Mohon tunggu...
Choirunnisa
Choirunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - mengurus rumah tangga

Thinking extrovert

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menyulap Sampah Jadi Energi, Mengenal Refused Derived Fuel (RDF)

12 Desember 2024   07:05 Diperbarui: 12 Desember 2024   07:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi alur pembuatan RDF. Foto: rekart.co.in

4. Pemadatan: Sampah yang sudah dicacah dipadatkan menjadi bentuk pelet atau briket agar lebih mudah disimpan dan digunakan sebagai bahan bakar.

Menurut laporan Waste-to-Energy International (2020), RDF yang dihasilkan dari proses ini memiliki nilai kalor antara 15 hingga 25 MJ/kg, tergantung pada jenis sampah yang digunakan. 

Nilai ini cukup kompetitif dibandingkan dengan batubara yang memiliki nilai kalor rata-rata 25 MJ/kg.

Manfaat Penggunaan RDF

Penggunaan RDF menawarkan berbagai manfaat dari segi lingkungan, ekonomi, dan energi:

1. Mengurangi Volume Sampah: Dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan bakar, volume sampah yang berakhir di TPA dapat dikurangi secara signifikan.

2. Energi Alternatif Ramah Lingkungan: Dibandingkan batubara, RDF menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah. RDF juga membantu industri mengurangi jejak karbon mereka.

3. Efisiensi Ekonomi: Produksi RDF dapat menghemat biaya energi, terutama bagi industri yang bergantung pada batubara atau minyak bumi. Selain itu, industri pengolahan sampah RDF membuka lapangan pekerjaan baru.

4. Mengurangi Ketergantungan pada Energi Fosil: RDF menjadi solusi untuk transisi energi dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan.

Tantangan dalam Implementasi RDF

Meski memiliki banyak manfaat, implementasi RDF di Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan:

1. Kualitas Sampah: Tingginya tingkat sampah campuran membuat proses pemilahan menjadi lebih sulit dan memakan biaya.

2. Infrastruktur Terbatas: Produksi RDF membutuhkan teknologi dan fasilitas pengolahan sampah yang belum merata di semua daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun