Mohon tunggu...
Dhea Syifa Malika
Dhea Syifa Malika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ

Hai, perkenalkan nama saya Dhea Syifa Malika. Saat ini saya sedang menempuh studi S1 Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pemuda dan Kekerasan: Potret Kesalahan Pola Asuh Orang Tua

21 Maret 2023   13:28 Diperbarui: 21 Maret 2023   13:31 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Pendekatan terbaik yang dapat digunakan orang tua untuk mendidik anak-anaknya sekaligus menunjukkan pertanggungjawaban atas peran mereka adalah melalui pengasuhan. Pola asuh merupakan cara orang tua berinteraksi dengan anaknya. Sikap ini dapat diamati dalam beberapa cara, seperti bagaimana orang tua membuat rencana dengan anak-anak mereka, bagaimana mereka memberikan penghargaan dan hukuman, bagaimana mereka menjalankan otoritas, bagaimana mereka memperhatikan anak-anak mereka, dan bagaimana mereka bereaksi terhadap permintaan mereka. Oleh karena itu konsep pola asuh dapat didefinisikan sebagai sikap atau cara di mana orang tua berhubungan atau terlibat dengan anak-anak mereka, termasuk bagaimana mereka merawat, mengawasi, mendidik, membimbing, melatih, membantu, dan mendisiplinkan anak-anaknya.

Hurlock (1999) mengidentifikasi adanya tiga bentuk pengasuhan atau parenting yang berbeda, yaitu pengasuhan demokratis, pengasuhan otoriter, dan pengasuhan permisif. Ketiga bentuk parenting ini berdampak pada pembentukan perilaku anak.

  • Pola Pengasuhan Demokratis

Orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis akan menunjukkan sikap menghargai kebebasan anak yang tidak mutlak seraya membimbing anak dengan penuh pengertian, memberikan pembenaran yang rasional, dan tidak memihak ketika keinginan dan pendapat anak tidak sejalan. Anak-anak yang dibesarkan dengan cara ini mampu mengembangkan rasa tanggung jawab dan berperilaku sesuai dengan norma sosial.

  • Pola Pengasuhan Otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh dimana orang tua menetapkan aturan dan batasan yang mutlak harus diikuti, tanpa memberikan kesempatan anak untuk menolak dan jika anak tidak patuh akan diintimidasi dan dihukum. Pola asuh otoriter dalam istilah sekarang disebut juga sebagai strict parenting. Dengan diterapkannya pola asuh ini, anak-anak mungkin akan kehilangan kebebasan dan inisiatif yang pada akhirnya dapat membuat anak kurang percaya diri.

  • Pola Pengasuhan Permisif

Ketika orang tua menerapkan pola pengasuhan permisif, mereka akan membiarkan anak-anak melakukan apapun yang diinginkan tanpa adanya pembatasan atau kontrol sedikit pun. Akibat tidak adanya kendali tersebut, maka anak diberi kebebasan penuh. Pola asuh ini dapat menyebabkan anak berperilaku sesuka mereka tanpa harus bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan.

Berdasarkan ketiga jenis pola asuh tersebut, jelas bahwa pola pengasuhan secara demokratis menjadi tipe yang paling ideal. Hal ini karena orang tua menghargai dan memberi kebebasan kepada anak disertai dengan bimbingan dan arahan agar anak berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada. Pola asuh otoriter dan permisif sangat rentan menyebabkan anak berperilaku menyimpang. Orang tua yang terlalu mengatur atau bersikap otoriter akan membuat pemuda merasa terkekang. Akibatnya, muncul perlawanan dari diri mereka dengan mencari pelampiasan kepada hal yang negatif seperti kekerasan. Pola asuh yang bersifat terlalu membebaskan anak juga tidak baik karena dapat membentuk berperilaku anak yang sesuka hatinya, nirempati, dan tidak bertanggung jawab atas hal-hal yang dilakukannya. Pemuda yang diasuh dengan pola permisif cenderung akan melakukan kekerasan terhadap orang lain karena menganggap dirinya dapat berbuat apapun tanpa adanya pembatasan atau pelarangan dari orang tua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun