Di akhir pembicaraan kami, Pak Diding menjelaskan proses produksi Batik Nimas Barokah. Kain yang digunakan ada 3 jenis, yaitu Prima, Primisima, dan Primisima Kereta Kencana. Mula-mula, kain dipotong sesuai ukuran standar, yaitu 200 x 115 cm, atau sesuai pesanan. Kemudian kain yang sudah dipotong direndam selama 1 malam. Ini kain berwarna putih polos ya. Fungsi perendaman adalah untuk membuang kotoran-kotoran sisa pabrik. Untuk proses perendaman ini, lebih bagus menggunakan air hujan. Setelah direndam, paginya dibilas dan dijemur hingga kering.
Tahap berikutnya adalah penggambaran sketsa menggunakan pinsil. Setelah itu, dilakukan pencantingan sesuai sketsa, kemudian pewarnaan. Setelah selesai mewarnai, dikeringkan menggunakan kipas angin listrik selama 2 malam. Keesokan harinya dijemur di bawah sinar matahari sebentar. Tujuannya adalah agar warna benar-benar menyerap hingga ke pori-pori kain.
Kain yang sudah kering kemudian dikunci menggunakan waterglass selama 1 malam. Penggunaan waterglass ini bertujuan agar warna tidak mudah pudar. Setelah dikunci, kemudian kain itu dicuci dengan cara direndam sebentar menggunakan air mendidih. Begitulah proses produksi Batik Nimas Barokah yang membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk penyelesaiannya.
Kunci sukses menurut Pak Diding adalah tekun, ikhlas, dan bersungguh-sungguh dalam menjalani kehidupan. Dia percaya bahwa semua upaya yang dilakukan dengan memegang 3 prinsip tadi akan membawa hasil yang penuh berkah dari Tuhan. Selain itu, Pak Diding juga tidak pernah lupa untuk menyisihkan sebagian rejekinya bagi sesama yang kurang beruntung.
Saat ini, Nimas Barokah sudah memperoleh Hak Paten dan Hak Merek dari Pemerintah, dan sedang dalam proses pengajuan SNI agar produk-produknya dapat diekspor. Kain Batik Nimas Barokah dijual beragam dengan harga mulai dari 200 ribu hingga 600 ribu per lembar. Buat kamu penggemar batik, koleksimu belum lengkap jika belum punya batik Blora buatan Nimas Barokah. Jadi, tunggu apa lagi? Datang saja ke Blora!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H