Biografi Singkat
Zygmunt Bauman merupakan sosiolog yang lahir di Polandia pada 19 November 1925. Bauman juga merupakan seorang pemikir kritis yang melewati tiga masa peradaban dunia, yakni masa Holokaus, Modernisme, dan Post modernisme. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ia adalah salah satu sosiolog Eropa yang paling berpengaruh dalam bidang sosiologi.
Pada tahun 1968, ia mendapat gelar professor sosiologi dari Universitas Warsawa Polandia dan memulai karirnya sebagai dosen disana. Akan tetapi, tak lama setelah itu, ia dipecat dari jabatannya karena diketahui menyimpan identitas ayahnya yang merupakan seorang penganut Zionisme. Akhirnya, Zygmunt Bauman bersama keluarganya meninggalkan Polandia dan pindah ke Leeds, Inggris, untuk menyelesaikan studi dan membangun karirnya kembali.
Modernitas Menurut Bauman
Bauman menganggap modernitas hanya sebagai sebuah nama, bukan realitas (kenyataan). Menurutnya, modernitas menjadikan usaha untuk mengklaim secara totalitas atas seluruh bentuk kehidupan manusia sebagai topeng. Topeng inilah yang ingin diungkapkan oleh Bauman.
Liquid Modernity (Modernitas Cair)
Masyarakat Eropa Barat yang merasa kecewa terhadap skenario modernitas lama atau "modernitas padat" melakukan redefinisi dan transisi untuk beralih ke dalam modernitas baru. Lahirnya percik pemikiran modernitas baru disebabkan oleh pandangan bahwa negara dan sistem sosial kaku yang menjadi ciri khas modernitas lama adalah akar dari penderitaan manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, Bauman mengevaluasi krisis dan protes yang menyebar di berbagai benua Eropa dan menyarankan perubahan radikal perilaku masyarakat sebagai solusinya.
Dinamika sosial dari masyarakat modern yang terlalu kaku kemudian berubah menjadi konstruksi modernitas yang memprioritaskan kebebasan. Hal inilah yang kemudian dikenal sebagai modernitas baru atau "modernitas cair".
Liquid modernity (modernitas cair) adalah istilah Bauman dalam menggambarkan kondisi dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Dalam modernitas cair, tindakan serta perubahan berjalan secara cepat sehingga masyarakat tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya. Bauman menegaskan bahwa liquid modernity memiliki gejala dimana kehidupan ditandai dengan adanya ketidakpastian permanen. Oleh karena itu, modernitas cair mendorong sekaligus memaksa masyarakat untuk beradaptasi pada sebuah percepatan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kegiatan yang akan terus berganti dengan cepat dan kondisi kehidupan sosial antar manusia yang kian berubah menjadi semakin tidak pasti. Proses perubahan yang demikian cepat membuat individu hanya menjadi sebuah "debu" di tengah lautan manusia yang tidak saling mengenal (Bauman dalam Kurniawan, 2020: 112-113).
Struktur dan Anti-struktur Masyarakat
Bauman melihat adanya dua bentuk masyarakat yang saling bertentangan dan memiliki ciri yang berbeda satu sama lain. Kedua bentuk masyarakat tersebut disebut juga sebagai struktur (masyarakat atau sosialisasi) dan antistruktur (komunitas atau sosialitas).
Karakteristik struktur:
- Masyarakatnya heterogen, berbeda-beda, tidak setara
- Terdapat klasifikasi dan diferensiasi antar masyarakat
- Kelompok masyarakat terbagi menjadi kelompok elite dan massa
Karakteristik anti-struktur:
- Masyarakatnya homogen, sama, setara
- Tidak terdapat klasifikasi dan diferensiasi antar masyarakat
- Anonim, tidak memiliki tujuan bersama
Kehidupan yang Ambivalen
Menurut Bauman, kehidupan manusia bersifat ambivalen atau tidak pasti. Karena ambivalensi dapat menempatkan sebuah objek atau peristiwa kedalam lebih dari satu kategori yang berbentuk kemungkinan-kemungkinan. Berdasarkan hal ini, Bauman bermaksud membongkar topeng kebersamaan dan keteraturan kehidupan. Dimana pada kenyataannya, tatanan kehidupan sangat beragam dan tidak mungkin ditata dengan satu moral yang membentuk keteraturan.
The Stranger (Orang Asing)
Ketika kita memahami modernitas sebagai sebuah tatanan, maka ambivalensi adalah sampah dari modernitas. Pada masyarakat modern, The Stranger atau "orang asing" inilah yang digambarkan sebagai kategori tersebut.
Kekuasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi hadir sebagai konsekuensi dari lahirnya modernitas. Menurut Bauman, teknologi menciptakan ruang-ruang bagi homo ludens (para penjudi), homo economicus (para pengusaha) dan homo sentimentalis (kaum hedonis). Dalam "modernitas cair" (liquid modernity), kita tidak lagi digerakkan oleh kebutuhan, tetapi oleh keinginan. Misalnya, kita tidak lagi mengonsumsi barang-barang primer, tetapi membeli produk fashion yang mahal untuk menunjukkan posisi sosial kita di depan orang lain.
Reproduksi Sosial dalam Iklan
Masyarakat modern menjadikan produksi dan konsumsi sebagai sarana membangun citra sosial. Iklan menjadi penentu gaya hidup dimana pakaian, hobi, bahkan bentuk fisik orang-orang dalam iklan mendorong individu untuk mengikutinya. Dalam hal ini, iklan dikatakan sebagai sarana untuk menciptakan keinginan konsumen yang menyebabkan mereka ingin mengonsumsi produk tersebut untuk membangun citra dirinya dalam masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H