Yang unik dari sate Blora adalah cara memesan dan menyajikannya. Berbeda dengan sate-sate di daerah lain, di mana pembeli langsung memesan sekian porsi, yang biasanya 1 porsi terdiri dari 10 tusuk, maka pembeli sate Blora hanya perlu menyebutkan sate yang diinginkan, misal sate ayam, sate sapi atau sate kambing. Setelah itu penjual akan langsung membakar sate sesuai pesanan.
Setelah selesai dibakar, penjual akan menyajikannya di meja kalian. Sate ayam dan sate sapi akan disajikan bersama dengan bumbu kacang, sedangkan sate kambing disajikan bersama kecap dan irisan tomat dan bawang merah, sekaligus nasinya. Nasinya, kalian dapat pilih menggunakan piring atau pincuk daun jati. Pincuk daun jati semakin memperkuat kesan Blora, yang memang hampir 50% luas wilayahnya adalah kawasan hutan jati. Dan pincuk daun jati juga akan menambah cita rasa sate khas Blora.
Ketika kalian sedang menikmati sate-sate itu gigitan demi gigitan, penjual akan terus membakar sate kemudian kembali menyuguhkannya di meja kalian. Ingat ya, jangan buang tusuknya. Taruh saja tusuk-tusuk itu di meja kalian, karena saat bayar nanti, yang dihitung adalah tusuknya. Kalian hanya perlu membayar sejumlah yang kalian makan. Sisa di piring tidak ikut dihitung. Unik, kan?
Harganya pun ramah di kantong. Sate ayam per tusuk Rp2.700,00, sate sapi Rp3.000,00, dan sate kambing Rp4.500,00.
Banyak yang bilang bahwa sate Blora lebih enak dibandingkan dengan sate dari daerah lain. Ya, saya setuju. Jadi, kapan kalian akan berkunjung ke Blora dan menikmati lezatnya Sate Pak Daman?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H