Mohon tunggu...
Dhea Syifa Malika
Dhea Syifa Malika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi UNJ

Hai, perkenalkan nama saya Dhea Syifa Malika. Saat ini saya sedang menempuh studi S1 Pendidikan Sosiologi di Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran George Herbert Mead: Interaksionisme Simbolik

11 Oktober 2022   21:18 Diperbarui: 11 Oktober 2022   21:27 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapakah George Herbert Mead?

George Herbert Mead merupakan salah satu tokoh sosiologi yang lahir di South Hatley, Massachusset. Ia terkenal akan kontribusinya mengenai teori interaksionisme simbolik. Bahkan dapat dikatakan bahwa ia adalah ahli utama dari teori ini. Dalam perkembangannya, teori interaksionisme simbolik sendiri sering disebut sebagai mahzab Chicago. Salah satu karya Mead yang paling mahsyur berjudul "Mind, Self, and Society" yang diterbitkan pada tahun 1934 memuat sumbangsih besar pemikiran Mead. Akan tetapi, buku tersebut tidak ditulis oleh Mead sendiri. Melainkan merupakan kumpulan atau kompilasi dari catatan mahasiswa-mahasiswanya selama kuliah. Mead menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1931 akibat sakit gagal jantung yang dideritanya.

Prinsip Dasar Pemikiran Interaksionisme Simbolik 

1. Manusia berbeda dengan hewan, karena manusia dianugerahi Tuhan dengan kemampuan berpikir. Manusia juga mampu untuk mengembangkan pengetahuannya.

2. Kemampuan berpikir manusia dibentuk oleh interaksi sosial. Semakin sering seorang individu berinteraksi, maka ia akan memiliki kemampuan berpikir yang baik dan berkembang

3. Dalam melakukan interaksi sosial, manusia menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menginterpretasi atau memaknai simbol di sekitarnya. 

4. Dengan adanya makna dan simbol, manusia dapat melanjutkan tindakan khusus yang sudah dipertimbangkan eksekusinya 

5. Manusia mampu mengubah makna dari simbol yang digunakan dalam bertindak dan berinteraksi sesuai dengan penafsirannya atas situasi tertentu.

6. Manusia dapat memodifikasi simbol berdasarkan kemampuan berinteraksinya dengan situasi dan kondisi. 

7. Kelompok dan masyarakat terbentuk atas dasar pola tindakan dan interaksi yang saling berkaitan.

Akar Teori Interaksionisme Simbolik: Filsafat Pragmatisme dan Behaviorisme Psikologis

Teori interaksionisme tak dapat terlepas dari filsafat pragmatisme dan behaviorisme psikologis sebagai akar pemikirannya. Hal ini karena tokoh utama yang merintis teori ini, yaitu Mead adalah seseorang yang berlatar belakang psikologi.  

Asumsi aliran pragmatisme:

1. Kenyataan diciptakan secara aktif dengan tindakan dalam dunia realita. Dalam filsafat pragmatisme, realitas bukanlah terjadi dalam bentuk alam pikiran. Akan tetapi, terwujud dalam tindakan yang bisa diamati dan dilihat di dunia nyata manusia.

2. Ingatan dan pengetahuan didasarkan pada dunia realita yang telah terbukti bermanfaat dan memberikan kesan baik bagi manusia

3. Manusia mendefinisikan objek sosial menurut fungsinya. 

4. Pemahaman atas individu didasarkan pada perilakunya dalam kenyataan. Semakin kita mengalami suatu peristiwa empirisme (pengalaman yang nyata), maka akan semakin terus menguat dalam pikiran kita.

Asumsi aliran behaviorisme: 

1. Perilaku manusia itu berbeda dengan perilaku hewan.   

2. Mental mendasari tindakan manusia.

3. Manusia merupakan aktor yang kreatif sehingga membutuhkan pengetahuan yang terus berkembang. 

Pemikiran Herbert Mead tentang Interaksionisme Simbolik

Mead menganggap bahwa komunikasi manusia berlangsung melalui pertukaran simbol dan pemaknaan simbol tersebut. Jadi, simbol adalah ide dasar dari pemikirannya. Simbol menjadi konsep mulia yang membedakan manusia dengan binatang. Menurut Mead, yang membedakan manusia dengan binatang adalah karena manusia memiliki kontruksi simbol yang mempunyai makna untuk diinterpretasikan.

 Simbol muncul akibat kebutuhan individu untuk berinteraksi dengan orang lain. Misalnya simbol warna lampu merah, hijau, dan kuning pada lampu lalu lintas ada karena polisi tidak mungkin siaga 24 jam dalam mengatur lalu lintas. Dalam "Mind, Self, and Society", Mead berpendapat bahwa dalam proses interaksi pasti ada tindakan dan perbuatan yang diawali dengan pemikiran. Oleh karena itu, dalam bukunya tersebut ia menyebutkan bahwa bukan pikiranlah yang pertama kali muncul, melainkan masyarakat.  

Tahapan Proses Terbentuknya Tindakan 

 Dapat dianalogikan secara sederhana seperti berikut.

- Impuls: Setiap tindakan manusia itu adanya rangsangan atau dorongan. Dapat diumpamakan misalnya ketika kita lapar maka ingin makan.

- Persepsi: selanjutnya, kira-kira kalau lapar enaknya makan apa? 

- Manipulasi: kira-kira kalau misalnya makan cilok kenyang dan sehat ga ya? 

- Konsumsi: Setelah menentukan mau makan apa, baru melakukan konsumsi (tindakan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun