Mohon tunggu...
Dhea kaban
Dhea kaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2021

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan Membentuk Intisari Kepribadian Anak

15 September 2022   10:40 Diperbarui: 15 September 2022   10:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepercayaan ini dibawa dan diajarkan oleh kakek dan nenek saya yang berasal dari keluarga ibu, dan diajarkan kepada setiap anak dalam keluarga ( ibu saya dan saudaranya). Ibu saya terdiri dari 7 bersaudara, 4 anak laki laki dan 3 anak perempuan. Nilai yang dipercayai ini kemudian diajarkan dan diterapkan dalam keluarga Ibu saya pada masa itu. 

Oleh karena nilai ini dianggap harus diterapkan karena dianggap merupakan salah satu keputusan yang baik, maka kakek dan nenek saya mengharuskan, setidaknya anak laki laki bungsu dan anak perempuan bungsu dalam keluarga harus melaksanakan nilai ini. 

Prinsip ini benar dilaksanakan oleh anak laki laki bungsu. Kehidupan pernikahan berjalan normal, hingga beberapa tahun kemudian memiliki permasalahan hingga akhirnya harus berpisah. Dari kejadian ini, anak perempuan bungsu dalam keluarga akhirnya tidak lagi diharuskan untuk melaksanakan perjodohan tersebut.

Bukan hanya berakhir disitu saja, tetapi hingga sekarang keluarga saya berhenti memaksakan sistem tersebut dan nilai itu tidak lagi diharuskan untuk dilaksanakan oleh setiap anak dalam keluarga. 

Mengingat dari kejadian masa lalu yang akhirnya menjadi pengalaman dan menimbulkan sudut pandang baru, nilai ini mulai dipertimbangkan dan tidak lagi dipaksakan untuk harus dilaksanakan. Keluarga kami lebih percaya apapun latar belakang, suku, budaya yang dianut oleh calon pasangan si anak kelak, itu tidak lagi menjadi patokan utama dalam menentukan layak tidaknya dirinya. 

Tetapi sikap dan perilaku si calon pasangan terhadap satu sama lainnya lah yang menjadi standar utama dalam menentukan layak tidaknya hubungan tersebut tetap terjalin dan dibawa kejenjang yang lebih serius.

Terlebih dari itu semua, banyak nilai nilai budaya positif yang diajarkan turun temurun dari keluarga. Mulai dari cara berpikir, bersikap dan bertindak. Budaya batak terkenal dengan ketegasan peraturannya, oleh karenanya dapat dikatakan anak yang tumbuh dalam suku ini memiliki tingkat kesopanan dan tata krama yang ideal, terlebih cara mereka bersikap pada orang yang lebih tua. 

Ketegasan ini juga turun temurun diajarkan hingga anak tumbuh dengan ketegasan yang sama yang mendorong tumbuh kembang anak menjadi seorang yang mempunyai prinsip.

Kebudayaan dan juga nilai nilainya punya banyak sekali makna dalam kehidupan kita masing masing. Kebudayaan menjadi salah satu alasan yang membuat setiap manusia punya sisi istimewa. Nilai nilai yang ditanam dalam diri kita masing masing membentuk pola pikir dan sudut pandang yang berbeda beda dan hal itulah yang membuat kita punya keunikannya masing masing. 

Oleh karena itu, budaya dan nilai nilai positif nya sangat penting untuk terus dilestarikan dan dikembangkan dari generasi ke generasi.

Samovar, L.A, Porter, R.E, McDaniel, E.R, Roy, C.S. (2015). Communication:Between Cultures. 14th edition. Cengage Learning. Boston:USA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun