Menjelang pemilihan presiden 2019, pihak -- pihak partai pemenang yang mengusung calon presiden masing -- masing akan berusaha menciptakan dukungan sebanyak -- banyaknya di setiap provinsi seluruh tanah air.
Tak jarang, dalam berkomunikasi politik, mereka memakai pesan -- pesan politik yang disampaikan secara persuasif hingga black campaign (kampanye negatif).
Dibutuhkan kedewasaan dalam berpikir untuk menyikapi berbagai isu politik yang beredar saat ini. Sehingga kestabilan dan keamanan nasional tetap terjaga meskipun mungkin berbeda pandangan mengenai calon presiden 2019.
Bagaimana Menerapkan Etika Komunikasi dalam Berpolitik?
Adapun cara untuk menerapkan etika komunikasi politik dan menghadapi berbagai pro dan kontra yang terjadi karena perbedaan pendapat dalam berpolitik, antara lain:
1. Periksa informasi. Mengidentifikasi terlebih dahulu semua berita atau informasi yang beredar seputar kandidat calon presiden dan program -- program yang diusung.
2. Memilih media. Pilih media, baik cetak atau elektronik yang bersifat netral dan tidak memihak kepada salah satu kandidat presiden.
3. Silang informasi. Melakukan kroscek atau silang informasi apakah memang informasi yang diperoleh mengenai isu politik yang beredar sudah kredibel dan akurat.
4. Kode etik jurnalistik. Memilih awak media yang memenuhi kaidah etik jurnalistik dan etika komunikasi yang baik dalam menyampaikan informasi politik.
5. Biarkan orang lain menyatakan pendapatnya. Setiap orang berhak menyampaikan pendapat dan dilindungi Undang -- undang asalkan tidak menyalahi hak orang lain.
6. Ajukan pertanyaan. Bahkan jika mungkin Anda tidak setuju dengan komentar orang lain, tunjukkan rasa hormat dengan mengajukan pertanyaan secara baik -- baik.