Menurut hasil survei, mayoritas korban pelecehan tidak mengenakan baju terbuka saat mengalami pelecehan seksual, melainkan memakai celana atau rok panjang (18%), hijab (17%), dan baju lengan panjang (16%). Hasil survei juga menunjukkan bahwa waktu korban mengalami pelecehan mayoritas terjadi pada siang hari (35%) dan sore hari (25%).
Berbeda dengan mitos, survei ini juga membuktikan bahwa pelecehan seksual tidak selalu dialami oleh perempuan, namun juga laki-laki. Karena itu isu mengenai pelecehan seksual di ruang publik ini tidak hanya menjadi kepedulian perempuan, tetapi juga laki-laki. Apalagi untuk orang-orang yang telah memiliki anak karena hasil survei ini menunjukkan bahwa satu dari dua korban mengalami pelecehan seksual saat masih di bawah umur. Mayoritas korban mengaku mengalami pelecehan secara verbal seperti komentar atas tubuh (60%), fisik seperti disentuh (24%) dan visual seperti main mata (15%)
Salah satu temuan penting dari survei ini yaitu soal reaksi para saksi (bystander) saat terjadi pelecehan seksual di ruang publik. Korban mengaku banyak saksi yang mengabaikan (40%) dan bahkan menyalahkan korban (8%) ketika pelecehan terjadi.Â
Namun banyak pula yang membela korban (22%) dan berusaha menenangkan korban (15%) setelah kejadian. Sebanyak 92% korban pun mengaku merasa terbantu setelah dibela.Jadi, pelecehan seksual ini murni terjadi 100% karena niat pelaku. Tidak ada korban yang "Mengundang" untuk dilecehkan. Tidak seharusnya korban pelecehan seksual disalahkan karena kejahatan yang dilakukan orang lain.
Rika Rosyianti, mengatakan bahwa sudah saatnya kita ubah pola pikir kita yang malah sering melakukan viktimisasi "Karena kalau kita tidak bertindak, pelecehan seksual ini akan terus terjadi dan menghasilkan lebih banyak korban yang bisa jadi adalah orang yang penting dalam hidup kita."Selama ini banyak anggapan yang mengatakan bahwa perempuan yang mengenakan baju terbuka akan menjadi korban pelecehan. Atau yang lebih mengenaskan lagi, adanya mitos bahwa perempuan dengan baju terbuka adalah perempuan yang merangsang pelecehan seksual.
Ternyata tidak, sebagian besar orang menggunakan fashion hanyalah sebagai formalitas dan kepentingan pekerjaan saja. Tidak ada salahnya berpakaian terbuka, hanya saja kembali kepada norma agama masing-masing mengenai tata cara busana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H