Mohon tunggu...
Dhea Nur Septi Anggraeni
Dhea Nur Septi Anggraeni Mohon Tunggu... Lainnya - 2002

Masih SMA

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ballerina

24 Februari 2021   11:09 Diperbarui: 24 Februari 2021   11:16 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Hallo Sus."


"Karena sekarang sudah malam, kamu harus istirahat, agar besok kamu ga kesiangan. Kan kamu mau pulang, sudah rindu kamar bukan?"


"Iya Sus, rindu banget."


Aku senang karena ada suster yang merawatku, itu tandanya aku tidak lagi dirawat oleh Diandra.
Aku terbangun dengan wajah yang semangat, hari ini aku akan pulang ke rumah dan aku tidak sabar akan hal itu. Aku merindukan kamarku, dan aku juga merindukan masakan Mama. Kini hari - hariku dibantu oleh suster dan kursi roda. Rasanya aku sangat ingin pergi berlatih balet. Aku termenung di sebuah taman yang berada di belakang rumahku. Merenungkan akan cita - citaku untuk bisa menjadi seorang ballerina. Aku pandang kaki sebelah kanan ku, begitu rapi dibalut gips. Menyerah? Ahh tidak ini hanya sementara. Sudah cukup aku mencari angin segar akupun kembali ke kamarku didorong oleh suster Diana. Ketika aku melewati kamar Diandra aku melihat ia sedang menari berputar dan melompat. Aku iri padanya karena ia masih bisa melakukan balet, sedangkan aku, aku seperti orang tak berguna yang hanya duduk di kursi roda. Aku benar benar merasa sangat tidak berguna saat ini. Karena kaki ku yang seperti ini aku tidak bisa lagi menari, bahkan sepertinya akan selamanya tidak bisa menari.


"Sus, ayok cepat ke kamar!" Aku berteriak sehingga mampu membuat Diandra menoleh ke arahku. Terlihat muka Diandra yang merasa iba kepadaku


"Cepat!" Teriakku lagi pada Suster Diana


"Baiklah."


Aku tahu Diandra pasti merasa tidak enak karenaku. Aku kembali ke kamarku dan aku menangis sejadi jadinya, hatiku benar - benar hancur, harapanku benar - benar pupus. Kini aku terpuruk.


Sekitar dua minggu aku diam di rumah, akhirnya hari ini dokter mengijinkan aku untuk bersekolah lagi, aku sangat bersemangat karena aku akan bertemu dengan teman - temanku. Dokter juga mengganti kursi roda ku dengan kruk. Untungnya kemarin aku sudah berlatih berjalan menggunakan kruk, cukup melelahkan tapi aku ingin sekolah dan sembuh. Setibanya di sekolah seluruh teman - temanku menyambutku dengan antusias, aku senang bisa kembali melihat wajah teman - temanku, tapi ada kejadian yang membuatku merasa kesal. Ketika jam istirahat telah tiba, aku bersama dengan teman - temanku pergi ke kantin untuk melakukan makan siang, tiba - tiba ada seorang perempuan yang mengejek ku. Ia sengaja menyenggolku hingga akhirnya kruk itu terjatuh dan akupun ikut tersungkur ke lantai.


"Heh! Kalau jalan hati - hati dong, lo ga liat ada orang sakit disini?" Ucap temanku.


Kakiku terasa sakit untuk kembali berdiri, akhirnya aku meminta suster untuk membawakan kursi rodaku kembali. Suster Diana ikut bersamaku sekokah atas perintah Papa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun