Mohon tunggu...
Dhea Septi Anggraeini
Dhea Septi Anggraeini Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Uhamka

Mahasiswi Uhamka

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelembagaan Bank Sentral (Pengertian, Evolusi, Pendekatan Makro dan Mikro Prudential)

4 November 2020   14:55 Diperbarui: 4 November 2020   15:00 3499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring dengan perkembangan perekonomian, sosial politik dan pengetahuan dan teori yang berkembang saat itu, maka peran dan tugas bank sentral juga mengalami perubahan yang cukup besar. Hal ini menyebabkan tugas bank sentral berkembang menjadi tugas untuk memelihara kestabilan nilai mata uangnya. Dengan demikian, kestabilan mata uang berkembang hanya dari sisi internal bertambah dengan kestabilan nilai mata uang dari sisi eksternal. Dari sisi internal, kestabilan nilai mata uang diukur dengan kestabilan harga atau inflasi. Sedangkan dari sisi eksternal kestabilan mata uang diukur dengan kestabilan nilai kurs mata uang yang dikeluarkan di banding mata uang lain.

Demikian pula dengan tujuan utama bank sentral juga mengalami perubahan sesuai dengan jamannya. Pada saat negara-negara menganut standar emas klasik, tujuannya adalah untuk memelihara tingkat corvertability dari logam mulia yang digunakan sebagai standar. Pasa saat terjadi penggantian mazhab dari standar emas menjadi fiat money, tujuan dari kebijakan bank sentral adalah dalam memelihara kestabilan harga. Di samping kestabilan harga sebagai sasaran akhir dari kebijakan moneter, pada umumnya bank sentral juga memiliki intermediate target sebagai salah satu sasaran yang dipertimbangkan untuk mencapai sasaran akhir.

Berkembangnya peran bank sentral dalam upaya menjaga kestabilan sistem keuangan pada dasarnya merupakan kelanjutan dari hubungan panjang antara bank sentral dengan lembaga keuangan khususnya perbankan. Pada awal pendiriannya bank sentral merupakan salah satu bank komersial, dan akhirnya mendapat kepercayaan khusus untuk menerbitkan uang kertas dan logam. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan pola hubungan, yang semula hubungan antar sesama bank komersial menjadi hubungan antara bank sentral dengan bank komersial. Hal tersebut merupakan salah satu kunci utama berkembangnya peran bank sentral dalam menjaga kestabilan sistem keuangan.

KELEMBAGAAN BANK SENTRAL : PENDEKATAN MAKRO PRIDENTIAL DAN MIKRO PRUDENTIAL

  • Pendekatan Kehati-hatian Makro (Macroprudential)

Pendekatan macroprudential survailance adalah tugas bank sentral untuk meng-asses (melakukan penilaian) dan upaya-upaya yang diperlukan untuk menjaga kestabilan harga, khususnya dalam menjaga stabilitas sistem keuangan pada umumnya. Selain itu, bank sentral juga dapat menerbitkan peraturan kehati-hatian terhadap bank dan lembaga keuangan yang menjadi bidang pengawasannya untuk menjaga tingkat kesehatannya.

Secara umum, tugas dan peran bank sentral sebagai penjaga stabilitas sistem keuangan meliputi seluruh upaya untuk mendorong lembaga-lembaga dalam sistem keuangan, baik bank maupun non bank, serta perangkat pendukung sistem keuangan yaitu sistem pembayaran, untuk bertindak hati-hati agar secara opersional tetap aman namun dengan efesiensi yang tinggi. Oleh karena itu, tugas menjaga dan memelihara keamanan, kelancaran dan efisiensi sistem pembayaran merupakan bagian dari tugas macroprudential survailance dari bank sentral.

  • Pendekatan Kehati-hatian Mikro (Microprudential)

Pendekatan microprudential supervision adalah tugas bank sentral dalam melakukan assesment/penilaian terhadap lembaga-lembaga keuangan yang ada dalam suatu negara agar secara individual beroperasi secara aman dan sehat. Sebagai bagian tugas bank sentral dalam pendekatan microprudential adalah bank sentral diberi kewenangan untuk mengeluarkan ketentuan dan aturan operasional bagi lembaga keuangan yang ada dalam suatu negara. Di samping itu, bank sentral dapat pula diberi kewenangan untuk melakukan pemeriksaan secara langsung maupun tidak langsung terhadap lembaga keuangan yang ada di negara tersebut.

Ruang lingkup pelaksanaan microprudential supervision berbeda antar bank sentral. Hal ini bergantung pada kebijakan dan kesepakatan politik masing-masing negara. Sebagai gambaran ada bank sentral yang diberi kewenangan micropridential yang cukup luas yaitu meliputi seluruh kelompok lembaga keuangan utama yang ada di negara tersebut, yaitu perbankan, asuransi dan pasar modal.

Apabila pengawasan bank/lembaga keuangan tidak dilakukan oleh bank sentral, pada umumnya tugas di bidang microprudential supervision dilaksanakan oleh lembaga yang terpisah dari bank sentral yaitu lembaga yang khusus didirikan untuk mengatur dan mengawasi lembaga keuangan. Bentuk lembaga tersebut dapat berupa lembaga tunggal seperti lembaga pengawas jasa keuangan (Financial Service Authority), atau juga berbentuk badan pengawasan bersama (Joint Supervision).

Peran Bank Sentral dalam Menjaga Kestabilan Sistem Keuangan

Perubahan bank sentral terhadap kestabilan sistem keuangan terjadi di awal abad 21. Beberapa pertimbangan utama bank sentral untuk fokus dengan stabilitas sistem keuangan adalah ketidakstabilan sistem keuangan yang merupakan ancaman bagi tercapainya sasaran kebijakan bank sentral yaitu kestabilan harga. Sebagaimana dimaklumi, kestabilan harga diperlukan untuk mendukung kesinambungan output/pertumbuhan ekonomi. Untuk mengatasi ketidakstabilan keuangan, maka bank sentral diberikan kewenangan untuk menjadi sumber pinjaman terakhir bagi lembaga keuangan yang kesulitan likuiditas pada saat terjadi krisis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun