2. Menerapkan kebijakan fleksibel:Â Memperkenalkan kebijakan kerja yang fleksibel, seperti jam kerja yang dapat disesuaikan atau opsi kerja dari rumah, dapat membantu karyawan merasa lebih nyaman dalam mengatur waktu mereka.
3. Menghargai pekerjaan yang selesai dengan baik: Alih-alih mengapresiasi lembur sebagai prestasi, perusahaan harus memberikan penghargaan untuk pencapaian yang dihasilkan dalam jam kerja yang wajar. Ini dapat mendorong karyawan untuk lebih efisien dan produktif dalam waktu yang lebih terbatas.
4. Mendorong kegiatan sosial dan rekreasi: Mengadakan kegiatan sosial yang melibatkan seluruh tim dapat membantu menciptakan ikatan antar karyawan dan mengurangi stres, tanpa perlu bergantung pada lembur.
Budaya lembur sering kali dianggap sebagai tanda dedikasi dan kerja keras. Namun, kita harus menyadari bahwa persepsi ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan merugikan.Â
Dengan mengubah cara kita melihat lembur dan mendorong budaya kerja yang lebih seimbang, perusahaan tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan karyawan, tetapi juga produktivitas jangka panjang.Â
Selain itu, dengan mengurangi lembur, perusahaan dapat menekan biaya operasional dan dampak lingkungan, sekaligus menciptakan suasana kerja yang lebih positif.Â
Pada akhirnya, menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung keseimbangan antara kerja dan kehidupan pribadi adalah langkah penting menuju kesuksesan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H