Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembali ke Buku Catatan, Mengapa Menulis Tangan Lebih Berdampak bagi Otak?

13 Desember 2024   08:38 Diperbarui: 13 Desember 2024   08:38 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis dengan tangan. (Sumber: freepik.com/Kawat)

Dalam era serba digital, kebiasaan mencatat dengan buku tulis perlahan tergeser oleh gadget. 

Prof. Stella Christie yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, beliau kerap menekankan pentingnya menulis tangan dan sering terlihat dalam beberapa pertemuan beliau selalu membawa buku catatan kecil di tangannya.

Menurut Prof. Stella Christie, menulis langsung di buku catatan memiliki dampak signifikan terhadap kinerja otak, terutama dalam proses memahami dan mengingat informasi.

Prof. Christie menjelaskan bahwa saat kita menulis dengan tangan, otak terlibat lebih aktif dibandingkan ketika mengetik di gadget. Proses ini melibatkan upaya merangkum, memilah, dan menyusun ide-ide menjadi kalimat yang singkat namun padat. Aktivitas ini bukan sekadar memindahkan informasi, melainkan melibatkan elaborasi mendalam yang memperkuat pemahaman. 

Pendapat ini sejalan dengan berbagai penelitian yang mengungkap keunggulan menulis tangan dibandingkan mengetik. Sebagai Wakil Menteri Prof. Christie aktif mendorong inovasi dalam pendidikan, termasuk menghidupkan kembali kebiasaan menulis tangan sebagai bagian dari proses belajar yang efektif. Dengan latar belakang akademis yang kuat, beliau percaya bahwa teknologi harus digunakan secara bijak tanpa meninggalkan metode tradisional yang terbukti efektif, seperti menulis tangan.

Menulis Tangan dan Aktivitas Otak

Sebuah studi dari Psychological Science yang dilakukan oleh Mueller dan Oppenheimer (2014) membuktikan bahwa mahasiswa yang mencatat dengan tangan menunjukkan pemahaman dan retensi materi lebih baik daripada mereka yang mencatat dengan laptop. 

Alasannya sederhana: ketika menulis tangan, kita cenderung tidak mencatat secara verbatim (kata per kata), melainkan meringkas informasi penting. 

Proses ini memaksa otak untuk berpikir kritis dan aktif, sehingga materi lebih mudah dipahami dan diingat. Penelitian lain dari Universitas Stavanger, Norwegia, yang dipublikasikan dalam Advances in Haptics juga mendukung temuan ini. 

Aktivitas menulis tangan melibatkan koordinasi kompleks antara otak, mata, dan tangan. Aktivitas motorik ini membantu otak memproses informasi dengan lebih mendalam dan menciptakan koneksi memori yang lebih kuat dibandingkan mengetik.

Mengapa Gadget Kurang Efektif?

Meskipun mengetik di gadget terasa lebih cepat dan efisien, aktivitas ini cenderung membuat kita pasif. Ketika mengetik, terutama dalam jumlah besar, kita cenderung merekam semua informasi tanpa memilah mana yang penting. 

Proses ini disebut shallow encoding, atau pengkodean dangkal, di mana otak tidak benar-benar memproses informasi secara mendalam. Selain itu, gadget sering kali menjadi distraksi. Notifikasi dari media sosial, pesan, atau aplikasi lain dapat memecah fokus. 

Akibatnya, kita tidak benar-benar menyerap apa yang kita catat. Hal ini membuat menulis di buku catatan lebih unggul dalam membantu kita berkonsentrasi penuh pada materi.

Manfaat Menulis Tangan: Lebih dari Sekadar Mencatat

Menulis tangan memberikan banyak manfaat, antara lain:

1. Meningkatkan Pemahaman dan Retensi: Menulis tangan memaksa otak untuk menganalisis informasi sebelum dituangkan dalam bentuk tulisan.

2. Membangun Fokus dan Konsentrasi: Tanpa distraksi gadget, menulis tangan membantu kita lebih fokus pada materi yang dipelajari.

3. Merangsang Kreativitas: Proses manual ini membuka ruang bagi ide-ide kreatif karena kita lebih terhubung secara fisik dengan apa yang ditulis.

4. Mengasah Keterampilan Motorik: Menulis tangan melibatkan gerakan yang merangsang koordinasi antara tangan dan otak.

Menghidupkan Kembali Kebiasaan Menulis di Buku Catatan

Jika kamu ingin mulai membiasakan menulis tangan kembali, berikut beberapa tips sederhana:

1. Gunakan Buku Catatan yang Menarik: Pilih buku dengan desain yang Anda sukai untuk menambah motivasi.

2. Tentukan Waktu Khusus: Sediakan waktu 10-15 menit sehari untuk menulis jurnal, ide, atau rangkuman bacaan.

3. Tulis dengan Santai: Jangan merasa terbebani dengan hasil tulisan; fokuslah pada proses berpikir dan menulis.

4. Nikmati Prosesnya: Rasakan bagaimana menulis tangan membantu Anda lebih fokus dan kreatif.

Menulis Tangan: Investasi untuk Masa Depan Otak

Di tengah derasnya arus digitalisasi, memilih kembali menulis tangan bukan berarti menolak teknologi. Ini adalah langkah bijak untuk memaksimalkan potensi otak. Dengan menulis di buku catatan, kita tidak hanya belajar mencatat informasi, tetapi juga melatih kemampuan berpikir kritis, memahami, dan mengingat lebih baik.

Prof. Stella Christie telah memberi contoh dan penjelasan ilmiah akan manfaat ini. Maka, tidak ada salahnya kita mulai menghidupkan kembali kebiasaan menulis tangan. 

Ambil buku catatan, rangkai ide-ide kamu, dan rasakan manfaatnya bagi kinerja otak. Karena terkadang, cara lama justru memberikan hasil yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun