk belajar membatik lebih panjang. Perjalanan kali ini kami menggunakan Lin atau transportasi dalam Kota di Jember. Sesampainya di rumah produksi Batik Karimata, kami langusng disambut dan mengambil tempat untuk mendengarkan berdirinya rumah produksi serta proses dalam pembuatan Batik Karimata.

Mulanya rumah produksi Bati Karimata ini dari kegiatan BLK (Balai Latihan Kerja) selama masa Covid-19, kemudian dari pada hasil pelatihan hanya sebagai pengalaman, maka pendiri Batik Karimata berpikir akan lebih berguna jika di praktikan dan bisa membuat rumah produksi sendiri agar lebih bermanfaat serta sekalian menambah penghasilan.

Batik Karimata merupakan rumah produksi batik tulis yang polanya khas Jember. Kabupaten Jember terkenal dengan komoditas Tembakau, Kopi, Kokoa, dan Cerutu, maka pola khasnya merupakan komoditas-komoditas tersebut, seperti pola daun tembakau atau cerutu yang menjadi pola pada kain batik.

Koleksi batik tulis Karimata (Dokpri)
Koleksi batik tulis Karimata (Dokpri)

Dalam pembuatan batik Karimata Jember ini ada yang unik, walaupun batik ini merupakan batik tulis asli, akan tetapi karena para pekerja di rumah produksi tersebut merupakan para generasi muda, maka mereka memiliki terobosan sendiri dengan menggunakan canting elektrik, canting elektrik ini lebih mudah digunakan, karena lebih fleksibel dalam penggunaannya, kemudian lebih hemat malam serta tidak menimbulkan banyak asap karena panas yang dihasilkan dari aliran listrik stabil sehingga lebih mudah dalam pengerjaannya dan juga lebih cepat.

Adapun beberapa proses yang dijelaskan dalam pembuatan batik tulis ini sebelum kami memulai ekseperimen atau terjun langsung dalam membuat batik tulis. Langkah pertama dalam proses ini ialah tentu saja membuat pola yang akan digambar di kain. Penggambaran pola dilakukan di dengan menggunakan kertas roti, hal ini dikarenakan karakteristik kertas yang transparan sehingga memudahkan pekerja untuk melakukan proses blad atau jiplak pola ke kain putih. Batik Karimata Jember sendiri menggunakan bahan kain katun untuk produk mereka yang di beli langsung dari Solo. Dalam pembuatan pola ini tidak sembarang, karena memiliki rumusnya sendiri agar pola yang dibuat cukup untuk kain yang panjangnya sampai 2.5 meter (pola tidak terputus-putus) sehingga tetap menjadi pola yang memiliki satu-kesatuan.

Pola Batik di atas kerta roti (Dokpri)
Pola Batik di atas kerta roti (Dokpri)

Langkah kedua setelah menggambar pola yang diinginkan, tentunya polanya terinspirasi dari komoditas Jember, akan tetapi Batik Karimata juga tidak menutup kemungkinan untuk membuatkan pola khusus sesuai dengan permintaan pelanggan. Dan juga, 1 pola hanya digunakan untuk 2-3 kain saja, dan yang membedakan biasanaya pada warna tiap pola dan warna dasar kain, sehingga dapat dikatakan Batik Tulis Jember ini eksklusif. Bald pola atau proses menjiplakan pola ke kain katun dengan panjang 2.5 meter biasnaya menghabiskan waktu kurang lebih 5 jam.

Langkah ketiga ketika proses penjiplakan pola ialah membatik menggunakan alat canting dan malam (bahan untuk menggambar pola di atas kain). Canting sendiri terdapat 3 (tiga) jenis, pertama, ialah Cecek atau bintik, digunakan untuk menggambar bintik-bintik atau titik halus, kedua, Isen hasil tulisan yang dihasilkan agak lebih halus dan biasanya digunakan untuk menggambar tulang daun, ketiga, ialah Klowong yang digunakan untuk menggambar pinggiran yang lebih tebal (garisnya). 

Pada proses menggambar menggunakan canting tidak semudah yang dibayangkan, karena malam dan canting yang digunakan sehingga harus hati-hati ketika menuliskannya di atas kain yang dipegang menggunakan telapak tangan yang cengkungkan agar tidak mengenai kulit. Proses menggambar pola menggunakan canting dan pola ini juga harus diperlukan kesabaran, kehati-hatian dan ketenangan agar pola yang digambar rapi dan dan juga tidak terputus-putus, sehingga pada proses pewarnaannya nanti, tidak ada warna yang tercampur. Untuk pengerjaann menulis batik ini sendiri bagi pekerja yang telah terbiasa menghabiskan waktu sekitar 1 hari.

Setelah proses mencanting telah selesai, maka langkah selanjutnya ialah proses mewarnai. Pewarna yang digunakan di rumah produksi ini ialah menggunakan warna sintesis yang dibeli langsung pula di Solo. Warna yang dibeli merupakan warna-warna primer, sehingga ketika ingin mewarnai batik, amka biasanya warna akan disesuaikan sendiri, karena pewarna sintesis yang ada hanya warna-warna dasar. Pada proses pewarnaan ini sendiri tidak lebih mudah dari proses sebelumnya, sebab dalam mewarna batik sendiri terdapat tekniknya sendiri sebab warna yang dihasilkan ketika kain kering nanti ditentukan saat pewarnaan. Pewarnaan harus dilakukan dengan tebal, akan tetapi jangan sampai membuat warna tembus ke bagian belakang dan menetes (terlalu basah) kemudian dikeringkan.

proses mewarnai batik (Dokpri)
proses mewarnai batik (Dokpri)

Setelah proses wewarnai menggunakan kuas dan kain telah kering, maka untuk meluruhkan atau melepaskan malam, proses berikutnya ialah ngelorot, yakni perendaman kain batik ke air mendidih dengan tujuan untuk membersihkan malam. Setelah proses ngelorot selesai maka kain dijemur, akan tetapi proses penjemuran tidak dilakukan di bawah matahari langsung, sehingga penjemuran tetap dilakukan di tempat yang teduh. Dan proses yang terakhir ialah proses yang terakhir ialah melakukan pencelupan ke cairan waterglass, hal ini dilakukan dengan tujuan agar warna tidak menjadi luntur. Setelah proses yang dilakukan kurang lebih memakan waktu 3 hari, maka kain bati tulis Karimata Khas Jember telah siap di pasarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun