Mohon tunggu...
Dhea Eka Vitaloka Khoirunnisa
Dhea Eka Vitaloka Khoirunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Saya Mahasiswa Psikologi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

URGENSI PENTINGNYA PENANAMAN KEMANDIRIAN PADA ANAK USIA DINI

13 Juni 2023   13:59 Diperbarui: 13 Juni 2023   21:20 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pentingnya Penanaman Kemandirian Pada Anak Usia Dini

Pendidikan moral merupakan hal terpenting dalam pendidikan anak sejak usia dini. Dalam pendidikan moral akan ditanamkan sikap sopan, santun, beretika, berakhlak, displin, bertanggung jawab, empati, kemandirian dan lain sebagainya. Dengan pendidikan moral yang ditanamkan pada anak sejak dini akan menjadi bekal bagi anak agar memiliki moral yang baik dalam menjalani kehidupan dan berinteraksi dengan lingkungannya. 

Namun, kenyataannya tak jarang orang tua yang lalai dengan pendidikan moral pada anak usia dini. Seringkali orang tua beranggapan bahwa masih terlalu dini bagi anak untuk belajar mengenai pendidikan moral. Terkadang juga orang tua dan lingkungan di sekitar anak menormalisasikan perilaku anak yang dinilai kurang bermoral hanya karena menganggap perilaku tersebut merupakan hal yang lucu bagi anak.

Salah satu pendidikan moral yang ditanamkan pada pendidikan anak usia dini adalah kemandirian. Kemandirian menjadi penting dalam pendidikan anak usia dini karena dengan kemandirian anak dapat mampu menjalani kehidupannya tanpa ketergantungan dengan individu lain. Dengan kemandirian juga anak dapat mempersiapkan dirinya agar mampu menjadi pribadi yang berkualitas dan bergaul dengan individu lainnya.

Kemandirian merupakan salah satu tugas perkembangan pada anak yang harus dicapai oleh anak usia dini. Dengan kemandirian anak akan memiliki kecenderungan positif dalam aspek perkembangan baik fisik dan kognitif. Dalam perkembangan fisik anak yang telah memiliki kemandirian akan terlihat lebih aktif dibandingkan dengan anak yang manja. Dalam perkembangan kognitif anak yang memiliki kemandirian lebih kreatif karena dirinya dapat mencari, mengeksplor, dan belajar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya.

Martinis dan Jamilah (2013) mengemukakan bahwa fase yang sangat tepat untuk penanaman sikap mandiri pada anak jika dimulai pada waktu bayi hingga memasuki usia enam tahun. Kemudian Rahayu (dalam Safitri, Setiawati, & Aini, 2018) juga menyatakan bahwa ketika anak telah memasuki usia lima atau enam tahun dapat dicirikan dengan usaha dalam mencapai kemandirian dan melakukan sosialiasi, serta telah mempunyai waktu konsentrasi yang lebih lama.

Menurut Erikson (dari Sari & Rosyidah, 2019), menyatakan bahwa kemandirian merupakan sebuah usaaha yang dilakukan guna melepaskan diri atau berusaha untuk tidak bergantung dengan orang tua yang memiliki tujuan untuk menemukan identitas dirinya dengan cara mencari identitas ego agar tercipta individu yang berkembang secara mantap dan mampu berdiri sendiri. Chairilsyah (2019), juga menyatakan bahwa kemandirian adalah aspek penting dalam mencapai tujuan hidup sehingga seseorang dapat memperoleh kesuksesan dan mendapatkan suatu penghargaan atau pencapaian, oleh karena itu sebaiknya kemandirian ditanamkan pada anak sejak usia dini.   

Dari beberapa tokoh tersebut, dapat di tarik kesimpulan bahwa kemandirian pada anak usia dini merupakan proses yang penting dalam perkembangan individu agar tercapai tujuan hidup yang sukses. Hal tersebut terjadi karena dalam kemandirian melibatkan upaya untuk melepaskan diri terhadap ketergantungan dengan orang tua dan pencarian akan identitas diri yang kuat, sehingga anak dapat berkembang secara optimal serta mampu berdiri sendiri.

Dari pendapat tokoh tersebut juga dapat diketahui bahwa dalam ruang lingkup perkembangan anak, kemandirian merupakan aspek terpenting dalam mencapai tujuan hidup. Dengan penanaman kemandirian sejak usia dini, anak akan memiliki bekal dasar yang kuat untuk menghadapi tantangan dan mengatasi hambatan yang terjadi dalam hidupnya. Dengan demikian anak akan merasa puas dengan pencapaian atau penghargaan yang diperoleh oleh dirinya.

Hal tersebut sejalan dengan landasan filosofi Friendrich Wilheim August Froebel (1782-1852) tentang pendidikan anak usia dini, dirinya memandang masa anak merupakan fase yang sangat penting yang bersifat membangun bagi perkembangan seseorang karena pada fase ini peluang yang cukup besar akan terjadi dalam pembentukan dan pengembangan kepribadian dari seseorang. 

Landasan filosofi tentang pendidikan anak usia dini juga dipaparkan oleh Pestalozzi (1746-1827), menurutnya segala usaha yang dilakukan oleh orang dewasa yang berada di sekitar anak haruslah sesuai dengan kodrat perkembangan anak tersebut, karena hakekat dari pendidikan adalah memberikan pertolongan agar anak dapat menolong dirinya sendiri di kemudian hari. 

Berdasarkan filosofi tersebut dapat diketahui bahwa masa anak merupakan masa penting dalam membentuk dan mengembangkan kepribadian seseorang, oleh karena itu, pentingnya penanaman kemandirian sejak usia dini agar anak mampu mencapai kesuksesan dalam hidupnya.

Kemandirian Pada Anak Usia Dini

Sari & Rosyidah (2019), menyatakan bahwa dalam kemandirian tidak hanya memfokuskan pada kemampuan fisik pada anak saja, akan tetapi didalamnya juga terdapat kemampuan emosional dan sosialnya. Perilaku yang terdapat dalam kemapuan tersebut adalah memiliki rasa tanggung jawab, inisiatif, kepercayaan diri yang tinggi, mudah bergaul, disiplin, dan dapat mengatasi permasalahan yang menimpa dirinya, serta tidak memiliki ketergantungan dengan orang lain dalam melakukan sesuatu pada kehidupan kesehariannya. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kemandirian merupakan hal yang sangat penting ditanamkan dan diajakrkan kepada anak sedini mungkin.

Seorang anak dapat dikatakan sebagai anak yang mandiri jika anak tersebut telah dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri. Misalnya, anak telah dapat menentukan pakaian apa yang akan dirinya kenakan, dapat memilih barang yang dirinya sukai sendiri tanpa keterlibatan dari orang lain. Adapun ciri anak yang telah memiliki kemandirian diantaranya adalah terlihat aktif, kompeten, inovatif, dan kreatif, serta sudah tidak bergantung dengan orang disekitarnya. 

Seorang anak juga dapat dikatakan telah mandiri apabila anak tersebut telah dapat berani untuk mengambil resiko, memecahkan permasalahan yang menimpa dirinya, mengatur perilakunya sendiri, dan memiliki sifat percaya diri yang besar. Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat diketahui bahwa kemandirian pada anak dapat ditandai dengan anak telah mampu dalam mengatasi dan mengambil inisiatif terhadap masalah yang dihadapinya, serta melakukan sesuatu dengan usahanya sendiri, sehingga anak akan memperoleh kepuasan terhadap usaha yang telah dilakukan oleh dirinya sendiri.

Berikut aspek Kemandirian yang dikemukakan oleh Kartono (dalam Wijayani, 2013), yang menyatakan bahwa kemandirian terdiri atas empat aspek, yaitu.

1. Aspek intelektual

Aspek ini ditandai dengan kemampuan pada anak dalam mengatasi permasalahan yang menimpa dirinya. Dalam hal ini, anak dapat mengambil keputusan untuk dirinya sendiri tanpa bantuan dari orang sekitarnya.

2. Aspek emosi

Aspek ini dicirikan dengan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi serta tidak memiliki ketergantungan kebutuhan akan emosi dari orang tua maupun orang dewasa disekitarnya.

3. Aspek sosial

Aspek ini ditandai dengan kemampuan anak dalam melakukan interaksi dengan individu lain serta tidak memiliki ketergantungan dengan individu lain. Dalam hal ini, meliputi bagaimana anak dalam bergaul dan berkomunikasi sehingga tercipta interaksi sosial. 

4. Aspek ekonomi

Aspek ini ditunjukkan bagi anak yang sudah dewasa karena dalam aspek ini berkaitan dengan kemampuan anak dalam mengelola ekonominya secara mandiri sehingga tidak bergantung pada kebutuhan ekonomi dari orang tuanya. 

Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Pada Anak Usia Dini

Berikut faktor yang mungkin dapat mempengaruhi kemandirian pada anak usia dini adalah.

1. Pola asuh orang tua

Kemandirian pada anak diperoleh melalui pembiasaan orang tua dalam mendidik, mengajarkan, melatih, dan membimbing anak ketika di rumah, akibatnya setelahnya anak akan terbiasa menjadi mandiri. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan cara memberi tanggung jawab yang sesuai dengan kemampuan anak, sehingga anak dapat belajar untuk mencari jalan keluar untuk pemecahan terhadap suatu masalah. Melalui pola asuh tersebut anak akan terdorong dan menjadi percaya diri untuk mencoba dan mengatasi tantangan ataupun masalah yang dihadapi oleh dirinya, sehingga dapat mempengaruhi perkembangan kemandirian pada anak. 

2. Lingkungan

Lingkungan memiliki peran penting dalam mengembangkan kemandirian anak. Ketika lingkungan di sekitar anak memberi dukungan dan kesempatan bagi dirinya untuk mencoba dan belajar melakukan tugas-tugas secara mandiri, anak tersebut akan memiliki kecenderungan dapat mengembangkan kemandirian yang lebih tinggi.

3. Interaksi sosial

Interaksi yang dilakukan antara teman sebaya dan lingkungan sosial lainnya dapat mempengaruhi kemandirian anak. Hal tersebut dapat terjadi karena melalui kegitan interaksi terhadap orang lain, anak dapat belajar untuk bekerja sama, berbagi, dan mengatasi konflik.

4. Kepercayaan diri

Tingkat kepercayaan diri pada anak juga dapat berpengaruh terhadap kemandirian mereka. Anak yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi akan lebih mengalami kecenderungan dalam mencoba hal-hal baru, mengambil inisiatif, dan mengatasi tantangan dengan lebih baik.

5. Adanya kesempatan untuk belajar     

Dengan adanya kesempatan bagi anak untuk belajar dan mencoba hal-hal baru dapat berperan penting dalam perkembangan kemandirian. Sebagai contoh ketika anak diberikan sebuah kesempatan untuk belajar berdasarkan pengalaman langsung, seperti mengulangi dan mencoba tugas atau pekerjaan sehari-hari (menyapu,membereskan mainan, dan lain sebagainya), melalui hal tersebut anak dapat memperkuat keterampilan dan kepercayaan dirinya sehingga dapat menjadi pribadi yang mandiri.

Cara Menanamkan Kemandirian Pada Anak Usia Dini

1. Melakukan pembiasaan pada anak

Dengan pembiasaan yang dilakukan kepada anak akan mengakibatkan anak menjadi terbiasa untuk melakukan sesuatu tanp bantuan dari orang lain. Pembiasan dapat dilakukan dengan cara memberikan anak tanggung jawab yang sesuai dengan usia, tingkat perkembangan, dan kemampuan dari anak tersebut. Dengan melakukan sesuatu yang terlihat biasa saja namun akan memiliki dampak yang sangat baik bagi karakter anak. Adapun kebiasaan yang dapat diterapkan bagi anak adalah dengan membereskan mainannya, mencuci tangan, berbagi dengan teman, menolong teman, dan membuang sampah pada tempatnya.

2. Memberikan contoh yang baik

Orang tua sebagai role model bagi anak haruslah dapat memberikan contoh yang baik kepada anak. Oleh karena itu, orang tua harus lebih berhati-hati dalam berperilaku jika di depan anak. Sebelum memberikan pembiasaan terhadap anak, orang tua harus terlebih dahulu melakukannya. Anak akan akan lebih termotivasi untuk meniru sehingga lambat waktu kemandirian akan tertananam dalam diri anak.

3. Beri kesempatan bagi anak untuk mencoba

Dengan membiarkan anak untuk mencoba melakukan tugas atau pekerjaan sehari-hari secara mandiri, seperti berpakaian, makan, ataupun membersihkan mainannya akan berdampak bagi perkembangan kemandirian bagi anak tersebut. Oleh karena itu, tugas orang dewasa di sekitarnya hanya perlu mendukungnya dengan cara memberi petunjuk yang jelas serta beri anak ruang untuk belajar atas kesalahan yang telah dilakukannya.

4. Berikan pujian dan motivasi kepada anak

Dengan memberikan sebuah pujian dan dorongan positif ketika anak telah berhasil dalam melakukan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukannya, baik itu dalam menyelesaikan tugas sehari-hari atau mengatasi tantangan. Hal tersebut akan berdampak untuk memperkuat motivasi bagi anak agar terus belajar dan menjadi lebih mandiri.

Dengan demikian, penanaman kemandirian pada anak usia dini merupakan proses penting dalam perkembangan individu untuk mencapai tujuan hidup yang sukses. Kemandirian melibatkan kemampuan fisik, emosi, sosial, dan ekonomi anak, serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua, lingkungan, interaksi sosial, kepercayaan diri, dan kesempatan untuk belajar. Dengan pembiasaan, contoh yang baik, memberi kesempatan anak mencoba, dan memberikan pujian dan motivasi, anak dapat mengembangkan kemandirian yang kuat dan meraih kepuasan dalam usaha yang dilakukan.

Daftar Pustaka  

Chairilsyah, D. (2019). Analisis Kemandirian Anak Usia Dini. Paud Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 88-97.

Safitri, N., Setiawati, & Aini, W. (2018). Gambaran Penanaman Kemandirianpada Anak Usia Dini Oleh Orang Tuadalam Keluarga. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (Pls), 85-90.

Sari, D. R., & Rosyidah, A. Z. (2019). Peran Orang Tua Pada Kemandirian Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan : Early Childhood, 1-11.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun