Misalnya seseorang yang merantau ke daerah lain tentu awalnya merasa asing atau tidak biasa dengan tradisi di tempat barunya yang berbeda dari tempat asalnya. Ketika ia beradaptasi maka ia menyesuaikan diri dengan ruang. Seperti kata pepatah, "dimana langit dijunjung, disitu bumi dipijak."
Sementara itu, konsep waktu disini berkaitan dengan periodisasi jaman, misalnya ketika di tahun 80-an belum ada handphone. Namun setelah adanya handphone, generasi 80-an akan berusaha menyesuaikan diri dengan itu. Dengan kata lain, mereka menyesuaikan kemampuannya beradaptasi dengan waktu. Karena menurut Simmel, individu harus mampu memahami dan beradaptasi dengan ruang dan waktu dimana ia hidup.
Simmel juga merumuskan tentang konsep masyarakat. Menurutnya, masyarakat merupakan bagian yang melekat dalam asosiasi. Aspek ruang dan waktu bersifat konstitutif menjadi fondasi dasar bagi masyarakat. Di dalam ruang terjadi pengumpulan pengalaman (tindakan kumulatif).Â
Maksdusnya ialah individu mampu menentukan mana yang perlu dan tidak perlu dilakukannya. Pengalaman juga penting dalam melakukan tindakan dalam ruang dan waktu. Pengalaman dalam hal ini merupakan media eksternal yaitu akan menjadi pertimbangan individu dalam berinteraksi.
5 aspek ruang menurut Simmel:
- Setiap ruang bersifat unik dan memiliki ciri khasnya tersendiri. Hal ini karena masing-masing proses asosiasi dan produksi ruang sosialnya berbeda.
- Menghasilkan unit dan pembagian dalam ruang. Dengan kata lain, ruang mempunyai batasan. Contoh sederhananya begini, ketika di kelas ada dosen yang menjelaskan tentang suatu materi, ada 40 mahasiswa di dalamnya. Nah ruang kelas dimana berlangsungnya kegiatan pembelajaran tersebut merupakan ruang sosial. Namun misalnya ditengah penjelasan dosen tentang materi, ada beberapa mahasiswa yang membicarakan hal lain. Hal ini berarti di dalam ruang sosial tersebut sudah terpecah, tidak serta merta hanya ada satu ruang sosial. Namun dapat terbagi-bagi lagi menjadi beberapa ruang sosial tergantung keinginan actor di dalamnya.
- Adanya aturan, tujuan, hal yang ingin dibangun.
- Tiap actor memiliki kedekatan dan jarak dalam ruang sosialnya
- Setiap ruang mempunyai situasi yang dinamis selalu berubah atau tidak stagnan. Hal ini terjadi seiring dengan ciri khas dari actor yang membangunnya.
Uang sebagai alat dan tujuan sosial
Uang merupakan bagian yang sangat melekat dari relasi dan interaksi dalam masyarakat. Simmel memandang uang sebagai bagian yang mengikat masyarakat untuk membangun relasinya, walaupun ada beberapa pertentangan terkait hal ini.
 Mereka yang menentang pemikiran Simmel menanggap bahwa tidak semua pola relasi individu selalu dibangun dengan uang, adapula hubungan-hubungan yang dibangun atas sesuatu yang bersifat nonmateri. Selain itu, Simmel juga meyatakan bahwa uang mampu menyatukan jarak dengan keinginan seseorang.Â
Dengan adanya uang, keinginan kita bisa dekat. Dalam hal ini berarti uang berperan dalam enciptakan relasi kepemilikan terhadap objek. Dengan uang, setiap individu akan disatukan dengan objek keinginannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H