Mohon tunggu...
Dhea Maurelta
Dhea Maurelta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selamat datang di Blog saya, selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naskah Drama "Rumahku"

21 Januari 2024   22:09 Diperbarui: 21 Januari 2024   22:11 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Pinterest (pngtree.com)

Judul: "Rumahku"

Karakter:

Amanda (Ibu, usia 38 tahun)

Ryan (Anak laki-laki, usia 16 tahun)

Bella (Anak perempuan, usia 14 tahun)

David (Ayah, usia 40 tahun)

Psikolog Sekolah (Mr. Johnson)

Pendahuluan:

Drama ini dimulai dengan suasana pagi di rumah tangga Amanda dan David. Ruangan itu dipenuhi dengan ketegangan dan keheningan. Amanda duduk di sofa, menunggu anak-anaknya yang belum muncul. Dan David sudah pergi kerja tanpa menyapa semua orang yang ada di rumah.


Adegan 1: Keheningan Keluarga

(Amanda menatap ke dalam ruang tamu yang sepi)

Amanda: (dalam hati) Setiap pagi seperti ini, rasanya semakin sulit untuk menutup mata terhadap kenyataan.

(Ryan dan Bella masuk)

Ryan: (tanpa ekspresi) Pagi, Ma.

Bella: (bercanda) Pagi, ibu. Pagi, bapak! (David tidak menjawab)

Adegan 2: Pemisahan yang Tak Terhindarkan

(Ryan dan Bella berbicara di kamar Bella)

Ryan: (dengan nada frustasi) Aku muak dengan situasi ini. Bapak hanya menatap layar sepanjang waktu.

Bella: (meresapi) Dan ibu terus mencoba menyembunyikan perasaannya.

Ryan: (menghela nafas) Kita harus bicara tentang ini. Mereka tak bisa terus-terusan seperti ini.

Adegan 3: Pertemuan di Sekolah

(Mr. Johnson memanggil Ryan ke ruangannya)

Mr. Johnson: (memandang Ryan serius) Halo Ryan, bagaimana kabarmu?

Ryan: (menghela nafas) Rumahku hancur, Pak.

Mr. Johnson: (memahami) Aku tahu situasi keluargamu sedang sulit. Apakah kamu ingin berbicara tentang itu?

Ryan: Aku belum siap unyuk menceritakannya, Pak. Mungkin suat saat.

Mr. Johnson: Baiklah tak apa, semoga kamu baik-baik saja ya, Nak.

Ryan: Terimakasih ya, Pak.

Adegan 4: Mencari Jalan Keluar

(Ryan, Bella, dan Amanda duduk di ruang keluarga)

Ryan: (berbicara dengan serius) Kita harus bicara tentang bapak. Situasinya semakin buruk dari hari ke hari.

Bella: (menimpali) Dan Mama, kamu terlalu lama menyimpan semuanya sendiri, Ma.

Amanda: (meresapi) Mungkin kalian benar. Tapi Mama takut melibatkan kalian dalam masalah ini.

Ryan: (menghela nafas) Kami sudah terlibat, Ma. Bagaimana kita bisa membantu jika kalian terus menyembunyikan semuanya dari kami?

Adegan 5: Membuka Luka Lama

(David tiba-tiba muncul)

David: (dingin) Ada apa ini kalian di sini?

Ryan: (berani) Kita butuh bicara, Pa. Tentang keluarga kita yang mulai hambar.

David: (bersikap acuh) Aku tidak punya waktu untuk drama keluarga.

Amanda: (dengan tegas) Itu masalahnya, David. Kita butuh waktu untuk satu sama lain.

Adegan 6: Sesuatu yang Hilang

(Amanda, David, Ryan, dan Bella berbicara dengan terbuka)

Bella: (menangis) Aku merindukan saat-saat kita tertawa bersama.

Ryan: (marah) Dan aku bosan dengan keheningan di rumah ini Pa, Ma.

Amanda: (meneteskan air mata) Kita kehilangan jalan kita, bukan?

David: (meresapi) Mungkin kita terlalu sibuk mencari jalan hidup masing-masing.

Adegan 7: Keputusan Sulit

(Keluarga duduk bersama untuk mencari solusi)

Amanda: (mengusulkan) Bagaimana jika kita mencoba terapi keluarga?

David: (setuju) Mungkin itu bisa membantu kita memahami satu sama lain.

Ryan: (optimis) Kita bisa mencoba, tapi janji semua harus terbuka.

Bella: (mendukung) Kita pasti masih bisa menyatukan keluarga ini kok.

Adegan 8: Proses Penyembuhan 

(Sesi terapi keluarga dimulai)

Mr. Johnson: (memandang semua) Kita harus membuka diri satu sama lain. Mari kita mulai dengan berbicara tentang perasaan kita.

Amanda: (terbuka) Aku merasa kesepian dan terlupakan. Kita seperti terperangkap dalam rutinitas masing-masing.

David: (menyesali) Aku tahu aku kurang hadir. Pekerjaan membuatku kehilangan focus dan keluarga.

Ryan: (mengungkapkan) Aku merindukan waktu bersama kalian. Aku ingin keluarga ini bahagia lagi.

Bella: (dengan harapan) Kita masih punya kesempatan untuk memperbaiki semuanya.

Adegan 9: Membangun Kembali Ikatan

(Sesi terapi keluarga berlanjut selama beberapa minggu)

Mr. Johnson: (memberikan tugas) Setiap minggu, coba lakukan satu kegiatan bersama sebagai keluarga. Itu bisa menjadi langkah pertama untuk membangun kembali ikatan.

(Keluarga mulai meluangkan waktu bersama-sama, melakukan kegiatan bersama seperti bermain permainan papan, memasak bersama, dan berjalan-jalan.)

Adegan 10: Menemukan Kembali Bahagia

(Rumah tangga mulai pulih)

Amanda: (menyapa dengan senyum) Pagi, keluarga!

David: (memberi pelukan) Selamat pagi. Kita harus membuat hari ini lebih baik dari kemarin.

Ryan: (bersyukur) Aku senang melihat perubahan ini.

Bella: (menyadari) Bahagia itu datang dari usaha bersama.

Adegan 11 Penutupan Terapi

(Keluarga menghadiri sesi terapi terakhir)

Mr. Johnson: (tersenyum) Kalian telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Keluarga ini tampak lebih bahagia dan lebih terhubung dari sebelumnya. Good Job, Guys!

Amanda: (mengucapkan terima kasih) Terima kasih, Mr. Johnson. Tanpa bantuan ini, mungkin kita masih terjebak dalam keheningan rumah sendiri.

David: (mengakui) Kami masih memiliki masalah, tapi setidaknya kita terus belajar untuk menyelesaikannya bersama.

Mr. Johnson: (menyemangati) Semua keluarga memiliki masalah. Yang penting adalah bagaimana kita menanganinya bersama-sama.

Drama ini diakhiri dengan keluarga yang telah melewati proses penyembuhan dan mulai membangun kembali hubungan mereka. Meskipun masih ada tantangan di depan, mereka belajar untuk lebih terbuka, mendengarkan satu sama lain, dan bekerja bersama-sama untuk menciptakan keluarga yang lebih sehat dan bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun